08. A Waltz For A Night Pt. 2

2.4K 215 45
                                    

Irene's 'A White Night" is reveluvs new "A Waltz For A Night" lol
Aku menemukan kesamaan vibe dari kedua lagu itu. Calming waltz for sure dan mengingatkan sebuah malam yang tenang di sebuah kota.

Beri komentar ya gaes. Jangan kek mahasiswa.. Engak enak ya dicuekin mahasiswa, karena... hmm I've tasted that kinda experience 🤣

Anyway,
Ini chapter hadiah sebelum aku benar benar rehat. Kan tidak asik ya di gantung dengan part yang harusnya jadi satu sama chap sebelumnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca

Sebuah bianglala besar terlihat dari kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah bianglala besar terlihat dari kejauhan. Kerlip lampunya bersinar terang dan tentu saja menjadi objek perhatian. Musim dingin jelas masih tersisa, jam menunjukkan pukul 8 malam namun bias surya masih enggan berganti malam.

Seulgi masih mengayuh sepedanya dengan joohyun memeluk erat di belakang. Ya, tujuan mereka adalah Wiener Riesenrad. Bianglala yang dibangun di tahun 1897 terletak di Prater amusment park. Bianglala ini merupakan yang pertama di eropa. Hal menarik dari bianglala ini, gerbongnya bisa berubah menjadi restoran untuk makan malam romantis. Namun untuk hari ini, seulgi dan joohyun hanya akan menikmati malam dari ketinggian saja. Mungkin lain waktu.

Bianglala itu sebenarnya terlihat dari tempat menginap mereka dan jujur, joohyun pun ingin pergi kesana namun diurungkan niatnya karena ketakutannya pada ketinggian. Entah memang seulgi dan joohyun memiliki ketertarikan yang sama atau sebenarnya mereka sudah saling terikat lebih dari sekedar tulang belikat saja. Dan benar saja, Seulgi membawanya ketempat ini.

"We're here! Selamat datang di bianglala tertinggi dan pertama pada zamannya~" ucap seulgi layaknya pemandu perjalanan dan mermarkir sepeda mereka dekat dengan pintu masuk Prater.

Joohyun tersenyum manis melihat tingkah seulgi sambil mengusap ngusap kedua tangannya. Vienna memang dingin ketika malam mulai menyapa.

"Dingin?" Tanya seulgi yang memperoleh angukkan dari joohyun. Dengan senyum yang terhias di wajah pria beruang itu, dia mengambil kedua tangan joohyun dan meniupnya lembut, berharap nafasnya dapat menghangatkan tangan mungil itu.

"Kita masuk dulu ya, dan kita beli sarung tangan. Aku tak mau membuatmu mati kedinginan" ucap seulgi sambil menarik joohyun segera masuk ke dalam amusment park.

--------

Seulgi sudah membelikan joohyun sepasang sarung tangan untuk menghangatkan dirinya. Kini pria itu mengandeng tangan joohyun dan memasukannya di kantong long coatnya.

Seperti amusment park pada umumnya, banyak wahana yang terlihat menyenangkan. Namun tujuan seulgi hanya satu. Membawan joohyun menikmati vienna di malam hari dari ketinggian.

"Seulgi.. don't. Aku takut ketinggian" ucap joohyun ketika menyadari seulgi membawanya untuk menaiki bianglala. Mereka berdiri tepat di depan pintu masuk bianglala.

Jingan Jingga ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang