Halo :]
Ku sedang ada waktu.
Jadi...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca.Setelah mengetahui kebenaran. Joohyun merasakan tetap ada kecemasan dan rasa takut akan melakukan hal yang sama dengan apa yang ommanya lakukan, meninggalkan orang yang dia cintai. Walau dia terlihat baik baik saja dan tidak begitu mempermasalahkan apa yang dia ketahui sekarang. Rasa takut itu masih ada.
Apa lagi, perkataan ommannya yang terniang di kepalanya. Perihal hubungan berkeluarga yang pasti akan berbeda dengan apa yang dia rasakan. Ada rasa ragu muncul pada dirinya dan Seulgi. Namun kini lebih terhadap seulgi. Tentang perilaku 'liar'nya yang mungkin sudah menjadi sebuah pembiasaan.
"Baby cake?"
Joohyun sedang menekan batang hidungnya sambil menutup mata. Dia mendengar suara ommanya memanggilnya sehingga membuyarkan pikiran dan ketakutannya.
Ya, joohyun dan tiffany bertemu kembali. Namun kali ini tanpa adanya seulgi. Si pria itu sedang mengurus urusan yudisium di kampus, menyerahkan laporan-laporan hasil perkembangan klien dan menyelesaikan beberapa jadwal klien yang tertunda karena kepergiannya ke Vienna waktu itu.
Tentu saat seulgi memberitahukan agendanya hari membuat joohyun pundung, joohyun takut akan seulgi pergi dengan kliennya ditambah lagi ketika sang omma menghubungi seulgi untuk meminta izinnya agar bisa menghabiskan waktu dengan joohyun. Sang pria beruang belum memberikan nomornya kepada sang omma. Serba salah memang. Joohyun hanya memiliki sisa waktu 2 hari, sebelum dia kembali ke Korea. Namun dengan semua kesibukan dan pertemuan takdir dengan sang omma, semua hal yang terjadi terasa menekan.
Joohyun dan tiffany kini sedang berada di cafe dekat dengan kampus seulgi. Terlihat beberapa mahasiswa yang bercengrama dengan secangkir kopi hangat atau bahkan bir. Benar-benar sebuah kultur yang berbeda, orang jerman dan kebiasaan mereka untuk meminum bir layaknya air. Toh musim musim apapun di negara ini memang masih terasa dinginnya, sehingga ya kalian tau. Alkohol sangat membantu.
"Kau sudah sarapan, nak? Disini menyediakan waffle dan simple breakfast" Tanya tiffany yang masih membaca buku menu yang dipegangnya. Ya memang jam masih menunjukkan 10 pagi, wajar saja tiffany bertanya seperti itu.
"Aku hanya akan memesan coklat hangat, omma. Seulgi tadi pagi sudah membuatkanku nasi goreng tuna kimchi."
Mendengar jawaban joohyun, tiffany tersenyum hangat dan seakan teringat sesuatu. Lebih tepatnya teringat oleh mantan suaminya, taeyeon. Tiffany pun menatap joohyun dan memperhatikan anak wanitanya itu. Anak di depannya ini mungkin terlihat sangat seperti dirinya jika sekilas. Namun tidak bisa di pungkiri, jika melihat wajah joohyun dan beberapa perilakunya, joohyun adalah anak taeyeon. Bahkan menurut tiffany, dia merasa sedang bersama taeyeon sekarang hanya saja dalam wujud wanita.
Tiffany tersenyum getir kali ini. Semua isi kepalanya tertuju pada sang mantan suami. Setelah pembicaraan kemarin, dia jujur baru mengetahui apa yang selama ini terjadi dengan keluarga kecilnya. Setelah bercerai dengan taeyeon, dia benar benar memutuskan semua ikatan tentang joohyun dan taeyeon dan pergi ke Amerika bersama selingkuhnya yang kini segera akan menjadi mantan suaminya juga.
Ya. Tiffany 'membuang' keluarga kecilnya seakan mereka tidak pernah ada. Dan melihat joohyun tumbuh menjadi wanita yang cantik dan anggun membuat hatinya terasa sakit. Bahwa semua perjuangan taeyeon membesarkan anak mereka, membuat joohyun terlihat sangat berjarak dengannya. Sehingga dia sampai pada kesimpulan, sesungguhnya dia patut di benci. Lalu mengapa joohyun masih saja mau pergi bersamanya sekarang? Jika tiffany adalah joohyun, dia pastinya tidak akan memberikan ommanya kesempatan untuk ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingan Jingga ✅
RomanceIntinya, kita semua bajingan dalam kisah seseorang. (Bahasa semi baku, Genben, Seulrene, 21+) Note: Dimohon, yang masih dibawah umur untuk bijak jika membaca. Tulisan 21+ isinya bukan soal seks doang, tapi konteksnya juga. FIN - 120921 You're able...