Unhealed Wound

1.4K 288 67
                                    

Disepanjang langkah kakinya memasuki kediaman Adinata, mulut June terus dibuat menganga melihat betapa megah dan mewahnya tempat tinggal teman Kakaknya ini. Lelaki berbadan kekar namun berkelakuan sukar dimengerti itu tak henti dibuat kagum dengan isi rumah mereka.

Kalau June tak henti dibuat terheran-heran, dilain sisi Rose malah tak dapat berhenti tertawa dibuatnya. Ekspresi June yang memeable tapi juga lucu sangat menghiburnya.


Memang tak bisa dipungkiri, meskipun June dari segi wajah dan perawakan gak ada miripnya dengan Rara tapi dari kelakuan seratus persen mereka emang persis sama.

"Silahkan lewat sini, nona Rara ada dikamar tamu" seru pelayan yang ada disana menunjuk jalan.

"N-Nona Rara, bjir telinga gue gasalah denger ini" June masih kena mental breakdown menyadari betapa membagongkannya circle pertemanan kakak bobroknya.

Rose terkekeh, dia sudah didepan siap membuka pintu.

"Mari kita lihat, apa itu benar Kakak kamu yang ada didalam atau Rara yang lain?" Rosie mengerling usil pada June. Tak tahu saja kelakuan Rose bikin June degdegan parah. 

"A-h, iya" tandas June kaku. Si Petakilan Angkasa Junendra Putra dibuat malu-malu meong gara-gara Rosie.

Saat pintu terbuka terdengar suara musik Kpop menyapa telinga. Disana nampaklah seorang wanita yang sedang heboh sendiri menari  mengikuti irama didepan cermin.

"Hit you with dat, ddu, ddu.. ddu Aye! aye! asekkkkk digidaw" teriaknya tanpa sadar ada orang yang masuk kekamar.

Mending kalau ngikutin koreo nya. Ini Rara kayak joged Blackpink kesurupan version, angguk-angguk gajelas, jingkrak sana jingkrak sini, remote tv dijadiin microphone. Untung juga gak koprol atau salto.

Rose yang melihatnya lantas tertawa ngakak, sedangkan June cuman bisa melongo, geleng-geleng gak habis pikir ama kelakuan sang Kakak. Ternyata udah lama gak ketemu Kakaknya masih sarap aja. Kening June mengernyit bingung, bukannya ini orang lagi sakit?

"Heh, mak lampir udah lama gak ketemu maneh (lo) masih bobrok aja gak tobat-tobat"

Mendengar suara serak-serak becek yang sepertinya mirip adik laknatnya seketika membuat Rara berhenti menari dan menoleh ke arah pintu.

Kedua matanya jelas membulat tak percaya. Kok bisa ada adiknya  disini??!

"JUNAEDI!!! LOH KOK LO TAU GUE ADA DISNI?! AHHH! URANG KANGEN" Pekiknya heboh menghampiri sang adik bahagia, memberinya geplakan sayang sebelum akhirnya memeluknya melepas rindu.

June yang sering kena geplak Rara udah biasa gak heran lagi, bukan hal aneh.

Alis Rara menukik keheranan saat June tiba-tiba saja menempelkan telapak tangannya dikeningnya.

"Maneh gak demam Kak, kelakuan lo juga gak kayak orang sakit malah kayak orang gila" ungkapnya. 

Maklum karena Rara kelamaan di Jakarta, jadi kadang mereka ngobrolnya suka campur sunda sama bahasa gaul anak Jakarta.

"Saha oge nu gering (siapa juga yang sakit). Lo bela-belain ke Jakarta khawatir sama gue Jun? Ah yaampun gue tercengang plus terharu sama adik gue yang manis ini" Rara semakin mengeratkan pelukannya, namun tanpa sadar hal itu malah menekan lukanya.

"Hilih apaan percaya diri pisan man-

"aww!" Rara meringis pelan segera menjauhkan dirinya dari June. Rose yang panik langsung menghampiri Rara dan mengecek lengannya, untungnya baik-baik saja.

Not Your Ideal TypesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang