The Hatred

716 149 16
                                    

"HUAAA BRENGSEK LO ROS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HUAAA BRENGSEK LO ROS. GUE JADI NANGIS. LO SOBAT GUE SAMPAI MAMPUS, SIALAN"








🍀Not Your Ideal Types🍀


Rara dan Rose hanya saling bertatapan dalam waktu cukup lama. Tak ada yang bersuara, hingga Jefrey angkat bicara.


"Ra, gimana? Apa lo mau bicara sama Rosie sekarang?" Jefrey berbisik memastikan.


Rara sekilas melihat Rose yang hanya menundukan kepalanya, sesekali terlihat Rose menyeka air matanya.

"Ya, gue rasa terlalu lama membiarkan masalah ini juga gak baik buat kita berdua. Dan ini waktu yang tepat" nada suara Rara yang biasanya tengil terdengar begitu serius sekarang.


"Euhm, kalian mau ngobrol disini apa didal---

"Disini aja, gak akan lama" sahutnya cepat. Jefrey mengedipkan mata beberapa kali merinding.

Rara mode serius lebih menyeramkan daripada Rara mode galak.


Jefrey gelagapan, untungnya mobil duccati berwarna hitamnya sudah terlihat Pak Edi bawa dihalaman rumah.


"Gue tunggu dimobil aja Ra" Jefrey buru-buru berjalan cepat ke arah mobilnya.

"Jef..."

Panggil Rara, Jefrey tadinya mau berlari kembali menoleh.

"Kenapa Ra?"

"Sorry, bikin lo nunggu"

Jefrey tersenyum sekilas, hatinya menghangat mendengarnya. Rara mode soft, emang melelehkan hati.

"Gak apa-apa, semoga masalah kalian cepat selesai" jawabnya, Jefrey berbalik pergi, ketika ia melewati Rose Jefrey menepuk pundak gadis itu yang terlihat bergetar pelan.

"Semua pasti baik-baik aja" bisiknya, berusaha menenangkan.

Rose mengangguk lemah, dia tak yakin. Hal yang wajar jika sekarang Rara membencinya, bahkan bukan hal yang mustahil apabila Rara tak ingin lagi berteman dengannya atau melihat wajahnya. 

Suasana masih hening, tak ada yang bersuara. Bibir Rose seperti terkunci, lidahnya kelu. Rasanya berucap satu katapun Rose akan meledak dalam tangis.

Dan Rara menyadari itu.

Bukan hanya dia yang terluka, Rosie pun sama sepertinya. Mungkin lebih, karena rasa bersalah terus menggerogotinya.

"Rosie, banyak hal yang memenuhi pikiran gue" pada akhirnya Rara memulai pembicaraan,

"Kata-kata seperti 'kenapa', 'gue harus gimana' selalu terngiang. Karena itu, hari ini gue ingin pertanyaan-pertanyaan itu terjawab. Gue akan dengerin semua penjelasan lo"

Not Your Ideal TypesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang