Tidak terasa, ujian semester berjalan dengan begitu cepat. Tinggal tersisa hari untuk penerimaan rapor saja.
Semua siswa SMA Garuda juga tampak lega karena telah melewati ujian semester ini.
Apalagi setelah adanya jadwal ujian semester, Keyra dan Dio mengadakan belajar bersama di rumah secara bergantian.
Masa-masa SMA memang indah. Apalagi Keyra yang tidak ingin menyiakan-nyiakan kesempatannya di SMA Garuda ini.
Seperti saat ini, Keyra dan teman-temannya kini tengah berada di perpustakaan. Itupun Keyra yang memaksa mereka ke perpustakaan.
Jika bukan Keyra, mereka pasti sudah berada di kantin sejak bel istirahat.
Mereka duduk di tepi jendela dengan meja bundar di tengah-tengahnya.
Memang sudah di siapkan bagi yang ingin belajar bersama atau berdiskusi. Berbeda dengan bangku-bangku yang lain.
Dari jendela inilah semua bisa melihat pemandangan taman di tepi lapangan basket dan juga banyaknya siswa yang sedang melihat pertandingan basket atau hanya sekedar berjalan saja.
Di tambah hembusan angin yang memberi kesan sejuk dan harmonis.
"Bentar lagi penerimaan rapor nih," ucap Lala sambil membolak-balikkan halaman novel yang di bacanya.
"Jadi penasaran siapa yang bakal jadi peringkat pertama di kelas kita," timpal Dio lalu merangkul Vano yang duduk di sebelahnya.
"Apalagi dua anak terpintar ada di kelas kita," tambah Revan yang berdiri di dekat jendela.
"Menurut lo siapa Key?" tanya Oliv yang memainkan ponselnya.
"Ehmm Vano maybe," jawab Keyra sambil tersenyum menatap pemuda itu.
"Tau darimana lo kalo Vano?" tanya Aldi yang juga berdiri di sebelah Revan.
Keyra menutup buku yang di bacanya, "Vano yang bilang sendiri." Jawab Keyra.
"Gue punya ide nih," ucap Oliv dengan semangat.
"Apa?" tanya Sindy yang juga langsung menutup novel yang di bacanya.
"Kalo yang peringkat satu Vano, Keyra harus nurutin permintaan Vano. Dan sebaliknya. Gimana?" tantang Oliv dengan tersenyum lebar.
"Tapi kalo kalian ngga mau, kita aja yang kasih permintaan. Gimana?," tambah Oliv dengan melipat tangannya di depan dada.
Dio berdiri dari duduknya, "Gue setuju sama ide lo," ucapnya.
"Boleh, kayaknya seru deh." Tambah Lala.
Sedangkan yang lain hanya menganggukkan kepalanya setuju dengan ide Oliv.
Berbeda dengan Vano dan Keyra yang masih tak percaya dengan ide yang di lontarkan oleh Oliv.
Dalam hati, Keyra sangat takut dan merasa gelisah dengan ide sahabatnya itu.
"Lo berdua gimana?" tanya Oliv terhadap keduanya.
"Oke." Jawab Vano dengan mudah lalu bangkit dari duduknya menuju rak buku.
Oliv menoleh ke Keyra, "Kalo Vano oke berarti lo juga oke kan?" tanya Oliv sambil tersenyum lebar.
Sedangkan Keyra hanya bisa pasrah.
"Yang nentuin permintaan siapa nih? Kita atau kalian sendiri?" tanya Aldi yang mulai tertarik.
"Di tanya tuh Van," ucap Revan kepada Vano yang sudah kembali duduk.
Sejenak Vano menatap Keyra, berusaha membaca pikiran Keyra. Tapi ia tidak menemukan apa-apa. Yang ada hanyalah wajah memohon Keyra dan rasa takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever You [On Going]
Novela Juvenil"Ja-jangan deket-deket," protes Keyra. "Kenapa?" Vano semakin gencar berjalan mendekat ke arahnya. Keyra terus berjalan mundur sampai ia bersender di papan mading pengumuman. Ini adalah kedua kalinya Vano seperti ini. "Lo cantik." ...