07. A Waltz For A Night Pt. 1

3.2K 219 41
                                    

Ini judul chapnya jadi list playlist ku keknya 🤣🤣🤣
Dan demi apapun... cara tulis ku disini berbeda sekali dengan yang "ufo baby" 🤣🤣
Darn.... it feels so weird at the same time 😅
Beri tahu aku tentang isi pikiran kalian ya untuk chap ini!
Anyway,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca 💋

Waktu menunjukkan pukul 7 setempat. Badan kedua manusia itu saling tertaut satu sama lain. Joohyun berada di dada bidang seulgi dengan tangan seulgi yang memeluk dekat tubuh mereka berdua. Seakan takut joohyun akan jatuh.

Perlahan. Joohyun terbangun. Dia mencoba menyesuaikan matanya dengan bias cahaya yang masuk melalui jendela. Dia angkat sedikit kepalanya, memandang langsung wajah pria yang baru berbagai kehangatan dengannya semalam.

Wajah seulgi tetap sama. Hanya sedikit lebih tirus dengan jenggot dan kumis halus yang mulai terlihat jelas. Rambutnya pun juga mulai memanjang. Pria yang mendekapnya ini sudah memiliki aura berbeda dari pria lulusan magister baru yang dia temui di 2 tahun yang lalu. Entah, mungkin aura lebih dewasa?

Joohyun dapat merasakan detak jantung seulgi pada telapak tangannya yang dia letakkan di dada polos seulgi, sebelum dia angkat dan mengelus halus pipi pria itu. Mata joohyun menyeruakan rasa. Rasa sayang yang tulus mungkin yang bisa di tangkap pada nanar kedua bola mata wanita mungil itu.

Ya, rasa sayang. Joohyun menyayangi seulgi. Entah 'setan' apa yang menghantuinya dulu sehingga menolak ajakan pria beruang itu. Yang jelas, 'setan' itu masih ada dan 'dia' adalah potongan bagian masa lalunya.

Dia mengangkat badannya, dan mengecup bibir dan hidung seulgi sebelum beranjak dari kasur dan memakai bathrobe. Matanya masih memandang lembut pria yang sedang tertidur layaknya beruang yang sedang hibernasi.

Rasa nyeri di bagian bawahnya tentu terasa saat dia mencoba untuk berjalan. Toh itu wajar. Setelah kepergian seulgi ke Jerman, joohyun bukanlah sosok yang liar. Dia hanya berhubungan dengan seulgi saja. Dan sekian lama dia melakukannya lagi.

Joohyun berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ya bagaimana tidak risih, peluh semalam terasa lengket di seluruh tubuhnya.

---------
Tiga puluh menit berlalu joohyun selesai melakukan aktivitasnya di kamar mandi, seulgi masih dalam posisi yang sama.

"Apa seletih itu..." batin joohyun sambil tersenyum memandang seulgi yang tertidur dengan mulut sedikit terbuka.

Joohyun berjalan kearah telepon yanh terletak di meja sebelah tempat tidur. Dia hendak memesan sarapan pagi untuk mereka.

Pergaulan mereka semalam membuat mereka lupa untuk memuaskan kebutuhan dasar mereka yang lain, yaitu makan.

"Hello, can I order a room service, please?" Ucap joohyun

---------

"Hey.. morn babe" ucap seulgi yang baru saja terbangun tidak lama setelah bau kopi merangsang indra penciumannya.

"Hey.. I got you coffee." Ucap joohyun yang kini duduk dekat dengan kereta makan dan jendela yang menunjukkan pemandangan luar hotel.

Seulgi bangun dari kasur tanpa peduli untuk menutupi badan polosnya sedikit pun sambil berjalan menuju joohyun. Terlihat jelas di mata joohyun banyak bercak merah di tubuh indah seulgi, sisa semalam dari bibir mungilnya. Tentu beberapa bekas cakaran dapat terlihat jelas di lengan, punggung dan sekitar leher.

Wajah joohyun semakin memerah ketika dia melihat bekas gigitannya di bagian bahu kanan seulgi. Entah itu kebiasaan atau hal fetishnya untuk selalu mengigit seulgi ketika mencapai puncak kenimatannya.

Jingan Jingga ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang