Mau bareng?

676 208 94
                                    

Kriing...kriing...

Sesuai pengumuman kemarin, tim olimpiade mengikuti pembelajaran intensif di perpustakaan dan lab pada jam istirahat atau pulang sekolah.

Keyra yang mendengar bel berbunyi mulai membereskan bukunya dan berlari menyusul Vano yang berjalan mendahului nya. Saat ini Vano berjalan di koridor menuju perpustakaan.

Sedangkan Geven tidak ikut pembelajaran hari ini karena ada urusan di organisasi basket nya.

"Vano," panggil Keyra dengan nafas terengah-engah.

Vano yang merasa di panggil namanya pun menoleh ke sumber suara. Keyra pun berjalan menghampiri dan berdiri sejajar dengan pemuda itu.

"Apa," jawab nya dengan wajah datar.

Dingin amat sih Van astagaa

"Kenapa di tinggal sihh? Padahal kan bisa barengan," omel Keyra sambil memanyunkan bibirnya.

"Tau jalan kan." Jawab Vano sambil menaikkan sebelah alisnya dan berlalu meninggalkan Keyra yang hanya melongo sambil menggelengkan kepalanya.

Sabar Keyra, ini masih awal

Sementara di kelas yang tadinya sepi, sekarang sudah seperti pasar-pasar besar yang ramai pembeli.

"Eh livv, sejak kapan tuh partner lo suka sama si curut?" tanya Aldi kepada Oliv.

"Si curut siapa dahh?" jawab Oliv dengan wajah mlongo.

"Elahhh si Vano, masa lo ga tau," sahut Revan.

"Ohh cowok batu," sahut Oliv.

"Dia tuh bukan cowok batu livv," protes Aldi.

"Lahh terus cowok apaan, orang nyatanya kek gitu," jawab Oliv dengan entengnya.

"Batu-batu gitu dia juga manusia kali Oliv," sahut Aldi.

"Belain aja terus tuh batu lo, orang nyatanya gitu kok!" jawab Oliv yang mulai emosi.

Revan yang nampak panas mendengar nya langsung melerai mereka.

"Udah-udah, ga usah bertengkar dong gegara masalah batu," ucap nya.

"Kasian nohh si batu telinganya panas," sahut Aldi dengan wajah tak bersalah.

"Biarin aja panas. Lagian ya sahabat gue tuh kok bisa suka sama cowok kayak dia!" cicit Oliv.

"Takdir kali, ya ga ay?" tanya Revan pada Ayla yang merupakan cewek pendiam di kelas XI IPA 1 ini.

Ayla yang sedari tadi diam dan tidak tau apa-apa hanya manggut-manggut layaknya mengerti apa yang sedang mereka bahas.

Sedangkan di perpustakaan bangku belakang, Vano mulai fokus membaca materi olimpiade nya.

"Vano," panggil Keyra.

"Apa," jawab Vano sambil menoleh ke arah Keyra yang masih berkutat mencari buku materinya.

"Aku boleh minta tolong ngga?" tanya Keyra sambil menoleh ke Vano.

Vano langsung berdiri dan menghampiri Keyra yang sedang berdiri di depan rak-rak buku

"Apa," jawab Vano yang berdiri dekat di samping Keyra sambil menatapnya.

Keyra yang di tatap seperti itu langsung memalingkan wajahnya karena jantungnya sudah tidak kuat jika sudah seperti ini.

"Itu ambilin buku kimia yang di atas, aku ngga bisa am..." minta Keyra dan ucapan nya terpotong karena Vano sudah menyodorkan buku itu.

"Makasih," jawab Keyra dan Vano hanya mengangguk.

"Duduk depan gue." Suruh Vano.

Setelah itu Vano berjalan ke bangkunya, meninggalkan Keyra yang masih tidak percaya dengan ucapan cowok itu barusan. Ia langsung berjalan dan duduk di depan Vano yang sudah berkutat dengan bukunya.

Forever You [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang