[32] Nasihat Om Adimas

2.3K 157 1
                                    


Jangan takut untuk mencoba, terlebih mencoba untuk memperbaiki kesalahan kita.

Mungkin awalnya terasa mengerikan karena bayangan akan kemungkinan buruk itu akan menghantui.

Akan tetapi, semua itu belum terjadi dan ingat selalu ada jalan untuk kalian yang ingin memperbaiki.

Yakin dan terus bangkit jika gagal, itulah kuncinya.

[ [32] Nasihat Om Adimas ]

*****

"Gue capek terus-terusan ngumpet kayak gini, Ga. Gue pengen balik. Sebentar lagi gue sidang skripsi. Gue gak mau batal sarjana cuman karena ini.

Pria dengan kaos merah menyala itu menatap jengah pada perempuan yang sudah hampir satu Minggu ini ikut dirinya ke salah satu villa milik orang tuanya. Jangan kalian berpikir jika mereka sedang liburan karena justru mereka sedang bersembunyi dari beberapa orang yang telah mereka usik hidupnya.

"Angga!" sentak perempuan yang tak lain adalah Tyas, "gue mau balik."

"Terserah. Lo balik, lo diserang Agasa dkk."

Tyas menunduk lesu, dia menyesal telah melakukan kekacauan pada rumah tangga mantannya. "Gu..gue menyerahkan diri aja, Ga. Gue gak mau terus-terusan jadi jahat."

"Bukannya lo seneng? Ini itu bentuk balas dendam lo sama Devon yang dulu pernah ngelimain lo."

"Gue awalnya emang kayak gitu, Ga, tapi setelah dipikir-pikir apa yang gue lakuin itu jauh lebih jahat. Gue gak bisa kayak gini. Gimanapun juga dulu Devon selalu ada buat gue, selalu baik sama gue, memperlakukan gue layaknya ratu, meskipun tanpa gue sadari ada empat perempuan lain yang secara bersamaan Devon gituin."

"Jadi?"

"Gue mau balik ke Jakarta, gue bosen di Bogor. Gue juga resah terus-terusan lari dari masalah. Gue juga bakalan bantu Devon sama Anya baikan. Gue bakalan bersihin nama Devon."

"Terus gue?"

"Gue tahu lo cinta sama Anya, tapi ini salah, Ga. Anya udah bersuami bahkan dia mau punya anak. Apa tega lo misahin Anya dan anaknya dari Devon?"

"Tapi gue gak bisa liat dia sama Devon!"

"Terserah gue pergi."

Tyas berbalik badan, tetapi baru saja dia akan bergegas badannya bertabrakan dengan sosok paruh baya yang lengkap mengenakan jas putih khas dokter.

"Maaf, tapi sepertinya saya mendengar nama Devon disebut. Apakah kalian sedang ada masalah sama dia?"

Tyas menatap sosok paruh baya itu, dan sepertinya dia pernah melihat sosok ini, tetapi dia lupa kapan dan dimana.

"Saya Adimas, papanya Diana, teman Devon. Saya dengar semuanya. Saya mohon jika kalian berniat jahat sama dia, lebih baik kalian hentikan. Azab Allah nyata adanya. Jangan sesekali kalian mendzolimi sesama muslim," ujar Adimas diakhiri senyum khasnya, "kalau gitu saya permisi."

***

Kalian tahu apa yang kini sedang Devon rasakan? Pasti tidak, kan? Tentu. Maka dari itu biar Devon jelaskan. Saat ini dirinya sedang merasa gugup dan senang karena sosok yang sangat dia idolakan ada di depannya.

Pasutri Player [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang