-15. The Encounter-

225 37 4
                                    

"Haruskah aku menempatkan posisiku pada bilik 'pro' sementara hatiku menyerukan keras kata 'kontra'? Lagipula mereka menculik dan menyanderamu di sebuah basement, sendirian. Tapi, basement setara dengan sebuah kamar hotel? Mereka memperlakukanmu seperti tamu sekaligus tahanan. Kejam, tapi anehnya cukup 'manusiawi'."

Kalimat panjang berlanjut pertama yang diucapkan Hermione setelah sesi penjelasan Harry selesai. Lumayan efektif mengisi waktu mereka yang sialnya berjalan sangat lambat. Harry tak ingin komentar terhadap kalimat apapun yang diucapkan Hermione, karena ia dengan sengaja melewatkan beberapa hal dalam 'cerita' tadi. Dan sesuatu tentang 'penyebrangan lintas waktu', segala hal tentang 'aura', dan hal-hal yang cukup tak bisa diterima akal sehat semacam 'makhluk abadi penghisap darah' dan kawan-kawannya, sama sekali tak ia sebutkan. Menghindari penyangkalan dan debat tak berujung.

Pikirnya yakin, kemanapun kereta ini menuju nantinya, disanalah selanjutnya Hermione akan memahami hal-hal dengan mata dan kepalanya sendiri. Harry tidak cukup bodoh untuk tahu kemana kereta ini menuju –tentu saja, Draco dan mungkin kawan-kawannya. Tapi, tidak juga cukup pintar untuk secara harfiah tahu letak pasti dan alasannya. Bertanya pada Pansy juga bukan hal menggiurkan dan 'pasti enak' seperti Treacle Tart. Harry yakin betul, Pansy akan dengan senang hati menjawab- bahkan dengan jujur. Karena setelah mendapatkan informasi yang diinginkan, dari awal Harry tak punya pilihan untuk menolak lalu kembali. Pansy yang tahu dan tetap diam -menyerukan keras kalimat 'Lari atau kabur adalah cara bodoh untuk menguras tenagamu dengan sia-sia'. Semacam cara tersirat untuk bilang kalau Pansy lebih kuat darinya.

Titel 'utusan sang Malfoy Junior' yang dibawa Pansy sepertinya tidak menutupi suasana kompartemen yang lumayan canggung. Sama seperti beberapa waktu lalu di kediaman Weasley, Pansy lebih banyak diam. Selain sulit diajak tawar menawar, Pansy terlihat lumayan tertutup. Mungkin dia tipe-tipe introver -yang terbuka kalau sudah benar-benar kenal dekat? Harry menggeleng, tak ingin berpikir terlalu jauh lagi untuk membaca si gadis potongan bob yang sedari tadi mengunyah permen karet, menopang dagu dengan sebelah tangannya dengan ekspresi bosan. Bahaya. Karena di mata Pansy ia adalah buku terbuka- semua manusia begitu di matanya. Setidaknya ia berusaha untuk tidak menyinggung si gadis, walau lewat pikirannya pun.

"Kau tahu? Malfoy junior itu tidak biasanya bersikap ramah." Sahutnya tiba-tiba.

Ternyata barusan dia menyimak.

"Biasanya dia memasang mode ala ala aristokrat membosankan yang arogan, suka diam dan dingin seperti es, suka mengritik, dan kadang mengumpat. Jadi, harus kuakui ceritamu menarik." Lanjutnya sambil menyeringai cantik. Memandang kosong pemandangan yang terus bergerak di balik jendela kompartemen.

"Ah- kalau itu, aku tak akan menyangkal. Sedikitpun." Harry berujar dengan kekehan kecil. Tidak ada bagian yang salah dari penilaian gadis di hadapannya itu, and who is he to judge the so called Malfoys' perfect heir? Sementara Hermione tersenyum dan menggelengkan kecil kepalanya –benar-benar setuju. Setidaknya dalam beberapa pertemuannya dengan orang yang dibicarakan, gambaran itu lumayan tepat.

"You know? You're kinda cute, Potter." Pansy dan seringai cantiknya. Obsidiannya menatap lurus kilau hijau yang sempat terpapar matahari yang mulai tertelan cakrawala. Sepertinya Pansy sedikitnya tak tahan setelah kekehan bodoh mempesona tersaji di depannya. No wonder the pale idiot being so intrigued.

"Kau- tertarik padanya, Pans?"

"Hm?" Kini pandangan Pansy beralih pada si gadis bersurai bushy itu, sedikit terkejut dan penasaran.

"Kutanya balik, Ms.Granger. Kau- tertarik padanya?" Lanjutnya tersenyum jahil. Merasa akan ada hiburan drama picisan disini. Hipotesis: seseorang sedang cemburu padanya.

AURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang