Siapa dia sebenarnya?

571 200 158
                                    

Tiga hari berlalu sejak kejadian di lapangan saat itu. Malam ini juga tidak seperti biasanya. Jika biasanya gaduh sekarang tidak lagi. Itu karena David akan terbang ke New York malam ini.

Ia ada tugas di sana. Namanya juga anak HI ke luar negeri pasti juga tugas dari kampus. Lagian sebentar lagi David juga akan lulus dan menetap di luar negeri. Jadi tidak heran jika Keyra sedih.

Saat ini mereka berada di ruang tamu, menunggu mobil jemputan papanya menuju bandara. Keyra tidak di bolehkan ikut karena besok sekolah.

Papanya juga tidak bisa pulang karena pekerjaan kantornya. Jadi mama nya saja yang mengantarkan. Awalnya David menolak, tapi mamanya tetap ngotot ingin mengantarnya.

"Udah dong jangan sedih gitu," ucap David sambil memeluk tubuh adiknya di sofa.

"Cepet banget sih kak," jawab Keyra sambil mengeratkan pelukannya.

"Ntar juga pulang lagi kok,"

"Iya pulang cuma buat wisuda trus berangkat lagi. Iya kann?" jawab Keyra melepaskan pelukannya dan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ngga. Udah dong jangan sedih gitu. Jelek tau. Kakak juga ngga mau pisah sama Keyra. Tapi kan kakak keluar negeri karena tugas. Ntar kakak bawain oleh-oleh deh." Jelas David dan kembali memeluk adiknya.

Tiiin... tiiin...

Mobil hitam bmw kini sudah berhenti tepat di halaman. Semua bergegas keluar. Bi Irah juga keluar dan membawa koper David utuk di masukkan ke dalam bagasi.

"Mama tinggal ngga papa ya Key," ucapnya sambil mengusap kepala putrinya.

"Iya ma ngga papa," jawab Keyra dengan nada sedihnya.

"Kakak tinggal ya. Jangan nakal sama papa mama." Pamit David.

David perlahan mendekat dan mencium pipi kanan dan kiri Keyra. Tak lupa ia juga mengusap Surai lembut adiknya.

Mobil melaju meninggalkan pekarangan rumahnya. Keyra masuk ke dalam rumah dan di susul oleh bi Irah.

"Non Keyra," panggil bi Irah.

"Iya bi?" Keyra menghentikan langkahnya dan menoleh ke bi Irah.

"Jangan sedih ya non. Den David sayang sama non Keyra. Pasti pulang kok," hibur bi Irah.

"Iya bi." Bi Irah hanya tersenyum manis.

Keyra menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Dalam hati, Keyra sedih. Pasti sepi jika tidak ada kakaknya.

Karena selama ini hanya David yang selalu membuat Keyra tertawa. Selalu tahu segalanya apa yang Keyra rasakan. Padahal Keyra juga belum curhat tentang Vano ke David.

****

Mobil pak Bejo berhenti di depan gerbang yang mulai di penuhi siswa siswi SMA Garuda. Keyra turun dari mobilnya dan bergegas masuk ke dalam.

"Pagi Key," sapa salah satu siswa kelas lain.

"Pagi." Balas Keyra.

"Kak Keyra." Keyra hanya tersenyum manis.

Keyra memang selalu menjawab jika di sapa. Ia di ajarkan oleh mamanya untuk menjawab ataupun hanya tersenyum jika ada yang memanggil namanya.

"Key," Panggil Oliv dari belakang dan berlari menghampiri Keyra.

"Aduh Key sorry," Keyra hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Tadi malem gue udah tidur pas lo telfon," jelas Oliv.

Forever You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang