Sebuah Kesepakatan

2.5K 512 84
                                    

Gelak tawa daritadi tak henti-hentinya mereda di kosan Rara. Ketiga lelaki disana masih saja membahas kejadiaan epic yang  terjadi di kantin fakultas mereka.

Rara sudah muak mendengarnya, dia melempari ketiga sohib kurang ajarnya itu dengan bantal, cangkir, buku charger, remote, apapun barang yang ada didekatnya ia gunakan buat membungkam mulut bacot ketiga lelaki menyebalkan yang sialnya berstatus sebagai sahabatnya.

Untung Rara masih sabar, belum aja mereka dia lempari pake kompor gas beserta tabungnya sekalian.

"Berisik bangsat! Mau gue lempari pake tabung gas elpiji hah?" bentaknya sembari melempar kaos kakinya masing-masing ke arah Yuta dan Bobby yang paling bahagia menertawainya.

"Ra, aing (gue) gak kuat haha anjir maneh (lo) udah sok-sok an ngelabrak taunya itu kakak si jupri" Yuta memegangi perutnya yang kram kebanyakan ketawa.

Bobby menyeka air mata yang sampe keluar gara-gara tertawa berlebihan.
"Gila lo Ra, knalpot angkot terngiang-ngiang di kepala gue. Ngakak mulu gue tiap inget, ah bangke" seru Bobby berusaha menarik nafas di tengah tawanya.

Johnny terkekeh pelan, dia lirik sekilas wajah Rara yang merenggut kesal. Alisnya menukik tajam, bibirnya mengerucut beberapa senti. Bukannya menakutkan Rara malah keliatan gemas di mata sahabat-sahabatnya.

"Udahan ngetawainnya, ntar Rara nangis lho" ujar Johnny sembari membereskan kembali barang-barang yang Rara lempar pada tempatnya.

Rara menghela nafas panjang, dia keluarkan bungkus rokok di saku hoodienya dan menyalakannya dengan pematik yang ada dinakas mejanya.

"Sialan, malunya ampe ke dna. Pantesan tuh cewek malah ngakak bukannya emosi. Padahal gue udah nungguin momen si brengsek itu ditabok" gerutunya sembari menghisap kuat rokok dikedua belah bibir kecilnya. "Heran gue, kenapa si Rose bisa suka sama cowok menye modelan kaya gitu" cibirnya sembari mengepulkan asap rokoknya.

Mereka sudah tak aneh lagi melihat Rara merokok. Pertemuan pertama mereka pun terjadi saat mereka dihukum karena merokok dikala ospek sedang berlangsung. Bukannya ikutan liat demo ukm keempat Maba ini malah pada mencar sendiri dan
kepergok dengan situasi berbeda-beda.

Dulu Bobby dan Rara ketauan mojok di warung bu Yanti lagi ngopi sambil ngerokok. Johnny ketauan ngerokok dikelas kosong lagi dengerin lagu sembari memandangi langit di siang bolong. Kala itu Johnny sedang menjadi sad boy karena anget-angetnya patah hati pacarnya ketahuan selingkuh. Sedangkan Yuta, yang paling apes. udah ketahuan ngerokok, kepergok lagi ngebokep pula. Digaplok disitu juga ama kating.
Dari dulu emang  mereka udah pada berdosa banget kelakuannya.

"Emang lo gak terpikat apa Ra ama si Jefrey? gue aja cowok kagum liat mukanya glowing banget kaya pake sunlight bersih dan mengkilat. Heran banget gua" tanya Bobby tiba-tiba.

"Gue juga kadang iri ama hidup si jupri jir, perfak" 

"Jefrey, Yuta and perfect not perfak, lo jadi kedengeran lagi ngumpat" Koreksi Johnny, si bule Chicago yang suka greget ama English Yuta.

"Ya maaf mister ah, heeh si eta we lah namanya suka-suka urang (gue).  bocah itu punya segalanya euy, jenius, harta melimpah, mana ganteng gak nyelow lagi, sayangnya sih dia akhalakless"

"Lo lebih gak berakhlak" timpal Johnny yang dihadiahi tinjuan Yuta.

Rara bergidik ngeri mendengar penuturan sohib seperbelangsakannya yang malah memuji Jefrey.

"Gak ada ganteng-gantengnya tuh cowok, jijik banget liatnya gua. Mukanya, kelakuannya, cara ngomongnya bikin gua pengen nabok"

"Emang gak normal sih ini anak, matanya picek" geleng Yuta.

Not Your Ideal TypesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang