Ketahuan

1.6K 328 127
                                    

"Halo, babu-babu dekilku udah beres kemarin penelitiannya?"

Sapaan laknat Rara yang biasanya membuat mereka memekik kesal ataupun mendapati protes dari Yuta, kali ini tak digubris sama sekali.

Ketiganya malah memandanginya menyelidik seolah Rara habis maling ayam tetangga.

Gadis pecinta hoodie yang kali ini memakai kemeja putih itu meneguk ludahnya gugup. Ada apa ini? tumben ketiga sahabat bobroknya yang selalu haha hihi sampai gigi kering, jadi bikin merinding.

"Coba jelasin maksud dari foto ini?" tanya Yuta ketus tanpa nada ceria seperti biasanya. Pria campuran Jepang-Majalengka itu menyodorkan ponselnya ke hadapan Rara.

Mata Rara otomatis membulat lebar. Dia tak percaya hidupnya sekarang udah kaya selebriti banyak paparazinya.

"Jangan bilang kemarin lo gamau kita ajakin gara-gara si Jupri" selidik Bobby terdengar kecewa.

"Jangan-jangan sakit perut boker mulu cuman alesan lagi" suudzon Yuta, berdecih kesal.

Sedangkan Johnny masih diam. Seperti biasa lelaki kelebihan tinggi badan itu memlilih jadi observer yang suka menganalisa keadaan terlebih dahulu.

Rara menggelengkan kepalanya cepat
segera menampiknya"Bukan gitu! Kemarin kan gue udah bilang mau bimbingan ama Pak Setyo, nah ini si kunyuk Jefrey entah datang darimana muncul aja tiba-tiba sambil nyengir, terus nemenin gue"

"Ah, wadul (bohong) lu mah" tuduh Yuta. "Pasti lo udah kepincut sama si Jupri, lagi pdkt lo ya ama tuh buaya jadi-jadian kayak rumor yang beredar di sosmed" 

Rara yang geram mendengar tuduhan tidak berdasar Yuta langsung menggeplak kepalanya sampai membuat lelaki berambut gondrong itu mengabsen hewan yang ada di kebun binatang.

"Anjing, babi, babon, kangguru, gajah,kudanil! sakit siah teh Ra, maneh pikir kepala aing bola volli apa?!maen geplak aja seenaknya" sungut Yuta emosi, memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

Rara berkacak pinggang dihadapan Yuta yang selonjoran di gazebo "Lo percaya ama berita murahan itu apa mulut sahabat lo sendiri hah?" semprot Rara gak kalah nyolot.

"Mulut lo penuh dusta. Gak percaya gue. Hih, gue masih sepet ya sama lo gara-gara diketawain sekampus saltum di pesta ultah kampus" desis Yuta mendelik tajam masih mendendam.

"Bob, lo percaya kan sama gue?" kali ini Rara menatap sang sahabat sejak oroknya.

"Hm, setengah-setengah" sahutnya menimang-nimang kembali.

Rara menghela nafas kesal. Pada akhirnya mendudukan dirinya disamping Johnny lesu.

"John, lo percaya kan sama gue?" tanya Rara memelas, dia sebal kedua sahabatnya malah kemakan rumor tak jelas begitu.

Senyuman simpul muncul dibibir lelaki jangkung itu sebelum mengacak surai hitam Rara lembut. "Gue percaya kok" ujar Johnny membuat Rara tak pelak memekik senang.

"Tapi kemarin pasti terjadi sesuatu diantara kalian. Gak mungkin kan anak itu nemuin lo secara gak sengaja, pasti ada yang dia inginkan. Antara pdkt atau mungkin....., " Johnny menopang dagunya, keningnya berkerut saking seriusnya berfikir.

... Jangan-jangan, kemarin Jefrey nyatain perasaanya sama lo?" tebak Johnny membuat ketiga sahabatnya tercengang.

Terutama Rara, gadis itu sampai membekap mulutnya kaget. Kenapa tebakan Johnny selalu tepat. Memang gila kemampuan analisis sobatnya yang paling jenius ini.

Rara mengangguk cepat mengiyakan
tebakan Johnny.

"Pas nganterin pulang dia nyatain perasaanya sama gue" jelas Rara, dia melewatkan banyak hal untuk diceritakan. Rara hanya tak ingin membuat sahabat-sahabatnya semakin murka pada Jefrey jika tahu kebenarannya tentang awal mula Jefrey mendekati Rara.

Not Your Ideal TypesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang