16. Bertaut

1.9K 207 75
                                    

Hi.
Tidak ada yang special di chapter ini.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca.

Ketika seulgi sudah terbangun dari tidurnya. Dia tidak menemukan joohyun di sekitarnya. Dia mendudukan dirinya dan tersenyum senang dengan apa yang terjadi di beberapa hari ini. Semua terasa seperti mimpi. Dia mencoba untuk memukul pipinya untuk memastikan semua hal itu benar-benar nyata.

Joohyun bersamanya. Disini. Di Leipzig. Di apartemennya. Sebagai tunangannya. Dia mendengar suara dari luar kamar, membuat seulgi yakin bahwa kini joohyun pasti sedang sibuk di dapur miliknya. Hal itu di perkuat ketika dia mencium aroma kopi yang masuk ke hidungnya. Namun pikiran seulgi kembali ke rasa malunya terhadap kenyataan siapa nyonya hwang dan joohyun. Demi apapun, itu sangat memalukan. Tidak mau berlarut dengan hal tersebut, Seulgi berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.

Setelah mengabiskan waktu 10 menit, dia keluar dengan menggunakan celana pajama, bertelanjang dada dengan handuk diatas kepalanya. Perhatiannya mengarah ke handphone miliknya yang di letakkan di nakas sebelah tempat tidurnya itu. Dia mengambil handphone tersebut dan menemukan misscall dan pesan dari nyonya Hwang.

"Apa ini? Kenapa nyonya Hwang mengajak bertemu? Akan ku tanyakan joohyun terlebih dahulu, toh aku bisa ke kampus besok." Gumam seulgi sambil menasukan handphonenya ke saku celana dan berjalan ke luar kamar, masih dengan telanjang dada.

Saat seulgi keluar dari kamar, dia menemukan punggung joohyun menggunakan kemeja putih miliknya, sibuk dengan entah apa yang sedang dia buat di dapur. Seulgi pun tersenyum lebar melihat pemandangan yang baru kali ini dia lihat dan terasa begitu menyenangkan.

Seulgi pun berjalan menuju joohyun dan memeluknya dari belakang. Tentu hal tersebut membuat joohyun terkaget dan hampir memukul seulgi dengan spatula. Tentu hal itu malah membuat seulgi tertawa lepas, apa lagi melihat wajah kesal namun lucu yang di tunjukkan oleh joohyun.

"Kau... hampir saja aku memukulmu..." ucap joohyun yang malah membuat seulgi memeluknya lebih dalam dan mulai mencium tengkuk dan bahu mulus joohyun yang terbuka karena kemejanya sedikit turun.

"Hmm... tidak memakai apa apa dibalik ini huh?" Goda seulgi yang sudah menyelipkan tangannya masuk kedalam kemeja joohyun untuk mengelus perut dan meremas payudara wanita yang sedang memasak itu.

"Ah.. yah! Nnggh... seul.. jangan.." rengek joohyun yang entah terdengar menikmati namun dia harus fokus dengan apa yang sedang dia kerjakan.

"Hmm?" Bisik seulgi yang kini sudah mulai mengelus vagina joohyun dari balik celana dalam tipis yang di kenakan dibalik kemeja itu.

"Ah.. no! Seul! Aku harus me.. emmhh.. menyelesaikan ini.." rengek joohyun kembali. Apa lagi dengan sekarang kedua tangan seulgi yang kelewat aktif pada payudara dan clitorisnya.

Joohyun mematikan kompor dan menaruh spatula yang sedari tadi dia pegang. Kini bagian belakang pinggang ke bawah menempel pada seulgi untuk menahan dirinya untuk tetap berdiri.

"No.. ah.. babe... ah..." desah joohyun yang kini kewalahan dengan perilaku yang diberikan oleh seulgi. Tangan mungilnya itu berpegang lemas pada tangan tangan seulgi yang sedang membantunya untuk mencapai puncak dan kecupan serta jilatan nakal yang tak henti diberikan oleh pria beruang itu pada tengkuk dan telinganya.

"Hmmm... ngggggghh..." dan begitulah, joohyun mencapai puncaknya hanya dengan sentuhan dari seulgi saja.

Nice. Dia harus mengganti celana dalamnya yang sudah "hancur" dan basah karena perbuatan seulgi.

"Good morning, babe~" ucap seulgi sambil berbisik dan mengecup pipi joohyun sambil masih memeluknya sampai wanita kecil itu memiliki kekuatan untuk berdiri sendiri.

Jingan Jingga ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang