03

81 15 0
                                    

Rintik hujan di hari Minggu pagi turun membasahi perkarangan rumah keluarga Haryasa. Aroma hujan yang berjatuhan di tanah tercium oleh sang gadis yang tengah duduk di balkon rumahnya sambil menikmati cipratan air yang sesekali masuk dan mengenai kulit kakinya.

Naya sangat suka suasana ini, ia suka hujan.

Naya sangat ingin bermain hujan atau sekedar berjalan dibawah hujan. Ia ingin merasakan air hujan itu turun mengenai atas kepalanya hingga membasahi seluruh tubuhnya.

Tapi hal itu pasti akan ditentang oleh kakaknya yang sangat overprotektif karena tidak mau adiknya jatuh sakit.

Agung Mahesa Haryasa, satu - satunya saudara kandung yang Naya punya setelah orang tuanya pergi meninggalkan mereka. Maka dari itu kakaknya sangat menjaga adik satu - satunya itu.

Besok sudah senin, dimana seharusnya anak - anak seumurannya pergi ke sekolah untuk belajar. Tetapi tidak untuk wanita bernama lengkap Alifa Tanaya Haryasa.

Ya ia tidak bersekolah.

Bukan karena kesulitan secara keuangan, Hesa masih sanggup membiayai uang sekolah Naya karena kakaknya kuliah sambil bekerja di cafe peninggalan orangtua mereka yang cukup dikenal itu.

Tetapi karena kekurangan dalam dirinya yang menjadi alasan kenapa Naya tidak bersekolah. Walau sebenarnya besar keinginan seorang Naya untuk kembali bersekolah, ia tidak bisa.

Naya sangat marah kepada dirinya sendiri karena mengapa ia harus menjadi manusia yang tidak berdaya dan kerjanya hanya bisa menyusahkan orang lain saja.

Tapi apa yang ia bisa lakukan, ia tidak meminta untuk menjadi seorang tunanetra.

Naya tidak terlahir seperti itu, tapi kecelakaan yang ia alami bersama dengan orangtuanya membuatnya tidak bisa melihat lagi.

Mereka seharusnya akan berkunjung ke rumah neneknya untuk menjemput Mahesa yang tengah menginap menemani sang nenek. Tapi belum sampai tujuan, mereka mengalami kecelakaan.

Naya marah.

Kenapa ia tidak dipanggil saja bersama dengan orang tuanya, jadi ia tidak perlu hidup menjadi beban seperti ini. Tapi dengan keberadaan Hesa yang selalu ada disampingnya membuat Naya tetap bertahan. Lagipula bila ia pergi bersamaan dengan orang tuanya, kakaknya akan sendirian disini dan Naya tidak mau itu.

Mahesa adalah satu satunya alasan ia tetap hidup.

Tiba - tiba Naya teringat kembali ke masa - masa dimana ia bisa melihat seperti manusia lain. Sudah hampir 10 tahun semenjak ia tidak bisa melihat, yang ia bisa lihat adalah hanyalah kegelapan.

Memang Naya bisa melakukan operasi mata agar ia bisa melihat kembali, tapi sangat susah menemukan donor mata yang pas untuknya. Selain itu biaya operasi mata yang sangat mahal, ia tidak mau menambah beban Mahesa.

Naya hanya bisa pasrah. Jika memang ia harus melihat kegelapan selama hidupnya, ia akan menerimanya.

Ini memang keseharian Naya. Duduk di atas balkon rumahnya, menikmati angin yang meniup surai rambutnya sambil merenung.

Entah kenapa pikirannya tertuju pada pria yang kemarin datang ke cafe keluarganya.

Naya penasaran siapa pria tersebut, seperti apa wajah pria itu, sifatnya, dan hal - hal lain tentang pria itu, dan lagi aroma vanilla dari pria itu yang ia sukai.

'Kira - kira apa yang pria itu lakukan ya sekarang?'







Cast

Yoon Seeun as Alifa Tanaya Haryasa (18 tahun)

Lee Heeseung as Agung Mahesa Haryasa (20 tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Heeseung as Agung Mahesa Haryasa (20 tahun)

Lee Heeseung as Agung Mahesa Haryasa (20 tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
blue & grey | sunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang