Olimpiade

709 212 56
                                    

Keyra masuk kelas tidak seperti biasanya. Ia masih kepikiran dengan kejadian barusan. Keyra berfikir Apa salah jika ia menganggap Alfan sebagai sahabatnya? Keyra berusaha untuk menepis semuanya. Keputusan nya sudah bulat sejak saat itu. Tak lama kemudian Oliv masuk dan duduk di samping nya seperti biasa.

"Pagi-pagi gini wajah kok ditekuk gitu. Kenapa lo?" tanya Oliv sambil menangkupkan kedua tangannya di wajah Keyra.

"Ish apaan sih. Ngga kok," Keyra menurunkan tangan Oliv.

"Beneran nihh ngga apa-apa?," tanya Oliv seperti menyelidik.

"Ngga, beneran dehh." Oliv hanya mengangguk-angguk.

Keyra yang tak mau berdebat dengan Oliv akhirnya beranjak berdiri dan menuju bangku Vano. Aldi dan Revan yang merasa kedatangan tamu di bangku nya hanya bisa tersenyum layaknya kasir di Alfamart.

"Pagi Vano." Vano yang menyadari kehadiran Keyra hanya menghela napas.

Sementara Aldi berusaha untuk mencarikan suasana yang sepertinya mencekam

"Pagi Keyra yang cantik," sahut Aldi dengan senyum yang merekah.

"Nyambar aja lo Al, yang di sapa Vano lo yang jawab," protes Revan.

"Elahh, dari pada ngga di jawab. Mendingan gue jawab aja. Yoi ngga Key?" ucap Aldi sambil menaikkan sebelah alisnya.

Sdangkan Keyra hanya memutar bola matanya malas mendengar celotehan teman-temannya yang agak gesrek semua otaknya.

"Udah basa-basi nya?" tanya Vano dengan mengeluarkan aura dinginnya.

"Lagian, ada orang ngucapin selamat pagi, diem-diem bae. Yoi ngga Re?" sindir Aldi yang tak mempan sama sekali bagi pangeran es itu.

"Ho oh. Sabar ya Key. Lo harus kuat ngadepin cowok kayak dia." Tutur Revan.

Keyra hanya tersenyum, tidak dengan Vano yang menampilkan wajah datarnya. Seisi kelas hanya menatap mereka dengan menggelengkan kepalanya.

****

Setelah istirahat pertama, Keyra kembali duduk di bangkunya, raut wajahnya cemberut. Ia merasa kesulitan mendekati Vano. Apa begini, susahnya menyukai orang?

Maklum saja, Keyra belum pernah menyukai seseorang, yang ada malah Keyra yang di kejar-kejar . Tapi Keyra tolak semua. Termasuk pemuda yang bertemu dengan nya pagi tadi di lorong.

"Kenapa sih lo? Cemberut mulu," tanya Oliv yang baru datang dari toilet dan langsung duduk disebelah Keyra.

Keyra menoleh ke Oliv. "Aku bingung deh, hati Vano itu terbuat dari es ya Liv? Susah banget di luluhin," cerita Keyra.

"Lo tanya gue? Terus gue tanya siapa Key?" Oliv menunjuk dirinya sendiri dengan wajah kebingungan.

"Ihh ngga seru ah kamu." Pekik Keyra semakin kesal.

Oliv hanya tertawa puas melihat wajah kesal Keyra. Oliv menepuk bahu Keyra

"Vano itu anaknya kayak super dingin dan pastinya unconcerned deh," jelas Oliv.

"Masa sih?" tanya Keyra tidak percaya.

"Biasanya gitu sihh yang sering gue baca di wattpad." Jawab Oliv dengan santai nya. Keyra menghela napas kasar, merasakan otaknya yang kini bertambah panas.

"Key." Panggilan dari seorang cowok menyadarkan kedua gadis itu.

Degh...

Keyra dan Oliv yang menyadari kehadiran Alfan hanya melongo tak percaya.

Forever You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang