22. Jangan Bertengkar Lagi Ya? OK? OK!

1.5K 194 78
                                    

Sedikit update hari ini.

Cuma ingin mengingatkan, aku tidak pernah menautkan angst pada cerita ini :)

.

.

.

.

.

.

.

.

Selamat Membaca :]

"... bertanggung jawablah.." ucap joohyun yang meluluh lantahkan hati seulgi. Tiba-tiba saja hatinya terasa panas. Seulgi merasa marah.

"TIDAK! AKU TIDAK MAU!"

"Seulgi.. Dengarkan aku..."

"TIDAK! Aku maunya kamu, hyun... aku mohon.. Itu memang kebodohanku di masa lalu.. Tapi tolong.. Untuk masa depan kita.. Biar aku memilihmu saja.." ucap seulgi yang kini sudah memelas sambil memegang erat tangan joohyun dengan kedua tangannya.

"Seulgi... kumohon.. Temui airine dan.. D-dan a-ana--"

"Bayi itu bukan anakku, joohyun..." ucap seulgi dengan suara rendahnya. Aura wajah seulgi kini terlihat gelap dan terpancar sebuah kemarahan disana.

"Seulgi..."

"Kemungkinan bayi itu bukan anakku juga tinggi kan, hyun? Dia bahkan berhubungan dengan suaminya sebelum denganku! Dan kita hanya melakukan petting, tidak lebih dari itu!"

"Bukan berarti petting tidak bisa membuat seseorang hamil kan?!" pertanyaan yang dilontarkan joohyun sambil berteriak tentu membuat seulgi gelagapan untuk menjawabnya. Memang benar seperti itu, namun.. Entah mengapa seulgi merasa semua ini begitu mustahil.

"I-iya. Tapi! Belum tentu itu anakku!" bentak seulgi, dan itu kali pertamanya seulgi melakukan itu kepada joohyun. Bahkan seberapa marahnya dia kepada joohyun, dia lebih sering untuk menutup mulutnya dan menenangkan emosi. Namun kali ini, dia tidak main-main. Seulgi tidak mau kehilangan joohyun untuk kedua kalinya.

Mereka saling menatap satu sama lain. Mengambil dan mengatur nafas mereka masing-masing, menenangkan emosi yang sedang bergemuruh di hati dan otak mereka. Tak seharusnya mereka saling berteriak seperti ini. Tak bisa. Namun bukannya hal yang wajar juga untuk mengeluarkan emosi?

Seulgi yang masih berlutut di hadapan joohyun, memberanikan dirinya untuk melingkarkan tangannya pada pinggang kecil joohyun. Tidak mendapatkan penolakkan, seulgi pun memajukan dirinya dan menaruh dagunya pada bahu joohyun.

"Maaf... tidak seharusnya aku berteriak.." ucap seulgi lirih dan memperdalam pelukannya. Tangan joohyun yang tadinya hanya terdiam di atas pahanya kini memeluk balik tubuh pria yang bergetar itu. Joohyun pun mengelus rambut seulgi dengan lembut. Berharap bahwa seulgi bisa jauh lebih tenang untuk berbicara dengannya.

"Sudah lebih tenang?" tanya joohyun lembut sambil mengecup sedikit pipi seulgi yang ternyata sudah basah dengan air mata. Hal yang membuat joohyun tersenyum kecil, teringat akan ucapan appanya tentang seorang lelaki yang tulus adalah mereka yang tak malu untuk menangis karena tidak mau melepas orang yang mereka sayangi. Seulgi yang tertegun karena ciuman di pipinya, menarik dagunya dari bahu joohyun dan menatap joohyun dengan mata yang terbuka lebar. Joohyun pun tersenyum kecil dan mengelus pipi seulgi.

"Aku tahu.. sangat tahu berita ini sangat berat untukmu, untuk kita. Aku memintamu untuk bertanggung jawab, bukan karena aku tidak mempercayaimu sayang.. Aku percaya padamu. Kita semua memiliki kesalahan di masa lalu kan? kamu harus memastikan hal tersebut sudah selesai terlebih dahulu, sebelum kita memulai semua hal baru ni. Setidaknya, sayang.. kita harus mengetahui mengapa semua hal ini harus terjadi dan mencoba untuk belajar menerimanya." ucap joohyun lembut, bahkan sangkin lembutnya mata seulgi hanya tertuju pada manik coklat yang juga menunjukan tatapan yang sangat keibuan. Membuat seulgi ingin menangis karena rasa bersalah dan bersyukur bersamaan karena memiliki seseorang seperti joohyun.

Jingan Jingga ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang