-34. Buat apa?-

128 15 7
                                    



"Jadi, apa yang spesial dengan hari ini?"



Pembicaraan dimulai dengan tuntutan halus si Potter yang tak bosan-bosannya menunjukkan tampang menakjubkan. Beberapa bulan berlalu setelah perbincangan awalnya dengan si surai hitam ini. Penantian dan perjuangan seorang Draco Malfoy terbayarkan. Harry Potter, bisa diklaim kalau sepenuhnya sudah ada di genggamannya. Atau pikiran Draco hanya kebingungan kalau yang terjadi adalah sebaliknya. (Draco sepenuhnya ada dalam genggaman Harry.)


Jadi apa yang spesial dengan hari ini?


Dilain sisi sepertinya Harry sudah terbiasa dengan sikap Draco yang begitu memanjakannya. Entah dapat ide darimana Draco suatu waktu bilang kalau ia ingin membuat semua momen mereka menjadi sesuatu yang spesial. Hal yang membawa Harry sampai ke saat ini, mengutarakan pertanyaan yang sama setiap mereka bertemu.

Yang membuat Harry terperangah adalah fakta bahwa pria dihadapannya itu selalu memberi hawa kelewat senang, walau tertutupi dengan sikap kalemnya. Draco belajar dari orang payah mana, sih? Si bajingan Cedric? Ron? Atau Longbottom, asisten aunt Cissy?


"Terima ini dulu." Katanya sambil tersenyum lebar. Draco dan seyuman? Why not?

"Iris, purple roses, and this little one.... Chamomile. Well, thanks!"

"Mhm. Aku bebas empat hari ini. Mau pergi ke suatu tempat?"

"Kemana?"

"Aku bertanya padamu, love."

"Stop it, little git."

"Aw, stingy~"

"Tsk. Habiskan wine jelekmu itu. Ayo lihat bluebell!"


"Hampshire?"

"Mhm. Ini pertengahan Mei, masih ada kesempatan buat melihatnya."


"Okay, then. Let's go."

"Huh, just like that?"

"Well...Yeah, just like that."


Begitu saja, Draco mengiyakan dengan gampangnya. Sedikit bolak-balik sana sini buat persiapan. Tak butuh waktu lama, mereka memulai perjalanan. Awalnya Harry berniat buat inisiatif pesan tiket kereta atau setidaknya minta Cedric atau Neville buat mengantarkan. Tapi, Draco berhasil membujuknya buat road trip berdua saja dengan dirinya dan si hitam Range Rover. Sedikit alasan kentara disana-sini, privasi, dan tak ingin memberatkan Cedric atau Neville. Terserah, lagipula tidak ada salahnya.

Tak seperti bayangannya, Draco ternyata lebih kalem. Pikirnya perjalanan bakal dihiasi dengan celotehan dan tantrum kekanakan Draco setidaknya tentang pekerjaannya. Ternyata tidak. Mobil off road Draco yang katanya favorit Cedric ini saja yang bersuara. Sisanya hanya selipan pertanyaan klise seperti 'Kau mengantuk?', 'Kau lapar?', atau 'Mau berhenti sebentar?'.

Harry Potter, tak bisa menolong dirinya sendiri untuk tak merasa gemas. Draco yang seperti ini adalah yang paling berbahaya. Way too composed, way too calm, ....way to hard to resist. Sungguh beruntung orang diluar sana yang pernah melihat pesona Draco. Ugh.

AURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang