Kejujuran

398 97 249
                                    

Toilet laki-laki itu tampaknya sepi. Mengingat banyaknya siswa yang pergi ke kantin untuk mengisi perut kosongnya atau pergi ke perpustakaan untuk membaca buku dan hanya sekedar berkeliling.

Terlihat pemuda berperawakan tinggi sedang mencuci tangannya. Yang pasti dia tidak sendirian disana. Nyatanya pemuda yang seumuran dengannya juga sedang berdiri di sebelahnya untuk melakukan hal yang sama.

Tidak ada yang membuka suara sama sekali. Keduanya fokus dengan hal yang di lakukan nya. Yang ada hanyalah suara air mengalir dari kran yang terbuka.

Selang beberapa detik, salah satu dari keduanya mulai mengeluarkan suara untuk memecah keheningan.

"Lo suka sama Keyra?" ucap pemuda yang berdiri di sebelahnya. Sedangkan yang merasa di ajak bicara hanya diam tak menyahut.

"Gue denger-denger lo deket sama Keyra," timpalnya lagi sambil memandang sang lawan bicaranya.

"Lo suka sama dia?" tanyanya setelah mengambil tissue di sebelahnya.

"Gue suka dia dari dulu," ucapnya yang masih memandangi cowok bertubuh tinggi di sebelahnya

"Apa hubungannya sama gue?" tanyanya yang tak mau basa basi terlalu lama.

"Jauhi Keyra," ucapnya dengan nada mengancam.

"Sayangnya dia suka sama gue." Ucapnya dengan tenang, lalu berjalan keluar dari toilet tersebut.

Sial

Umpatnya setelah tidak puas dengan jawaban lawan bicaranya.

****

Suasana sekolah mulai sepi setelah terdengar bel pulang lima belas menit yang lalu. Mungkin hanya beberapa yang terisa. Seperti Keyra yang tidak segera pulang, ia pergi ke perpustakaan dahulu untuk meminjam buku paket Fisika.

Ia ingin mempelajari materi untuk besok dan juga mencoba mengerjakan beberapa soal. Di tambah fisika juga ada pr minggu lalu, dan materinya pun ada di buku paket tersebut.

Keyra berjalan mengitari rak buku. Setelah sampai di deretan buku paket Fisika kelas XI, ia langsung mengambil satu. Lalu ia membuka halaman materinya dan menandainya dengan pembatas buku berbentuk bunga.

Sesaat sebelum melangkah, ia melihat Vano yang berjalan ke arahnya. Keyra menoleh ke kanan dan kiri. Siapa tahu Vano ingin menghampiri seseorang yang berada di sekitarnya. Tetapi ternyata tidak ada siapa-siapa selain dirinya dan juga penjaga perpustakaan.

Keyra kembali memusatkan perhatiannya ke buku paket yang di bawanya sambil menggembungkan pipinya.

"Kok Vano belum pulang?" tanya Keyra setelah Vano berhenti tepat di depannya.

"Pinjem buku." Jawabnya lalu berjalan melewatinya begitu saja.

Keyra berbalik. "Vano," panggilnya setelah pemuda itu berdiri tepat di hadapan rentetan buku paket Fisika.

Keyra segera berjalan menghampirinya. Ia mulai mengeluarkan ide cemerlangnya.

"Vano mau pinjem buku paket Fisika kan?" sedangkan Vano hanya diam.

"Pasti buat belajar materi besok dan sekalian ngerjain pr. Atau buat belajar aja?" tanya Keyra yang masih tidak di tanggapi oleh Vano.

"Belajar bareng aja gimana? Keyra juga belum selesai pr nya, masih stuck di nomor 3," jelasnya dengan panjang lebar. Ia sangat berharap idenya berhasil kali ini.

Vano bisa melihat dengan jelas kalau saat ini gadis itu sebenarnya memohon kepada dirinya untuk mengiyakan ajakannya. Seketika ia memasukkan kembali buku paket Fisikanya, padahal buku itu sudah ia tarik dari tempatnya.

Forever You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang