Kalah Telak

2.1K 442 236
                                    

Yuta mengucek-ngucek matanya masih tidak percaya. Dia masih ragu akan penglihatannya, jangan-jangan dia mabok gara-gara kebanyakan makan tenderloin steak.

Bobby menampar pipinya sendiri kasar agar segera sadar dalam keterpanaannya. Jangan! Dia tidak boleh suka sama sahabat seingusannya sejak orok sendiri!

Terakhir Johnny, pria jangkung yang tingginya melebihi tiang jemuran itu memegangi kepalanya yang pusing lihat perubahan Rara. Mimpi apa dia semalam liat si Queen of jorok and bobrok, Rara dandan secantik ini. Gaboleh pingsan Johnny kayak Pak Setyo!

Ternyata anak itu tidak bohong. Benar kata Rara, kalau dia sudah dandan bakalan terkapar mereka bertiga.

"Ra, pangling bener gue sumpah. Itik buruk rupa jadi angsa menawan dalam sekejap. Gila memang Rose. Ni gue hampir semaput, Bobby mau kejang-kejang, bahkan si Johnny sampe mau pingsan liat elo!" Yuta memandangi takjub Rara yang tengah menyantap hidangan yang ada di pesta dengan rakus segala disikat, dari mulai steak, cake, puding, sate, salad, lalu minumnya pun segala dicobain. Sangat kontras sekali dengan penampilan elegannya. Kelakuannya tidak ada anggunya sama sekali.

Rara menyeringai sombong mengibaskan rambutnya pada ketiga lelaki yang memandanginya terpana namun berubah mengumpat seketika setelahnya karena surai hitam anak itu menampar wajah mereka--- lebih tepatnya menampar ketiga sahabatnya pada kenyataan.

"Anjing! Lo ga keramas berapa minggu Ra?" dengus Bobby menyesal sempat terpesona sesaat oleh Rara.

"Hatchi!" Johnny bersin, hidungnya sensitif kalau nyium yang bau. Johnny cuman diam, tapi malah nyengir. "Akhirnya gue tersadar kembali"

Yuta lepeh-lepehin mulutnya yang kemasukan rambut Rara, gara-gara dia lagi mangap lebar sempat terpukau liat rambut hitam berkilau Rara kaya rambut mbak Anggun di iklan shampoo di tv.

Sekarang dia menyesal, rambut Rara kelihatannya aja bagus. Aromanya nyengat banget kaya kabel kebakar.

"cuih, puih!! Bangsat, asem, pait banget rambut lo. Gak keramas berapa minggu sih Ra, hah?" cerocos Yuta geram "Ketombe lo udah kaya keju parut"

Rara tidak peduli, dia malah ketawa puas bahagia sekali menjahili sahabat-sahabatnya. Biasanya kan mereka bertiga yang berkomplot menjahilinya.

"Gak lama kok, baru dua minggu aja gue belum keramas" jawabnya enteng.

Yuta, Johnny, dan Bobby menyadari bahwa Rara tetaplah Rara meskipun ia berubah seperti seorang putri kerajaan sekalipun, dia tetaplah sahabat mereka yang jorok dan bobrok tak ada tandingan. 

"Baiklah, setelah tadi bapak Rektor kita Bapak Yanto Gofur telah memberi sambutan hangatnya  serta harapannya untuk kampus tercinta kita"

"Lah, kapan pak Rektor ngomong?" Heran Rara. Dia merasa tidak mendengar suara khas bapak Rektor sama sekali.

"Udah bangsul, daritadi. Lo sih malah ngerusuh mulu pake ngibasin rambut bau apek lo, jadi kita gak denger" Cerca Yuta masih sebel sama Rara.

"Oke! Kita akan segera saja memulai pesta perayaan ulang tahun kampus yang ke 32 dengan penampilan para mahasiswa dan mahasiswi berbakat kita. Langsung saja, yang pertama si cantik bersuara emas dari jurusan Hubungan International, kita sambut saja Wen-

Doy, si mahasiswa jurusan Broadcasting yang jago ngeMC itu berhenti sejenak saat Chandra menghampirinya dan membisikan sesuatu. Tak lama Doy mengangguk mengerti.

"Maaf, saya baru saja tadi mendapat kabar bahwa Wendy tidak bisa tampil dikarenakan sakit"

Desahan kecewa terdengar dari para mahasiswa, Wendy adalah penyanyi terbaik mereka di kampus. Gadis itu bahkan telah memenangkan ajang kompetisi menyanyi di salah satu stasiun televisi tahun lalu.

Not Your Ideal TypesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang