(💌) · - 𝟐𝟏,

2.4K 441 68
                                        

|
.



Name memajukan langkahnya memasuki gerbang sekolah, diikuti dengan Yoshida di belakangnya. Sedari tadi, pemuda itu terus mengekorinya sejak ia berada di kedai Takoyaki, membuat gadis itu sedikit risih.

"Bisa tidak, kau berhenti mengikutiku?"

"Siapa tuh?"

"Kau."

"Aku tidak mengikutimu. Ini jalanku ke sekolah."

Name tersentak, memicingkan matanya sambil menoleh ke pria di belakangnya. "Begitu?"

Yoshida mengangguk.

"Kalau begitu kau duluan."

Yoshida menggeleng.

"Aku ingin memukulmu."

Seketika, pemuda beranting itu tertawa, terbahak-bahak sampai membuat matanya berair. "Ya ampun, kau lucu sekali. Rasanya aku juga.. ingin mencubit pipimu." ucapnya sambil meremas jemarinya, menahan tangan nakal itu agar tak langsung menyerang pipi Name di depannya.

Mendengar itu, Name mengerutkan dahinya, memasang ekspresi jijik di wajah. "Tampang mu makin jelek ketika kau mengatakan itu."

Yoshida terperanjat. "Astaga. Apa aku sejelek itu?"

"Kau tak pernah berkaca?"

"Kukira pria tampan tak perlu berkaca."

Name berdecak, mencibir kesal. "Jelek." umpatnya. Gadis itu berbalik badan, berjalan cepat meninggalkan Yoshida yang masih berdiam diri disana.

Tak ingin ketinggalan, Yoshida buru-buru mengejar Name dari belakang. Pria itu mengukir senyuman tipis. Suasana hening selang beberapa menit. Kemudian, Yoshida memberanikan diri membuka pembicaraan.

"Aku ingin tau, kau sudah seminggu lebih tak masuk. Apa terjadi sesuatu?"

"Yeah. Sesuatu yang buruk terjadi."

"Wah, apa kau baik-baik saja?"

"Maksudku.." Name menjeda kalimatnya, tersenyum. "Sesuatu yang buruk terjadi pada musuh."

Yoshida mengangkat alisnya, ber-wah. Pemuda itu sekali lagi berhasil mengejar langkah Name di depannya, kini ia berjalan tepat di sebelah gadis itu. "Hei, tidak bisakah kau bersikap lembut sedikit padaku?"

"Seperti apa?"

Yoshida memberhentikan langkahnya, diikuti dengan Name. Pemuda itu meraih jemari tangan Name, menariknya kemudian meletakkannya di dadanya. "Aku.. suka sekali melihatmu."

Name dapat merasakan betapa kencangnya detak jantung Yoshida dari telapak tangannya. Namun gadis itu tetap memilih diam, menunggu tindakan selanjutnya dari Yoshida.

Yoshida mendekat, memajukan dirinya. Menatap wajah Name intens. "Hei.. tidak bisakah kita-"

"Tidak." potong Name, mendelikkan matanya. Seolah tau kalimat apa yang akan diucapkan oleh Yoshida. "Jadi sekarang lepaskan tanganku."

"Kau benar-benar tak lembut sama sekali."

"Sedang kulakukan." Name menarik paksa tangannya dari genggaman Yoshida. Melotot tajam pada pria di hadapannya. "Kalau tidak, kau tak akan melihat tanganmu yang masih utuh."

"Maafkan aku. Kurasa itu agak berlebihan. Kau tak suka?"

"Aku selalu suka jika Aki yang melakukannya." jawab Name, melanjutkan langkahnya.

none ; hayakawa akiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang