Mengenggam Sesal

1.9K 342 89
                                    

Setelah mengguncang pesta ulang tahun kampus dengan penampilan memakau dan suara indahnya, kehidupan Rara berjalan seperti biasa.

Rara kembali menjadi si gadis cuek yang gemar memakai hoodie dan celana jeans beserta sepatu convers.

Jika dulu tak ada yang peduli bahkan jika Rara mau berdandan compang camping atau bahkan salto sekalipun, sekarang berbeda.

Karena semua orang mengenalnya, hidup Rara tak setenang dahulu, selalu jadi bahan perbincangan.

Seperti sekarang, dia jalan saja berasa kayak artis.

"Yaampun itu Aurora yang kemarin bikin heboh di pesta, ternyata dia tomboy kalo sehari-hari. Tapi tetep cantik , makin memesona"

"Mbak Aurora cantik boleh minta nomor?"

"Ra, mau aku anterin nungguin Pak Setyo?"

"Kamu abis ngampus ada acara ga, mau pulang bareng?"

"Gilaaa, bare face aja mukanya tetep cantik. Emang cakepnya natural "

"Ish apaan?! cantik darimana muka nya biasa aja kalo gak dandan. Pasti pake pelet makannya Jefrey kesemsem"

"OMG! KAK RARA! Ya ampun kamu neomu menakjubkan kemarin di pesta. I'm your big fan or maybe can i be your prince?"

"LUCAS! gue laporin ke Yuqi lo ya biar diputusin tau rasa!"

"Kak Rara jadiin gue pacar lo, gapapa jadi selingkuhan pun!"

Rara menghela nafas panjang sembari memijit kepalanya pening. Dia tidak suka jadi terkenal. Perjalanan ke gazebo yang biasanya hanya memakan waktu lima menit jadi setengah jam gara-gara banyak yang nyegat. Sedari tadi banyak orang yang menyapanya, menghujat, meminta nomor ponsel, menggodanya bahkan mengajaknya berkencan!

Tau gini dia setujuin aja salah satu ajakan buat ikut Bobby, Yuta, atau Johnny yang sudah mulai terjun ke lapangan buat ngumpulin data.

Sayangya, gara-gara Rara lagi sakit perut kebanyakan segala dimakan kemarin dipesta, jadi bolak-bolak terus ke jamban. Rara gak mau kalau nanti malah nyusahin dan ngehambat tugas mereka, lagian juga Rara mau bimbingan menyerahkan revisian bab tiga nya.

Rara melihat jam ditangannya, masih dua jam lagi. Pak Setyo baru bisa bimbingan nanti sore karena masih ada kelas.

Kalau lagi sendiri gini, Rara ngerasa kangen ketiga sobat laknatnya. Gak ada sepi, kalau ada apalagi si Yuta bising banget ada aja ulah yang bikin mulut gak bisa mingkem karena ketawa. Tapi justru itulah yang membuat kebersamaan mereka selalu menyenangkan karena kebodohan alamiah mereka.


"Tumben sendiri. Kemana bodyguard lo?"

Suara berat seseorang yang akhir-akhir ini sudah tak asing lagi baginya membuat Rara mendongakan wajahnya. Dia mendapati Jefrey tengah tersenyum cerah menunjukan kedua lesung pipinya yang manis padanya.

"Heh, ada apanih anak kedokteran kesini? mau digebukin lagi pawang gue?" Tantang Rara sembari terkekeh pelan, lagi lesu dia tidak ada tenaga boker mulu makannya gak bisa ketawa berisik kayak biasanya.

Senyuman lembut terukir di bibir Jefrey, lelaki idaman para wanita itu mendudukan dirinya disamping Rara yang terus memberikan tatapan julid padanya.

"Gak papa digebuk juga, asal bisa ketemu lo" tandasnya. Rara bergedik geli merinding dengernya hampir saja menampol Jefrey kalau lagi gak mager.

"Canda kok, gue mau nagih traktiran yang lo janjiin pas beres manggung kemarin. Jangan-jangan lo lupa lagi?" kelakarnya mencari alasan. Jefrey sadar dari ekspresi Rara, gadis itu tak menyukainya saat dia goda. Jelas, Rara tidaklah sama dengan wanita-wanita yang pernah ia kencani.

Not Your Ideal TypesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang