[42] Ini Istriku, Istrimu Mana?

2.8K 151 9
                                    

Selalu ada kesempatan kedua karena selalu ada kata maaf bagi mereka yang mau mengakui kesalahannya.

[ [42] Ini Istriku, Istrimu Mana? ]

*****

Tidak ada yang bisa menjelaskan betapa bahagianya Anya sekarang.

Ada Tiara, Yura dan Safina. Tiga sahabatnya yang sangat mengenal dirinya. Bertemu saat SMP dan Anya sangat beruntung sampai umurnya kini akan menginjak dua puluh satu tahun, mereka masih bisa bersama-sama.

"Sorry ya baru bisa jenguk." Tiara memasang wajah bersalahnya.

"Iya, Nya, maafin kita ya? Tiara sibuk pacaran terus sama mas Jefran jadinya kita ikutan enggak jenguk lo."

"Dih, kok gue?"

"Kan emang lo," ujar Yura membenarkan.

"Enggak, bukan gue."

"Enggak mau ngaku ya, lo. Setiap hari yang selalu ke kantornya mas Jefran, siapa tuh?" Yura semakin memojokkan Tiara.

"Ya...ya gue, tapi kan bukan gitu."

"Lah, terus gimana?"

"Intinya bukan gue."

"Terus?"

"Salahin Safina, lama banget di Bandung," ucap Tiara yang kini menyalahkan Safina, padahal sedari tadi Safina diam, dia tidak ikut memojokkan Tiara.

"Ih, kok gue?" Tentulah Safina protes tidak terima dengan apa yang dituduhkan kepadanya.

"Lah terus siapa dong?" Yura bertanya kebingungan.

Anya menggelengkan kepalanya. "Udah-udah. Jangan debat. Salahin gue aja."

"No, no, no!" tolak ketiganya kompak membuat ketiganya lantas saling menatap kemudian tertawa begitu saja.

Mereka memang selalu seperti itu. Ya, namanya juga sahabat satu frekuensi. Saling tatap saja mereka bisa tertawa. Benar, kan?

"Lagian gue seneng kok kalian bisa jenguk gue. Gue seneng banget."

Tiara tersenyum tipis kemudian perempuan cantik itu lantas berjalan mendekati Anya. "Nya, lo jangan sedih ya? Ada kita kok, meskipun gue enggak tahu rasanya gimana, tapi gue percaya lo kuat kok."

Safina yang sedari tadi berada di samping Anya langsung merangkul Anya, berusaha menguatkan. "Tiara benar, Nya. Lo cewek kuat. Lo yang kita kenal adalah Anya yang tangguh. Wonder woman nya kita kan lo."

Yura mengangguk setuju. "Pokoknya apapun yang terjadi saat ini, lo harus ikhlas. Percaya sama Allah kalau ini emang yang terbaik."

"Sumpah gue sayang kalian," ujar Anya senang.

Tiara, Yura dan Safina lantas langsung memeluk Anya. Memeluk sang sahabat yang tengah rapuh ini. Mereka tahu ini sangat berat, tetapi mereka yakin Anya kuat.

"Apapun yang terjadi, kita tetap...."

"SAHABAT!"

Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti inilah yang sangat mereka rindukan saat mereka harus terpisah oleh jarak, waktu dan kesibukan masing-masing.

***

"ANYA!"

Devon berlari terbirit-birit kala melihat Anya yang berusaha turun dari ranjangnya. Devon memang berniat menjemput Anya hari ini karena Anya sudah diizinkan pulang dan tangan Devon pun kini telah bebas dari gips dan itu semua berkat usaha Bianca yang begitu sabar membantunya terapi.

Pasutri Player [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang