09. Flashback: Rumpang Dari Masa Lalu

2K 206 83
                                    

Warning! Peringatan! Beneran dibaca jangan di skip!

Untuk kalian yang memiliki masalah atau masa lalu yang serupa.. dianjurkan untuk membaca secukupnya saja. Jangan dipaksa sampai akhir.

Ketika terasa seperti sesak atau panas di dada atau ada emosi marah. Berhentilah.
Atur nafas kalian.
Caranya:
1. Tarik nafas 5 detik (hitung dengan tangan)
2. Tahan 5 detik
3. Lepaskan 5 detik

Ulang beberapa kali sampai kondisi tenang, aman, nyaman ya.

Dan ingat.. apa yang kalian baca bukan masalah kalian atau hal yang ada di masa lalu kalian. Tidak perlu di resapi. Cukup dibaca saja.

Saya jaga-jaga karena siapa tau, dari sekian banyak pembaca ada yang tidak sengaja terpatik (ter-trigger) kan bahaya ya 😅

Permasalahan psikologis bukan main main soalnya.. apa lagi mendadak cemas sendiri, kan engak lucu 😅

Ohya teknik pernapasan diatas bisa kalian pakai jika menghadapi rasa cemas atau panik. Buat ngereleksasikan diri juga bisa.
Anyway,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca

"Kamu masih teman terbaikku"

Ucapan joohyun kepada seulgi masih terniang dikepala joohyun. Korea di musim semi terlihat hidup. Tapi tidak pada raut wajah wanita yang baru sama menolak mentah mentah ajakkan pria baik seperti untuk membina hubungan yang lebih serius.

Joohyun sudah berumur 30 tahun. Berkeluarga dan memiliki anak sudah terbilang sangat cukup diusianya. Dia juga merupakan wanita yang memiliki karier yang tidak main main. Gelar profesor dia raih di usia 29 tahun, psikolog anak dan keluarga, cantik, dan berada.

Mengapa menolak seulgi? 'Sederhana'. Joohyun takut. Dia terlalu takut dengan pernikahan. Dia tidak percaya itu. Ya terimakasih kepada kedua orang tuanya yang sudah membentuknya sedemikian rupa hingga seperti ini. Dia kuat dan mandiri, namun rapuh secara bersamaan.

Sebenarnya, tidak ada salahnya jika joohyun tidak ingin berkeluarga atau tidak ingin menikah. Toh itu pilihan hidupnya. Namun, semakin kesini. Luka dari masa lalunya semakin menganggu. Dan joohyun tidak suka itu. Dia semakin takut.

Joohyun akhirnya sampai di apartemennya. Apartemen yang menjadi saksi bisu kegilaan entah hubungan apa yang dia jalin dengan kang seulgi, pria yang dia tolak.

Baru saja dia menutup apartemennya, air matanya kini mengucur kencang. Dia tidak memahami perasaannya sekarang. Bersalah kah? Takut kah? Kecewa kah? Entah. Yang dia tahu sesak di dadanya semakin memaksanya untuk memuntahkan isi makanan yang dia makan dengan santai saat menolak seulgi. Dia pun berlari menuju toilet.

Saat menolak seulgi.

Dia merasa tidak pantas untuk memakan makanan itu. Dia tak pantas untuk bertemu dengan seulgi. Dia tak pantas untuk seulgi.

*hueek* *hueeek*
(Ini reaksi fisik dari serangan panik)

Joohyun menutup closetnya sebelum menekan flush. Dia mengelap sisa muntahan dari sudut bibirnya dengan punggung tangannya. Kepalanya pusing. Dia lelah. Dia pun menarik tubuh kecilnya itu ke ranjang.

"Appa..." dia memanggil ayahnya yang jelas tidak ada disitu.

"Hyun takut appa..." joohyun meringkukan tubuhnya. Dia mencoba memeluk tubuhnya yang bergetar hebat. Mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

Dan lagi lagi, rasa bersalah, rasa malu, rasa marah, rasa tidak berdaya, dan rasa sedih merasuki nalar joohyun.

"Appa....." ucap joohyun lirih

Jingan Jingga ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang