|
.
Kembali ke masa sekarang, tepatnya di tahun 1997.
Seorang gadis berponi lebat terlihat sedang menidurkan kepalanya di atas meja. Menghembuskan napas berat. Ia tampak kelelahan. Lamanya gadis itu terpaku di kesunyian kelas membuatnya makin jatuh ke dalam khayalan kosong.
Drrrtt~ Drrrtt~
Nada dering ponsel memecah keheningan. Gadis itu tersadar dari lamunannya, kemudian segera mengangkat telepon.
"Ha-"
"NAME! KENAPA BELUM PULANG?! INI SUDAH JAM ENAM SORE!"
Mendengar kalimat itu, Name memejamkan mata sambil menggigit bibir bawahnya. Dia gemetaran sambil meremas roknya, seraya berbisik pelan. "Aku dikunci di kelas."
Sudah bukan hal yang baru lagi buat Name menerima perlakuan Bully-an di masa sekolahnya. Bahkan dia sudah di perlakukan tak adil semenjak menduduki sekolah dasar. Alasannya sangat sepele. Dia pendiam, dan tak pandai berbicara.
Di sisi lain, Aki menghembuskan nafas kasar. Tiba-tiba rasa menyesal timbul di benaknya, ulah tak bisa melindungi Name dari orang-orang sampah yang melakukan hal buruk terhadap-nya.
"Aku menyesal karena terlahir begitu cepat." gumam Aki, memijat keningnya kesal.
"Aku bisa mendengarmu."
Aki tersadar, dan tak ingin berlama-lama, dia langsung bergegas berjalan ke arah pintu. "Aku akan menjemputmu sekarang juga. Tunggu aku."
Bip
Sambungan terputus.
Name menoleh ke jendela kelas, rintik hujan mulai turun membasahi lapangan sekolah dan hari juga semakin gelap. Gadis itu membenarkan poni nya yang kusut. "Aku juga sudah muak jadi beban." keluhnya.
|
.
Pukul 19:00.
Ceritanya tadi, setelah sampai di rumah, Name langsung bergegas ke kamar mandi. Melempar tas dan sepatu nya sembarangan, yang lalu dipungut oleh Aki. Meletakkan barang-barang itu ke tempat asalnya. Pemuda itu paham betul ketika Name sedang kesal.
Aki berjalan ke pintu kamar mandi, lalu mengetuk beberapa kali. "Kau ingin makan malam apa, Name?"
Hening beberapa saat, Aki masih berdiri menunggu jawaban.
"Makan diluar."
Satu jawaban yang membuat Aki bersemangat adalah, meski sekesal apapun Name, dia hanya melampiaskan nya pada makanan. Bukan seperti orang kebanyakan yang jika di Bully akan memilih bunuh diri.
"Baiklah, aku akan meminjam mobil." ucap pria itu, sambil berjalan ke telepon rumah dekat pintu. Hendak meminjam mobil di agensi.
Aki menarik gagang telepon lalu menekan nomor atasannya. Tak menunggu lama, teleponnya diangkat.
"Moshi Moshi?"
"Ah, selamat malam, Makima-san."
"Malam, Aki-kun. Ada perlu apa?"
Aki sedikit gugup, . "Aku ingin meminjam mobil agensi, kurangi saja gaji-ku seperti biasa."
"Hm, ada apa lagi kali ini?"
"Oh, itu.. Name.."
"Aku mengerti. Kau boleh, tapi lebih bagus jika kau membantuku malam ini, sebagai gantinya, kau bisa gratis memakai mobil agensi."
Mendengar itu, senyum Aki melebar. Segera dia menyutujuinya tanpa berpikir dua kali. Pemuda itu meletakkan kembali gagang telepon ke tempatnya, saat berbalik badan, dia dikejutkan oleh kehadiran Name.
"N-name?"
Gadis yang hanya berlapis baju mandi di tubuhnya itu menatap Aki tajam. Wajah kelamnya membuat Aki merasa tidak tenang.
Hening beberapa saat, kemudian Name memutar tubuhnya kembali dan melangkah cepat ke pintu kamar. "Aku mau makan dirumah saja." ucapnya.
Aki tertegun, "Tapi, Name-"
"Aku ingin sup miso!" seru nya dari dalam kamar.
Pemuda itu menghela napas panjang, lalu berjalan gontai ke dapur. Aki tak pernah tau penyebab Name selalu bersikap seperti itu tiap berurusan dengan atasannya, Makima.
"Apa jangan-jangan Name tau gaji-ku dikurangi, ya?" gumamnya sambil meletakkan talenan di atas meja dapur.
Tok tok!
Suara ketukan pintu menghentikan aktivitas Aki. Segera dia mencuci tangan, kemudian berlari kecil ke arah pintu masuk, lalu membukanya.
Sosok wanita bersurai merah kelam dengan senyuman khas di wajahnya membuat Aki tertegun. Dia adalah Makima.
"Malam, Aki-kun. Aku datang menjemputmu."
|
.
Note:
· Aki lebih tua 3 tahun dari Name. Name 18, dan Aki 21.
· Chapter 00 dan 01 itu menceritakan flashback dua tahun yang lalu sebelum Name tinggal sama Aki.
Spoiler:
· Next chapt kemunculan Denji.
Segitu dulu yakk paypay :3
Jangan lupa di vote ngueheheh
KAMU SEDANG MEMBACA
none ; hayakawa aki
Fanfiction𔘓 「 𝗛𝗮𝘆𝗮𝗸𝗮𝘄𝗮 𝗔𝗸𝗶 𝘅 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 」 "Aku bersumpah, kaulah satu-satunya alasan aku tetap bernafas." Hayakawa Aki mengenggam tanganmu, lalu menciumnya. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia ingin tetap bertahan hanya untukmu, dunianya. Sekaligu...
