Kejadian langka

552 194 165
                                    

Suasana kantin perlahan mulai penuh. Jujur Keyra sangat senang sekali Vano mengajaknya ke kantin. Tapi di sisi lain ia juga penasaran akan hubungan Vano dan Cika yang sebenarnya.

Keyra ingin menanyakan hal ini pada Vano. Tapi ia tak punya keberanian. Keyra hanya mengaduk-aduk jus alpukat yang barusan ia pesan. Sedangkan Vano menyantap pasta dan milkshake nya.

Keyra hanya menatap Vano dengan senyum yang terus mengembang. Toh Vano juga tidak peduli mau Keyra menatapnya atau tidak.

Dari meja seberang tampak Oliv dan lainnya yang sedari tadi memperhatikan dua sejoli itu. Bukan hanya teman sekelasnya, tetapi semua yang ada di kantin juga tampak memperhatikan mereka. Bukan hanya memperhatikan saja sih, ada juga yang berbisik-bisik

"Eh itu beneran mereka kan?" tanya Lala sambil menunjuk dua orang yang duduk di sudut kantin.

Oliv meletakkan garpu dan sendoknya. "Ya kali hantu penunggu sekolah kita,"

"Mereka kok bisa barengan gitu? Jangan-jangan Vano di pelet Keyra," sahut Revan sambil menutup mulutnya tak percaya.

"Heh enak aja lo bilang Keyra pake pelet. Cantiknya Keyra itu alami dari lahir. Yang ada malah kaum Adam yang ngejar-ngejar," timpal Oliv.

"Udah jangan bertengkar dong. Pusing denger kalian bertengkar ngga jelas gini," lerai Dio sambil memberi tanda silang dengan kedua tangannya.

"Bener tuhh. Mending liat si cabe noh mau berulah dia." Tunjuk Aldi pada cewek berambut pendek dan juga kedua anak buahnya yang berjalan dengan membawa jusnya menuju meja dua sejoli itu. Semua mengikuti arah pandang Aldi.

"Mau ngapain coba mereka?"

Byuuuuur

Kedua jus yang saat ini di bawa oleh Cika ia siramkan tepat di rambut dan seragam Keyra. Sontak membuat Keyra terlonjak kaget dan langsung berdiri dari duduknya. Begitupun Vano yang selera makannya sudah hilang.

"CIKA!" bentak Vano yang membuat seisi kantin berfokus pada mereka.

Keyra langsung angkat bicara dengan emosi yang menggebu-gebu. "APA APAAN SIHH KURANG KERJAAN BANGET!"

Cika menyilangkan tangannya di depan dada, ia berjalan mendekati Keyra. "IYA GUE EMANG KURANG KERJAAN! TAPI MULAI SAAT INI KEKNYA GUE UDAH PUNYA KERJAAN DEH, YAITU LO," jawab Cika sambil mendorong Keyra dengan jari telunjuk nya, sontak membuat Keyra terhuyung ke belakang.

Keyra melihat sekelilingnya, seisi kantin menyaksikan kejadian ini.

Lalu di mana Vano? Kenapa Vano tidak ada.

Kenapa ia malah meninggalkan Keyra di saat seperti ini.

Apalagi saat ini seragam dan juga rambutnya basah. Keyra menghela napas kasar.

"DENGER YA CIKA, AKU GA PUNYA MASALAH APA-APA SAMA KAMU! JADI TOLONG JANGAN CARI GARA-GARA!" Cika hanya memutar bola matanya malas.

"OWH AKU TAU. MENTANG-MENTANG KAMU DEKET SAMA VANO, JADI KAMU NGLAKUIN INI. APA DENGAN CARA INI VANO BISA SUKA SAMA KAMU?!" jelas Keyra dengan emosinya.

"APA LO BILANG?!" ia mengangkat tangannya yang siap untuk menampar Keyra.

Tetapi sebuah tangan menahannya dan menepisnya dengan kasar. Cika memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit. Sangat sakit.

"DENGER YA CIKA! BERHENTI BUAT NGEJAR GUE! GA USAH SOK PERHATIAN, GUE GA SUKA SEDIKITPUN SAMA LO! BOKAP LO EMANG PARTNER PERUSAHAAN BOKAP GUE, BOKAP KITA EMANG DEKET, ITUPUN MASALAH PERUSAHAAN! TAPI BUKAN BERARTI KITA JUGA DEKET! APALAGI DENGAN KELAKUAN LO YANG KAYAK GINI, CHILDISH TAU GA! JANGAN NYAKITIN ORANG YANG GA BERSALAH DAN GATAU APA-APA!" Cika hanya menatap tajam Vano.

Forever You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang