(💌) · - 𝟏𝟕,

2.8K 468 47
                                        

|
.





Pukul 06:00.

Aki menopang kepalanya di atas bantal, menatap Name yang masih tertidur pulas sambil memeluknya. Gadis itu tampak lelah dengan mata dan hidung yang memerah. Ah, jangan lupa rambut mereka yang juga acak-acakan akibat insiden tadi malam.

Ytta.

Pemuda itu mendekatkan wajahnya, "Ne, issho ni ofuronihairu?"

Dahi Name berkerut, pelan-pelan membuka mata sayu nya, menatap Aki penuh kecurigaan. Name menggeleng. "Tidur lagi saja."

"Malam ini ada pesta penyambutan anggota baru Divisi empat. Mau ikut?"

"Setelah membuatku kewalahan semalaman, kau bertanya begitu?"

"Tidak mau?"

Name memajukan bibir bawahnya ke depan. Menyembunyikan wajahnya ke dada bidang milik Aki. "...mau."

Pemuda bermanik biru itu terkekeh, mengelus-elus rambut Name lembut. Samar-samar mencium puncak kepala Name lembut.





|
.





Pukul 18:00.

"Aku sudah siap bertemu para harem-ku!" teriak Denji penuh semangat. Dia mengangkat tangannya, mulai menghitung. "Ada mbak Name, Makima-san, Himeno, Power. Hm, Power tidak dulu. Punya dia kecil."

Power langsung menoyor kepala Denji sampai membuat lelaki itu sedikit terhuyung. "Dasar manusia tak tau diuntung! Punyaku sudah lebih dari besar, kau tak lihat?! Kau bahkan sudah meremasnya tiga kali!" gerutunya sambil memperlihatkan buah dadanya ke depan.

Denji mengernyit, memasang ekspresi jijik. "Dasar iblis tak sadar diri. Kau memakai benda yang bisa membuatnya terlihat besar, sialan!"

Power menggertakkan giginya kesal. "MEMANG APA BAGUSNYA GUMPALAN LEMAK YANG GEDENYA MELEBIHI BUAH KELAPA HAH?!"

"AKU BISA MENIDURKAN KEPALAKU DIATASNYA ANJ!"

"TERUS BANTAL BUAT APA?!"

"PAJANGAN!"

Dan begitulah. Pertengkaran ala anak kecil antara Power dan Denji makin menjadi-jadi. Membuat ruangan itu bising sampai terdengar ke kamar Aki.

Aki mendecak, ia yang tadinya tengah merapikan poni Name yang sudah panjang itu jadi geram. "Ck, mereka kenapa lagi?"

"Lagi bahas Oppai." jawab Name.

Aki menoleh. "Ssstt. Jangan dengarkan." tegurnya. Lalu melanjutkan aktivitasnya memotong poni Name yang panjangnya telah sampai ke mata. Takut-takut kalau hal itu membuat penglihatan gadisnya terganggu.

Usai memotong poni Name, Aki meletakkan kembali gunting rambut itu ke tempatnya semula. Name membenarkan anak poni nya sambil melihat gerak-gerik Aki dari tempat tidur. Pemuda itu mengambil sebuah syal di lemari, kemudian berjalan ke arah Name.

"Pakai ini." ucap Aki.

Name mengadah. "Untuk apa?"

Aki mengulas senyum. Berjongkok di hadapan Name, memandangi wajah gadis itu dari bawah. "Kissmark nya.. kelihatan jelas, Name."

Name sedikit tertegun, meraba leher-nya. Dan benar saja, ia baru ingat bahwa sekujur tubuhnya sudah tak ada yang mulus lagi gara-gara ulah Aki semalam. "Pantas kau menyuruhku memakai pakaian serba tertutup." gerutu Name sambil memanyunkan bibirnya ke depan.

Aki langsung nyengir. "Gomen." ucapnya, lalu melilitkan syal putih itu ke leher Name.

Cup

Aki memberikan satu kecupan di pipi Name. Ia menarik gadis itu ke dekapannya, tiba-tiba saja dia teringat dengan hal semalam. Membuat kupu-kupu di hatinya berkeliaran. Pemuda itu tersenyum lebar, mengusap-usap kepala Name lembut.

Name mendongak, "Ne, Aki! kapan kita pergi?"

Aki melepaskan pelukannya, terkekeh. "Iya iya. Ayo." ia berdiri, menautkan jemarinya dengan jari Name, kemudian membantu gadis itu berdiri, keluar dari kamar.

Setelah melewati ruang tamu, Aki membawa Name ke pintu masuk. Pemuda itu membuka kenop pintu, dan tampaklah sosok Denji dan Power yang tengah berdiri berjauhan sambil memalingkan wajah satu sama lain.

Aki menghela napas. "Yah, aku sudah tak heran lagi." gumamnya.

Bruk

Aki tersentak, genggaman tangannya dengan Name terasa longgar. Ia langsung menoleh, yang seketika membuat pemuda itu terperangah. Name ambruk, jatuh terduduk di lantai.

"Name?!"





|
.






Maaf ya telat up, harusnya jam 6 sore udh chii up, tapi gara² sibuk rl jadi gitulah.
Jangan kecewa dong chii ga bikin lemon, nanti deh janji dibikinin awokwokwok :3

Vote dulu biar watashi semangat :<

none ; hayakawa akiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang