Harry terkesiap, nafasnya terengah berat. Beberapa anak rambut legamnya menempel di dahinya akibat jumlah keringat yang tak biasa, begitu pula dengan pakaian yang ia kenakan saat ini. Singkatnya ia seperti habis mandi tanpa dilap lalu buru-buru berpakaian –mandi keringatnya sendiri. Irisnya memindai seluruh ruangan, retinanya memberi akses cahaya yang masuk tiba-tiba, membawa informasi ke otaknya yang masih belum bisa mencerna informasi apapun. Selanjutnya sadar, kalau ruang ini bukanlah tempat familiar baginya. Sialnya, sepertinya dirinya sudah tak bisa berkutik lagi. Soalnya, bisa dipastikan kalau ini kediaman Malfoy, dan parahnya ia mengacau di ritual tadi. Tadi? Lalu pikirannya kalut. Jam berapa sekarang? Ia berusaha mencari setidak-tidaknya bukaan semacam jendela untuk melihat penanda dari alam, matahari. Tapi sialnya lagi, darisinilah ia sadar kalau tempat ini adalah sebuah basement. Perfect, how nice!
Sebentar, tenang. Harry berusaha meyakinkan dirinya untuk tenang dan memproses alur kejadian yang ia anggap masih terjadi di hari yang sama dengan saat ini, 'tadi'. Ia ingat ia mengacau lantaran membuat keributan setelah melayang entah ke dimensi mana. Tapi, fuck! Ritual itu tak lain tak bukan adalah kriminalitas. Mereka semua kriminal. Menyaksikan orang terbunuh dengan semangat, apa mereka semua gila? Lalu semua informasinya kembali tersusun dengn aneh. Dan kecocokan aneh antara mendiang Percy dengan kejadian hari ini, keturunan Malfoy yang minum darah, ritual yang mereka namai dengan Deathly Hallow, kremasi Malfoy. Tidak-tidak, ini buruk, semuanya berhubungan dengan cara yang aneh. Perutnya mual.
"Otakmu sudah bekerja? Sudah tau ini dimana? 'Siapa dirimu, mengapa kau bisa disini?'" Mendengar suara ini Harry sedikit terlonjak, dan tanpa sadar mengaktifkan insting defensifnya. Kini Harry menatap lawan bicaranya yang barusan membentuk tanda kutip dengan kedua tangannya itu, seperti barusaja berhadap-hadapan dengan seorang kriminal yang mengajaknya duel sebelum akhirnya berhasil ditangkap.
"Bold of you to assume that I'm gonna spill the tea." Harry berani berujar, tetapi tak bisa menyembunyikan nada ketusnya.
"Well, bold of you to assume that we don't know a thing, Officer Harry, sir."
"Tsk." Payah, orang ini sudah membongkar identitasnya secara gamblang.
"Apa kau begitu bosan dengan kasus korupsi, atau kasus orang hilang, atau bahkan yang besar seperti kasus pembunuhan berantai, sampai-sampai kau nyasar disini?"
"Aku tak akan bosan untuk berusaha memenjarakan seseorang seperti kau-"
"Sepertiku? Aku memang tampan, kuakui itu. But, mind to see yourself? Ironis sekali, karena yang dipenjara sekarang bukan aku - pfft."
"Berhenti mengolok-oloknya, Ced."
"Duh." Orang yang memanggil dirinya tampan –memang tampan-, yang dipanggil 'Ced' ini memutar bolamatanya malas. Orang ini selalu merusak kesenangannya.
"Malfoy-" Ced -Cedric playfully shocked, dan bertanya lagi pada si officer Harry yang menggeram tak ramah.
"Oh, kau tahu orang ini?"
"Lebih dari yang kau bayangkan." Lanjut Harry makin tak ramah.
"Wow- aku tersanjung?" Timpal Malfoy enteng sebelum mengusir Cedric dari tempat apapun itu, dan mendengar si tampan memberi decakkan kesal padanya.
.
.
"Jadi, ada sesuatu yang mau kau ketahui?" tawar Malfoy tenang.
"Darimanasaja?"
"Darimanasaja."
Setelah menghadiahi dirinya sendiri helaan nafas yang cukup panjang, Harry mendapatkan kembali ketenangannya. Karena sedikitnya ia tahu, kalau tak ada hal lain yang bisa ia lakukan lagi. Jadi, ia memilih untuk mengetahui apapun yang bisa ia ketahui. Sebelum pada akhirnya mati, mungkin. Jadi, ada kemungkinan besar juga bagi si Malfoy untuk memberi informasi cuma-cuma. Harry juga tahu, kalau Draco bukan orang dungu. Sudah pasti ia mempersiapkan kemungkinan apapun, pertanyaan apapun yang mungkin keluar dari mulut Harry, dan fakta apapun yang ia ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURA
FanfictionAlternate Universe. Aura. Creatures. Ina-Eng Drarry. Draco(T)xHarry(B). Suatu ketika dalam penyamarannya, nomor telepon Harry yang seharusnya tidak diketahui siapapun tipa-tiba berdering. Menampilkan suara seorang wanita yang setelahnya ia ketahui...