01

135 19 0
                                    

Suara kendaraan dari luar dan ricuh perbincangan manusia - manusia dalam tempat itu menyelimuti suasana di dalamnya, mengalun di telinga wanita bersurai pendek hitam kecoklatan itu sambil mencium aroma hot chocolate dan brownies yang sangat menyengat membuat sang empu merasa tenang.

Sabtu malam, cafe milik keluarga Haryasa selalu saja ramai akan pelanggan karena menjadi tempat yang tepat untuk berkumpul dan berbincang bersama orang - orang terdekat. Tak hanya itu, cafe ini memiliki hidangan yang enak dengan harga yang terjangkau untuk kantong anak muda.

Tanaya, sedang duduk di salah satu kursi pelanggan pada cafe itu sambil mendengarkan beberapa percakapan dari orang - orang yang ada disana. Bukannya bermaksud kurang sopan karena terdengar seperti Naya menguping perbincangan orang lain, tapi entah kenapa percakapan orang - orang pada cafe itu menjadi musik di telinganya. Mungkin itu merupakan hal yang aneh bagi beberapa orang, tapi Naya menyukainya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, yang berarti cafe sebentar lagi akan tutup.

Pria jangkung yang sedang berada di meja kasir memperhatikan Naya yang tengah melamun sendirian di kursi pelanggan, ia pun tersenyum melihat paras cantik dari adik perempuan satu - satunya itu.

"Kak Hesa, sudah waktunya tutup kan?" tanya Naya kepada kakaknya itu.

"Iya, sebentar ya kakak rapikan kursi cafe dulu." jawab sang kakak yang sambil berjalan kearah tempat kursi pelanggan untuk merapikan kursi dan menaikkannya keatas meja.

Tiba - tiba saja, pintu cafe terbuka dengan disambut bunyi lonceng pintu cafe yang berdering menandakan adanya pelanggan.

Naya yang mendengar itu pun bingung dan berfikir bahwa masih ada saja pelanggan yang datang, mengingat bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Mendengar langkah kaki dari pelanggan tersebut, Naya memperhatikan sumber suara untuk mengetahui keberadaan dari sang pemilik suara.

"Caramel macchiato panasnya satu ya"

Ternyata sang pemilik suara merupakan seorang laki - laki, Naya fikir mungkin umur dari pria tersebut sekitar pertengahan 20 tahun? Karena suaranya yang cukup rendah dan husky. Hal lain yang Naya fikirkan adalah orang macam apa yang minum minuman berkafein tengah malam begini?

Tapi jika difikir - fikir, untuk apa Naya peduli? Itu bukan urusannya jika orang itu ingin minum caramel macchiato jam 11 malam.

Naya mendengar suara hentakan kaki menuju ke meja di seberang meja dimana ia duduk, Naya pun melihat kearah sumber suara. Tanpa mengetahui sebenarnya pria yang ia tatap juga menatapnya, tetapi dengan tatapan bingung.

Naya tidak menyadari kalau ia menatap terlalu lama sampai

"Caramel macchiato atas nama Sean"

Pria yang ternyata bernama Sean itu beranjak dari tempat duduk untuk mengambil minumannya.

Entah kenapa Naya tertarik dengan pria ini, karena aroma dari pria bernama Sean ini cukup unik di hidung Naya, scent vanilla yang sangat lembut bisa dicium oleh Naya. Aroma manis yang menghampiri hidung sang gadis membuatnya terdiam dalam lamunannya. Ia sangat suka wangi itu.

Manis, tapi tidak terlalu menyengat.

Tanpa disadari Naya terus melihat kearah pria itu

sampai pria tersebut pulang.

blue & grey | sunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang