G a z i a n ' e m p a t

2.1K 144 7
                                    

>Always enjoy's<

Verrel keluar dari gerbang sekolah SMA KESATRIA dengan motor sportnya yang sudah ia duduki. Cuaca sore ini menunjukan tanda-tanda akan turun hujan. Sekolah pun sudah sepi, karena sebenarnya bel pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu.

Verrel segera mengambil jas hujan di dalam jok motornya, untuk melindungi dirinya ketika turun hujan nanti. Ketika ia sudah rapi memakai jas hujannya, ia segera naik kembali ke atas motornya lalu menjalankannya.

"Awwww"

Verrel tak sengaja menabrak seorang gadis, ia langsung mengerem mendadak motornya. Ia kaget, sungguh kaget, kenapa cewek di depannya ini sangatlah teledor. Sudah tau ada motor akan lewat.

Lalu cewek itu berdiri namun tak tegap, kakinya sakit. Sehingga sedikit pincang, namun ia tetap berusaha bangun lalu menatap marah kepada Verrel. Verrel hanya menatap cewek didepannya dengan datar.

"Kalo jalanin motor tuh lihat-lihat. Kan Lo jadi nabrak gw" Aisya memarahi Verrel dengan mata berkaca-kaca. Bayangkan mata berkaca-kaca, sambil marah-marah. Semoga terbayang oleh para readers.

Ya, benar cewek yang barusan ditabrak oleh si tampan Verrel adalah Aisya. A-i-s-y-a.

Verrel sendiri yang melihatnya aneh, kenapa cewek didepannya yang marah. Seharusnya kan dia yang marah. Ceweknya saja yang teledor.

"Lo tuh harusnya minta maaf. Eh?" Ucap Aisya pelan didepan wajah Verrel.
Sungguh dag dig dug. Eh ngga deng. Kan belum ada perasaan sepesialis. Jika sudah ada rasa spesialis baru dag dig dug. Sudahlah author tidak akan membocorkan rahasia cerita kedepannya nanti.

Kembali ke si tampan Verrel dan siimut Aisya.

Aisya terus meneliti wajah sitampan Verrel. Lalu tiba-tiba cinta datang kepadaku🎶.

SALAH WEH!!

Lalu tiba-tiba mata Aisya melotot.

"Lo yang nabrak gw di rumah sakit Algino itukan?" Tanya pelan Aisya. Walau pelan tapi enak. Hiss maksudnya enak didengar!!
Jangan berpikiran jorok kalian!!

Walau pelan masih bisa terdengar jelas oleh Verrel. Verrel masih tetap diam menatap datar Aisya. Aisya yang merasa omongannya dikacangin. Reflek tangan kecil nan lucunya  mencubit keras tangan kekar yang berada di gas motor.

Sedangkan Verrel sudah menahan amarah. Berani-beraninya cewek didepannya ini menyentuh kulit kekar nan halusnya itu. Kenal saja tidak.

"Lo tuh denger omongan gw gak sih!!" Ucap Aisya kesal.

Dan pada saat detik itu pula, hujan mengguyur bumi. Verrel reflek menjalankan motornya dengan cepat.

Aisya terguyur hujan didepan sekolah. Mana lingkungan sekolah sudah sepi, hanya tinggal beberapa guru di kantor dan pak jaya, satpam sekolah. Aisya langsung berlari meneduh di sisi-sisi tembok sekolah.

Tiba-tiba motor sport tadi yang membuat kaki halus putih dan kinclong Aisya lecet dan sedikit berdarah itu muncul kembali di depan dirinya.

Aisya sudah menangis. Sungguh, ia tak pernah merasakan seperti ini. Sudah Ketabrak motor walau pelan. Matamu pelan!!. Tidak dijemput oleh pak Dedi si sopir kesayangannya, karena mobilnya sedang ada di bengkel katanya. Dan ayahnya pun, sedang keluar kota untuk bertemu kliennya.

"Naik"

Aisya mendongak.

"Naik. Cepet keburu tambah deras hujannya!!" Verrel sedikit memaksa.

Aisya menggeleng. Hujannya sangat deras dengan petir yang saling bersahutan. Ia takut sakit. Masa baru masuk sekolah sehari besoknya sudah tidak sekolah karena sakit, kan ga ucul.

Verrel lalu turun dari motornya ikut meneduh menemani si imut Aisya, walau dia sebenarnya memakai jas hujan. Tapi dia juga tidak tega melihat cewek didepannya ini, sungguh sangat terlihat mengasihankan.

Tubuh Aisya sudah bergetar dan wajah nya mulai memucat. Verrel yang melihatnya sedikit panik. Ulang. Hanya sedikit.

Aisya memiringkan tubuhnya agar bisa melihat Verrel. Sungguh badannya dingin sekali. Mana ia tidak membawa jaket atau alat penghangat lainnya.

"Kak" cicit Aisya pelan.

Verrel menunduk untuk melihat Aisya.

"Gw boleh peluk lo ga?" Ucap Aisya masih pelan.

"Bundaaa , Aisya mau pulang hiksss" ujar aisya dalam hati.

Verrel sangat kaget. Nyali gadis ini tinggi sekali, tidak ada gadis yang berani berkata atau meminta seperti itu padanya. Namun namanya Verrel. Masih setia mempertahankan wajah  datarnya.

Verrel melihat wajah gadis didepannya sudah sangat pucat. Dia takut terjadi apa-apa. Dia tidak mau disalahkan jika bukan kesalahan dirinya.

Tidak tau diri sekali Verrel. Jelas-jelas tadi dia sudah menabrak pelan si cute Aisya. Dia bilang tidak mau disalahkan jika bukan kesalahannya?. Sungguh pikun sekali. Author saja tidak mengerti.

JDARRRRR

Tiba-tiba petir menyahut dengan volume besarnya. Dan, Aisya reflek memeluk tubuh kekar Verrel. Verrel menahan nafas kala tubuhnya tiba-tiba direngkuh kecil oleh gadis didepannya.

"Kak maaf" cicit Aisya sambil menundukkan kepalanya, lalu ia melepaskan tangannya dari tubuh Verrel. Ia sangat malu.

Verrel menahan tawa. Dia juga tak  tega kepada gadis didepannya in. Ia langsung menarik tubuh mungil itu ke dalam rengkuhannya.

Runtuh sudah pertahanan Verrel.

---

Di part ini aku tiba-tiba pengen ngekhususin buat cerita Aisya dan Verrel aja hihi.

Sekian trima gaji.

GAZIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang