The Lady

10 2 2
                                    

Wanita cantik bertubuh tinggi dengan rambut yang digelung modern nan cantik, terlihat sedang mondar-mandir. Sesekali ia melihat ke arah dapur saji untuk memerhatikan kegiatan empat orang yang fokus menata berbagai jenis kue.

"Na berapa menit lagi?" tanya Meita yang berjalan menghampiri Nana.

"10 menit lagi Mei" jawab Nana dengan tidak menoleh pada wanita cantik di sampingnya. Nana tetap fokus melakukan berbagai dekorasi cupcakes yang dibantu oleh tiga asistennya.

"What??! Are you insane?!" Jawab Meita sambil mengepit kepalanya dengan kedua tangan.

" 8 menit Mei" Nana menanggapi kecemasan Mei.

"Na, integritas Brand kita dipertaruhkan! Oh Gosh lo ga bisa bayangin susahnya gw saat harus bersaing sama banyak toko kue buat menangin tender ini! Ini anniversary perusahaan gede Na! Bakal banyak perusahaan gede juga yang hadir di sana! Aarrrghhh bisa gila gw kalau nama kita jelek cuma gara-gara telat delivery Na!" Kicau Meita yang masih terus berjalan ke setiap sudut ruang dapur.

Nana yang sudah terbiasa dengan kepanikan Meita, tetap fokus menata berbagai cupcakes yang telah dihias untuk nanti disusun membentuk sebuah logo perusahaan teknologi ternama. Ia mulai memasukan kue ke dalam beberapa kotak besar. Kue tersebut dibagi dalam beberapa bagian, hal ini bertujuan untuk memudahkan penataan saat sudah tiba di tempat acara.

"Alhamdulillah selesai" Nana sejenak memerhatikan kotak-kotak kue di hadapannya, kemudian ia bergantian tersenyum kepada timnya.

"Really! Oh thank you so much" Mei setengah berlari menghampiri Nana lalu memeluknya. Mei terlihat bagaikan anak kecil yang bertemu ibunya yang sudah lama hilang.

"Iya Mei, dah sana pergi! Lo ada meeting ama client kan?" tanya Nana sambil membuka afron dan penutup kepalanya.

"Iya gw cabut dulu ya. Btw lo jalan sama siapa?" tanya Mei sambil mencicip sisa butter cream pada wadah di atas meja.

"Sama Iqbal dan Sari. Dah gw cabut dulu ya" Nana yang dikejar waktu, melambaikan tangan dengan setengah berlari menyusul kedua asitennya yang sudah lebih dulu menuju mobil.

Tiga tahun sudah Nana dan Mei membangun bisnis pastry bersama. Nana sebagai founder sekaligus bertugas langsung di bagian operasional. Sebenarnya ia adalah seorang sarjana teknik fisika, namun kecintaannya pada dunia pastry meyakinkannya untuk menekuni bidang itu. Wanita yang kini berusia 26 tahun ini mengikuti sekolah pelatihan pastry selama satu tahun setelah lulus sarjana.

Bermula dari pesanan acara keluarga, orderan dari teman-teman ibu, hingga acara kantoran. Produk pastry buatan Nana mulai dikenal dengan produk yang menawarkan berbagai inovasi serta modifikasi dari berbagai produk pastry yang digemari di pasaran.

Nana tak berharap banyak untuk membangun bisnis pastry-nya menjadi sebuah badan usaha yang lebih besar, namun pemikirannya berubah saat bertemu dengan Mei di acara pernikahan Neneng dan Andre. Mei dikala itu sangat ingin memiliki sebuah usaha berkat sebuah ruko pemberian Abangnya. Tetapi Mei masih kebingungan dengan usaha apa yang harus dimulainya.

Mei merupakan lulusan komunikasi sebuah perguruan tinggi swasta bergengsi di Jakarta. Selain penampilan good looking-nya, kecerdasan komunikasi, dan sikapnya yang low profile membuat Mei mudah disukai oleh orang banyak. Mei sebagai co-founder berfokus pada bagian sales & marketing. Ia juga yang melakukan berbagai hal seperti branding desain toko, pembuatan kemasan, serta kegiatan publikasi dan promosi. Mei memang sangat ahli dalam bidang ini, buktinya saja followers sosmed toko pastry mereka bisa bertambah sepuluh ribuan hanya dalam waktu tiga bulan. Kala itu bisnis pastry mereka diberi nama Agassita Patisserie.

Coreana Agashi (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang