[25] Bertemu Tyas

2.3K 133 37
                                    

Ketika kita sudah memiliki jalan masing-masing, saat itulah godaan para mantan berdatangan.

[ [25] Bertemu Tyas ]

*****

Hari ini selepas salat magrib Deva berniat mengunjungi rumah putra sulungnya. Deva ingin memberikan oleh-oleh yang telah dia siapkan dari Sumba dan diapun akan mengatakan jika dia ingin pergi berlibur bersama ke Sumba nantinya. Semoga Devon dan Anya setuju karena sebentar lagi keduanya libur semester. Sekalian mengganti honeymoon yang tertunda.

Tok tok tok

"Assalammualaikum!"

"Waalaikumussalam, sebentar!"

Mendengar jawaban seperti itu Deva lantas diam tidak lagi mengetuk pintu ataupun bersuara, dia hanya menunggu dengan hati penuh harapan jika Devon dan Anya sedang berada di rumah dan mereka mau diajak berlibur bersama nantinya.

Ceklek.

"Mama?" ujar Anya senang kemudian Anya menyalami Deva, "Anya kira siapa. Ayo masuk, Ma!"

Deva tersenyum kemudian dia menggandeng tangan mertuanya untuk masuk ke dalam rumah.

"Dipikir-pikir kalian engga mau pindah gitu? Kalian kan udah ada penghasilan," ujar Deva seraya menelusuri setiap sudut rumah sederhana yang menjadi tempat tinggal putra sulungnya dan juga menantunya.

"Kalau Anya terserah Devon, Ma. Kalau Devon mau pindah, Anya ngikut."

"Emang, kita harus selalu ikut kata suami."

"Iya, Ma. Ayo, Ma, duduk!"

"Terimakasih, Nya, mantu kesayangan."

Deva tersenyum lebar seraya mendaratkan bokongnya ke kursi di ruang tamu rumah ini. Akan tetapi, Deva merasa ada yang kurang. "Devon mana ya?" tanya Deva.

"Devon lagi di rumah temannya, Ma, ada urusan kampus makanya izin nginep," maaf aku harus bohong, Ma.

Anya sedih dan kecewa pada dirinya yang telah berani membohongi mama mertuanya, tetapi jika dia jujur nanti masalahnya akan lebih besar terlebih biasanya Devon dan Anya selalu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus ada yang mengetahui hal ini terutama kedua orang tua mereka.

"Dia suka ninggalin kamu sendiri?"

Anya menggeleng. "Engga kok, Ma. Ini pertama kalinya."

Sehebat-hebatnya pertengkaran mereka, Devon tidak pernah pergi dari rumah seperti ini, pria itu akan selalu diam di rumah dan tidur pun masih satu ranjang. Untuk kali ini Anya mengatakan hal yang sebenarnya.

"Mata kamu juga sembab, kamu nangis?"

Anya tersenyum tipis. "Anya cuman kangen sama Devon aja, Ma. Baru pertama kali pisah rumah, jadi gini."

Anya memang merindukan sosok Devon. Hatinya gelisah memikirkan dimana Devon berada. Saat bertanya pada sahabat-sahabat Devon semuanya menjawab tidak tahu.

"Oalah, kalian sweet banget. Pantesan betah di rumah ini sampai gak pernah nginep rumah Mama," goda Deva dibalas senyuman tipis Anya, "oh iya sampai lupa, Mama bawa oleh-oleh buat kalian dari Sumba terus Mama juga pengen nanti liburan sama-sama ke Sumba, ganti honeymoon kalian, biar cepat bisa gendong cucu."

Pasutri Player [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang