𔘓
「 𝗛𝗮𝘆𝗮𝗸𝗮𝘄𝗮 𝗔𝗸𝗶 𝘅 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 」
"Aku bersumpah, kaulah satu-satunya alasan aku tetap bernafas."
Hayakawa Aki mengenggam tanganmu, lalu menciumnya. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia ingin tetap bertahan hanya untukmu, dunianya. Sekaligu...
Perasaan akan kehilangan seseorang amatlah luar biasa sakitnya. Dalam hidup, setiap orang pernah merasa kehilangan yang menyebabkan hari-hari terasa begitu hampa. Seolah, semua momen yang dilalui tak ada artinya.
Namun, itu tidak berlaku pada Denji. Aki, dia, dan Power telah menjalani hidup tanpa hadirnya seorang gadis bernama Name. Memang, hilangnya Name membuatnya sedikit shock, tetapi tidak dengan sedih. Dia berspekulasi, bahwa setelah ia menjadi Hybrid, semua perasaan dan emosi yang ada pada dirinya telah lenyap.
"Aku suka sekali sama Mbak Name. Aku juga kecewa dia menghilang." Denji menghela nafas gusar, menoleh pelan pada Aki di sampingnya. "Tapi kalau hilangnya Mbak Name bisa membuatnya tak dimiliki siapa-siapa, relain aja deh." batinnya sambil nyengir.
Power juga tau sekali, Aki amat terpuruk dengan fakta menghilangnya Name. Keberadaan Name yang selalu mengagetkan mereka ketika makan seperti hantu, kini sudah tak ada lagi. Gadis tanpa ekspresi yang selalu membuatnya merinding ketika berbicara, kini sudah lenyap.
Power melipatkan tangannya di dada, turut melihat Aki yang sedang memasak di dapur bersama Denji.
"Ganbare yo otou-san, meski tak ada gunanya karena mungkin dia tak akan kembali." ujar Power.
Mendengar kalimat itu, pelan-pelan Aki menolehkan kepalanya, diikuti dengan Denji. Pemilik wajah pucat disertai dengan mata merah bengkak akibat menangis itu menatap Power dengan tatapan kosong. Senyuman hampa tersungging saat itu juga.
"GOBLOK LO SETAN! NANTI DIA NANGIS LAGI GIMANA NJENG?!" amuk Denji dalam hati sambil melotot tajam pada Power.
Power menelan ludah, menoleh ke arah lain. Sumpah, dia baru ingat, Aki kan susah dibujuk. Waktu Name di bawa Makima saja dia semingguan tak mau makan, apalagi begini. Sebulan lebih ditinggal. Auto tak nafsu makan dan nangis-nangisan di kamar. Rupanya saja sudah seperti mayat hidup.
Suara serak milik Aki mengalihkan perhatiannya, Denji pun menoleh. Mendapati senior nya yang tengah mengusap hidungnya yang tersendat, sambil mengukir senyuman pahit di wajah.
"Lanjutkan memotong wortelnya, Denji. Aku akan memanaskan panci."
"O-oh. Iya." Denji mengangguk, melanjutkan aktivitasnya. Ia sedikit takut, Aki yang pura-pura baik-baik saja seperti ini lebih menyeramkan daripada Aki yang merengek di kamar. Soalnya..
"Biasanya yang kayak gini tuh ciri-ciri orang mau bunuh diri njer."
Denji meneguk saliva nya, buru-buru membuang pikiran negatif di pikirannya. Kalaupun benar, jangan sampai Aki beneran bunuh diri. Soalnya, nanti yang akan mengurus dia dan Power siapa?
| .
Besoknya, pukul 14:00.
Sebuah mall besar yang berada di pusat kota, menyertakan sebuah kekacauan besar di dalamnya. Di luar area mall, seorang wanita dengan tahi lalat di wajah tersenyum simpul, ia terlihat tengah duduk di atas punggung manusia boneka.
Wanita dengan rambut tergerai itu menatap seorang rekannya yang berada di dalam gedung. "Sampai jumpa lagi, Tolka."
Pria berambut pendek itu mengangguk. Dan detik itu juga, seluruh ruangan yang ada disana menghitam. Gelap gulita. Membuat semua orang yang berada di dalamnya kalang kabut, tak dapat melakukan apa-apa. Dihantui perasaan takut.
Kemudian, tepat di atas gedung mall tersebut, sebuah tangan berjari enam yang luar biasa besar muncul dari langit. Seolah diperintah oleh sesuatu, tangan besar itu melahap mereka. Membawa mereka ke tempat paling buruk yang pernah ada.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
| .
BHAKS- Inilah yang namanya chapter loncat bruh wkekek Cakep si cakep mweheheh :3 Btw husbu mu sadboy lagi sayang, yahahah :3