Trip to Rara's House

748 133 35
                                    

Salah satu hal yang setiap mahasiswa nantikan dalam perjalanan mereka menempuh pendidikan. Yaitu, tahap "Sidang Skripsi"

Meskipun melelahkan dan menegangkan, ketika kita telah menyelesaikan puncak dari pendidikan sarjana ini. Rasanya bagai batu besar yang menghimpit dada mu
hancur lebur seketika.


Hal itu pula lah, yang sedang Rara rasakan saat ini.


"Saudari Aurora Liora Putri, anda telah menyelesaikan sidang ini dengan baik. Maka dengan ini, saya nyatakan anda telah lulus"

Perkataan "lulus" dari dosen pengujinya begitu indah didengar nya, haru di hatinya, dan menghias senyum bahagia di bibirnya.

Seketika beban berat yang menghantuinya selama hampir setahun ini menguap di benaknya.

Rasa lega menyergapi hatinya, perasaan bangga pada dirinya pun membuncah. Rara begitu terharu, matanya tak dapat membohonginya, manik hitam pekat itu berair oleh air mata.

Akhirnya, perjuangan dan kerja kerasnya menjadi mahasiswa teknik otomotif yang amat sulit telah hingga sering membuatnya menangis telah terselesaikan.

"Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen yang telah menguji saya hari ini" Rara menyatukan kedua tangannya, sedikit membungkuk dengan senyum bahagia tak luntur terpatri di bibirnya.

Salah seorang dosen pengujinya balas tersenyum, merasakan kebahagiaan mahasiswanya untuk sampai ke tahap ini yang tidaklah mudah.

Sambil terkekeh, dosen pengujinya itu berujar " wah, fakultas teknik bakal sepi nih gak ada kamu. Selamat Ra" gurau Pak Ian, salah satu dosen yang mengujinya hari ini.

Rara terkekeh malu mendengarnya. Kelakuan bobroknya bersama tiga sahabatnya bahkan sudah terkenal dikalangan para dosen prodi teknik otomotif.

Ketika Rara membuka pintu ruangan sidangnya, mata Rara memerah menahan tangis harunya.

Disana sudah ada ketiga sahabatnya menyambutnya dengan cemas.

Johnny sudah terlihat berdiri membawa buket bunga, Bobby membawa buket makanan, dan Yuta membawa buket uang 2 ribuan.

Disana juga ada Jefrey, lelaki itu berdiri tepat dibelakang ketiga sahabatnya.

Jefrey membawa sebuah buket bunga mawar merah besar nan indah, yang hampir menutupi wajah lelaki berparas tampan itu saking besarnya.

Sama halnya seperti ketiga sahabatnya, Jefrey pun menanti dengan cemas jawaban Rara akan hasil sidangnya hari ini.

"Gimana Ra? Lo lulus kan? Kena semprot gak ? Harus ngulang gak? dicerocos pertanyaan sama Pak Ian gak?" Seperti biasa Yuta selalu bacot.

Rara tak menjawabnya tapi gadis itu malah memeluk ketiganya erat.

"HUAAAA AKHIRNYA GUE LULUS GAIS!"

Tangis Rara pecah, keempat lelaki yang ada disana pun akhirnya dapat tersenyum simpul. Terharu dan bangga.



Bobby memeluk Rara erat hingga gadis itu terangkat diudara, Johnny mengacak surai hitam Rara senang. Dan Yuta, lelaki itu walau paling sering berantem sama Rara, dia yang paling terharu. Yuta ikut menangis sesegukan.


Rara tertawa kencang ditengah tangisnya. Dia sangat bahagia hari ini.
Hari ini akan menjadi salah satu momen bersejarah dalam hidupnya.

Jefrey hanya terdiam sembari tersenyum ikut bahagia menyaksikan tanpa mau menyela momen kebersamaan keempat sekawan ini yang indah.

Not Your Ideal TypesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang