Hari itu pun tiba. Kini waktunya Ille pergi ke psikiater bersama dengan Aileen dan Liam. Tiba waktunya bagi Ille untuk mulai konseling sendiri tanpa ditemani oleh Aileen dan Liam agar lebih leluasa dalam bercerita kepada psikiaternya. Setelah itu, Aileen, Liam, dan Ille duduk bersama di depan seorang psikiater dan memberitahu jika Ille terkena mental illness atau bipolar. Ille tidak boleh merasa sendiri, kesepian dan stress agar ia tidak nekad melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk membantu Ille dalam mengontrol dirinya, ia perlu terapi obat dan saya akan memberikan resepnya nanti. Psikiater itu berkata kepada Ille untuk mencoba berdamai dengan keadaan dan dirinya sendiri. Jangan pernah takut karena hidup terlalu sayang untuk disia-siakan. Banyak orang yang masih sayang dan juga menyanyangi dirinya anggap saja bahwa ini adalah salah satu proses menuju kedewasaan.
Setelah itu, mereka pulang dari psikiater dan Aileen mencoba membujuk Ille untuk kembali pulang ke rumah agar Ille tidak merasa kesepian serta Aileen dapat lebih mudah memantau kondisi Ille. Namun, Ille tetap teguh pada pendiriannya dan tidak mau pulang kembali ke rumah karena Papanya masih saja mempertahankan selingkuhannya itu.
Aileen tahu apa yang harus diperbuat agar putrinya itu mau kembali pulang ke rumah. Aileen meminta agar Vincent menarik apartmen Ille karena apartmen itu dibelikan Vincent sehingga ini akan menjadi cara agar Ille mau kembali ke rumah. Ille yang mengetahui hal itu pun merasa marah dan kecewa. Namun, apalah dayanya Ille pun berhasil pulang kembali ke rumah dengan penuh keterpakasaan.
***
Ille
Aku kembali ke kamar yang memberikan banyak kenangan sebelum semuanya berubah. Aku melihat barang-barangnya masih dilettakan di tempat yang sama dan tidak ada yang berubah. Aku menyelusuri setiap sudut kamarnya yang sudah lama aku tinggalkan. Saat aku berada didalam kamar, aku mendengar suara canda tawa yang terdengar dari lantai bawah. Aku melihat Papa dan juga Nara yaitu selingkuhan Papaku sedang makan malam bersama di rumah. Ya, Papaku masih mempertahankan hubungan bersama dengan selingkuhannya itu. Aku sempat melirik apa yang sedang mereka lakukan setelah itu, aku kembali masuk ke kamarku lebih tepatnya sekarang aku sedang berada di balkon kamarku sambil menikmati tiupan angin yang sejuk dan cahaya bintang yang menemani malamku. Ketika aku sedang menikmati moment ini, Mama datang sambil membawakan secangkir coklat panas kepadaku. Kemudian Mama berada tepat disampingku. Saat ini, kami menikmati pemandangan yang sama. Lalu, mama membuka percakapan diantara kami.
"Ilee," sapa Mama.
"Iya, Ma," sahutku.
"Dulu, Mama juga sama sepertimu. Mama mengidap bipolar dan mental Ilness, Mama tidak tahu kalo kamu juga akan merasakan apa yang Mama rasakan dulu," kata Mama yang membuat diriku cukup terkejut.
"Namun, Papa kamu yang selalu ada untuk Mama. Membantu Mama hingga skekarang Mama menjadi seperti ini. Papa mau menerima dan melihat Mama dengan apa adanya. Itulah mengapa Mama masih mempertahankan pernikahan ini karena telah melihat semua pengorbanannya dan membuat mama sangat mencintai dan Papamu," lanjut Mama sambil melihat ke arahku.
"Untuk itu Ille, jangan pernah melakukan hal yang membahayakan nyawamu lagi. Jangan pernah merasa sendiri dan kesepian ada Mama yang selalu ada untuk kamu, menyanyangi, dan menerima kamu apa adanya. Cobalah untuk berdamai dengan keadaanmu dan menerima semuanya ini. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Teruslah jalani hidupmu dengan mimpi-mimpimu dan kebahagiaan yang kamu ciptakan sendiri," ujar Mama. Lalu aku langsung memeluk Mama sambil berlinang air mata dan berjanji kepada Mama.
"Iya, Ma. Aku janji untuk mencoba berdamai dengan diriku sendiri. Aku akan melanjutkan hidupku lagi dan menjalani hari-hariku kembali. Aku akan terus minum obatdan terapi agar aku bisa sembuh dan membahagiakan Mama." Aku menatap lekat kedua mata Mama yang sudah dipenuhi oleh air mata.
Begitulah malam itu berlalu dengan saling mengungkapkan isi hati. Aku akan mencoba untuk bangkit kembali. Perjalanan hidupku masih panjang, aku akan mencoba untuk menjalankan aktivitasku kembali dan memulai dalam lembaran yang baru.
Kring ....
Liam : Le, jangan lupa besok pagi kuliah lagi. Maket kamu terbengkalai gitu aja di kelas.
Ille : Iya, bawel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ill(n)e(ss)
Teen FictionMenceritakan seorang anak remaja perempuan bernama Ille yang sudah memiliki kesibukannya dalam dunia perkuliahan sebagai seorang mahasiswi jurusan arsitektur. Keluarga dan teman-teman di tambah kehidupannya yang selalu memenuhi keinginannya membuat...