|
.
"Kurasa jika kau mau menghisap rokokku, aku akan memberimu free kiss malam ini, Aki."
Pria bersurai hitam dengan gaya top knot bernama Aki itu merendahkan pandangannya pada rekan kerjanya. "Tidak minat." tolaknya sambil mengeluarkan bungkusan rokok dari saku celananya.
Wanita itu menghela nafas berat, "Hanya kau yang menolak." dia menidurkan kepalanya di meja, "Sebenarnya, apa alasannya? Kupikir aku sudah cukup cantik untukmu." godanya sambil menggoyang-goyangkan gelas whisky di tangannya.
Aki melepaskan ibu jarinya dari pemantik gas korek api, kemudian menyulut rokoknya. Ia memilih diam dan bersandar di kursi sembari menghisap rokoknya dalam-dalam. Menghindari pertanyaan yang menurutnya cukup bodoh.
"Apa kau suka Makima?"
"Tidak."
"Aku?"
Pemuda bermanik biru itu menurunkan rokoknya, menatap rekan kerjanya yang setengah mabuk dengan tatapan tajam. "Cukup, Himeno. Aku tak punya waktu untuk wanita." tegasnya.
Himeno, wanita yang memakai penutup mata di sebelah kanan itu memanyunkan bibirnya. Kecewa. "Kau selalu bohong tentang itu." ungkapnya dengan nada sedih.
Aki menggelengkan kepalanya. "Pulang dan tidurlah. Karna aku juga akan begitu." sesaat sebelum beranjak dari tempat duduknya, Aki menghisap rokoknya, lalu membuangnya ke dalam gelas Whisky milik Himeno.
"Hahahah! Kau benar-benar sialan, Aki."
"Pulanglah."
"Hanya setelah kau memberi tau ku gadis yang kau suka."
Aki menghela nafas panjang, "Hadeh women."
Drrrttt Drrrtt~
Nada dering ponsel mengejutkan keduanya. Aki dengan sigap merogoh saku nya, mengambil benda pipih itu. Matanya membulat sempurna kala melihat orang yang menelepon.
Aki segera mengangkat telepon itu dan bergegas keluar. Menghiraukan Himeno yang memanggilnya berkali-kali.
"Moshi-moshi..."
Tanpa sadar kedua sudut bibir Aki tertarik, membentuk senyuman lebar kala mendengar suara lembut seorang gadis di seberang telepon. Hal itu juga menimbulkan efek kemerah-merahan di wajahnya.
"A-ah, iya? Ada apa?"
"Eum.. begini,..."
Pemuda bersurai hitam itu mengangguk. Senyuman ceria mengembang di wajahnya, membuat jantungnya berdegup kencang tak karuan. Setelah sambungan telepon terputus secara sepihak, Aki buru-buru menyimpan ponselnya. Kemudian melangkah cepat ke arah pintu bar.
"Oi, Aki!"
Aki gagal menarik gagang pintu bar setelah Himeno menghentikannya.
Wanita bersurai hitam pendek itu berjalan mendekat, agak sempoyongan karena efek alkohol yang ia minum terlalu banyak.
"Kau menerima telepon dari siapa?" tanya Himeno.
Aki kemudian tersenyum kecil. "Jawabanmu."
Himeno berkerut bingung, hampir jatuh jika Aki tak memeganginya. "Apa maksudmu?"
"Teman masa kecilku."
Seketika mata Himeno langsung segar. Kepalanya mendongak menatap Aki. Raut wajahnya nampak kecewa. Entah kenapa, dia merasa harapannya telah direnggut. Seakan akan.. dia akan menerima rasa luka di lubuk hatinya.
Aki melanjutkan, "Namanya adalah Name Surname." kemudian menarik gagang pintu dan berjalan keluar mendahului Himeno.
Himeno menggertakkan giginya. Dia tersenyum pahit menatap punggung rekannya yang kian lama semakin mengecil dari pandangannya. Hal itu jadi membuatnya berpikir akan sesuatu yang akan terjadi padanya dimasa mendatang.
"Apa setelah ini aku akan terus melihat punggung itu dari kejauhan?"
|
.
Ayo kita buat Himeno jadi sedgurl 😋☝🏻wkekek
Gimana? Lanjut chapter 1 gaa para penghalu kesayanganku? 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
none ; hayakawa aki
Фанфикшн𔘓 「 𝗛𝗮𝘆𝗮𝗸𝗮𝘄𝗮 𝗔𝗸𝗶 𝘅 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 」 "Aku bersumpah, kaulah satu-satunya alasan aku tetap bernafas." Hayakawa Aki mengenggam tanganmu, lalu menciumnya. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia ingin tetap bertahan hanya untukmu, dunianya. Sekaligu...
