Pingsan

631 207 105
                                    

"Lima belas menit untuk ganti." Begitulah suruh guru olahraga sebelum beranjak meninggalkan kelas XI MIA 1.

Sepeninggal guru olahraga nya itu, seluruh siswa mulai berhamburan keluar kelas menuju toilet masing-masing.

"Key," panggil Oliv ketika menuju lapangan.

"Iya?"

"Lo lombanya kapan?"

"Ehmm 3 minggu lagi, kenapa emang?" tanya Keyra penasaran.

"Gapapa sihh, gue cuma pengen ajak lo jalan-jalan aja gitu sebelum lo berangkat,"

"Okeee atur jadwalnya."

Obrolan mereka terpotong karena Pak Sandi mulai menyuruh mereka untuk memulai pemanasan terlebih dahulu.

Sepuluh menit berlalu, Pak Sandi memberikan materi tentang bola basket. Materi kali ini di lakukan berpasangan.

"Tolong dua anak mengambil bola basket di ruang perlengkapan." Perintah Pak Sandi seperti biasa.

Keyra yang mendengar hal itu langsung angkat tangan. Padahal selama ini ia tidak pernah mengambil bola, ya karena mungkin karena malas juga.

Tapi kali ini ia tampak bersemangat. Ia berharap Vano yang akan menemani nya menuju ruang perlengkapan.

"Keyra sendiri? Yang laki-laki tolong di bantu."

"Van, bantu tuh Keyra," celetuk Aldi kepada Vano. Vano yang di ajak bicara hanya menaikkan alisnya.

"Iya tuh, diem-diem bae patung," sindir Oliv pada Vano.

"Di sindir tuhh Van," sahut Dio.

"Yang lain kan ada." Jawab Vano dengan asal.

"Lohh tidak dengar bapak tadi bilang apa!" nada Pak Sandi mulai meninggi.

"Vano pak." Jawab Dio seadanya.

Aldi dan Revan langsung mendorong Vano untuk berlari menyusul Keyra.

****

Ruangan ini sangat bersih dan tertata rapi sekali. Ya ini adalah ruang perlengkapan untuk meletakkan perkakas sekolah dan juga peralatan olahraga.

Keyra berjongkok dan mulai mengeluarkan segerombol bola dari almari.

"Sini," pinta Vano sambil menyodorkan tangannya ke Keyra.

"Hah," jawab Keyra yang masih bingung

"Bolanya."

Keyra mengira Vano akan membantunya berdiri. Ternyata ingin mengambil segerombol bola dari tangannya.

"Ehm kita bawanya bagi dua aja." Protes Keyra yang hanya di balas anggukan oleh Vano.

Setelah itu, mereka berjalan menuju lapangan membagi bola dan mulai bermain sesuai instruksi Pak Sandi.

"Berat ngga Key? Gue liat kek berat banget gitu. Lagian ngga biasanya lo ambil bola," tanya Lala penasaran

"Lumayan berat sih. Ya gapapa itung-itung aku kan ngga pernah ambil bola. Lagian kan ada Vano yang mau bantuin." Jawab Keyra jujur sambil tersenyum riang. Membuat siapapun kaum Adam terhipnotis.

Vano yang mendengarnya hanya bergidik ngeri.

Sesekali Keyra melirik ke Vano yang memainkan bolanya bersama Aldi. Keringat yang bercucuran di bawah sinar matahari pagi. Kedua matanya yang menyorot bola. Tubuh tegap yang tinggi seperti aktor drama favoritnya.

Menambah kesan cool dan tampan untuk cowok itu. Oliv yang melihat hal itu, hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Pritttt Priittt

Forever You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang