Ille
Tuhan mengapa dunia ini sangat jahat kepadaku? Mengapa semua ini tidak sama dengan yang aku harapkan? Setiap hari aku hanya bisa menangis dalam diam, merenungkan semua ini, cercaku dalam hati. Lelaki yang selalu aku banggakan dan palingku sayangi rela menghianati keluarganya demi wanita lain. Bahkan teman-teman yang kukira selalu ada untukku, kini telah pergi menjauh. Aku merasa bahwa tidak ada orang yang menyanyangiku dengan tulus dan apa adanya.
Mama
Missed Voice Call At 07.30
Missed Voice Call At 07.31
Missed Call At 07.32
Missed Call At 07.33
Mama: Ille, are you okay?
Mama: Ille, kamu di mana nak?
Mama: Kamu sudah makan?
Mama: Ille, mama mohon balas pesan mama nak
Missed Voice Call
Mama: Angkat telpon mama, Ille!
Mama: Ille...
Liam
Missed Call
Missed Call
Liam: Ille, lo di mana?
Liam: Lo ada di apartmen?
Liam: kenapa gak ke kampus?
Liam: Ille, are you okay?
Liam: Ille
Missed Call
Missed Call
Liam: Kenapa lo nggak angkat telpon gue?
Liam: Ille gue mohon jangan berbuat yang aneh-aneh, okay?
Liam: Ille
Liam: Ille
Namun tidak ada satu pesan pun yang aku jawab, begitu juga dengan telpon dari mereka. Mereka terlihat seperti menghawatirkanku tetapi aku terus mengabaikannya. Mereka tidak tahu bahwa aku telah melakukan beberapa usaha untuk menghilangkan nyawaku. Aku terus menyakiti diriku dengan goresan-gorean yang sudah tak tahu lagi sudah keberapa kalinya. Tangan dengan luka yang sudah mulai kering kembali terluka. Didalam kamar mandi, kunyalakan shower kemudian kusayat kembali. Aku lelah Tuhan, aku capek, aku muak berada didunia ini. Mengapa engkau tak mengambil nyawaku saja skalian? cercaku dalam hati sambil air mata mengalir deras membasahi pipiku. Darah kembali menetes dan mengalir begitu deras. Namun, dengan melakukan ini dapat membuat rasa sesak didada ini sedikit berkurang.
Setiap hari aku selalu mengurung diriku di apartmen ini dan mulai menyakiti diriku yang sekarang sudah menjadi kebiasaan. Aku takut bertemu dengan orang-orang. Bahkan aku tidak mau bertemu dengan mama dan juga Liam. Aku merasa bahwa semua orang akan menyakitiku, menertawaiku, menghianatiku dan kemudian pergi meninggalkanku. Namun, ada dua orang yang setiap harinya tidak pernah lelah menghubungiku dan menanyakan keadaanku. Tepat sekali, mereka ada mama dan juga Liam. Aku sempat membalas pesan mereka tetapi jawaban yang kuberikan sangat singkat. Mama setiap hari datang ke apartment, namun aku tak pernah membukakan pintu dan pintu menjadi penghalang untuk aku mengobrol bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ill(n)e(ss)
Fiksi RemajaMenceritakan seorang anak remaja perempuan bernama Ille yang sudah memiliki kesibukannya dalam dunia perkuliahan sebagai seorang mahasiswi jurusan arsitektur. Keluarga dan teman-teman di tambah kehidupannya yang selalu memenuhi keinginannya membuat...