Sebuah Pertengkaran

15 4 2
                                    

"Sorry, kayaknya gw langsung cabut aja" ucap Sapta saat mobil telah berhenti di depan rumah Nana. Ia berkata sambil merentangkan tangan, seraya mebiarkan Nana melihat noda-nada kotor di pakaiannya.

"Iya Mas, aduh kasian amat sih meuni kotor begini" Nana sedikit mengernyitkan dahinya.

"Gak masalah, tinggal mandi dan dicuci aja. Udah terlanjur terjadi buat apa kesel, gak bakal merubah yang sudah terjadi malah makin ngerugiin diri sendiri" ucap Sapta sambil menaikkan alisnya.

"Sok bijak amat ih, tapi bener juga sih ucapannya" suara batin Nana.

"Hee..iya. Sekali lagi, makasih banget ya Mas Sapta" ucap Nana sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Iya sama-sama. Dah sana masuk rumah mumpung lagi reda. Lo juga kotor gitu langsung mandi sana"

"Oke, hati-hati di jalan ya Mas" Nana turun dari mobil, kemudian menunggu mobil Sapta berlalu, baru ia membuka pagar rumah.

"Assalamu'alaikum" Nana mengucap salam saat membuka pintu rumah yang tidak terkunci.

"Wa'alaikumsalam" jawab Ibu dari arah ruang TV.

"Eeh kotor amat Neng? Habis jatoh bukan?" Ibu yang melihat putrinya dengan khawatir saat Nana melintas di ruang TV.

"Nggak bu, kecipratan mobil ini. Tadi juga ketemu sama anak Bu Dokter yang pernah ambil kue di sini. Jadi dianter pulang deh"

"Ketemu di mana?"

"Sama-sama lagi neduh di halte Bu"

"Koq nggak di suruh mampir dulu Teh?"

"Dia juga abis kecipratan, malah lebih parah dari aku"

"Tadi juga ada cowok ganteng ke rumah nanyain kamu? Ibu bilang belum pulang"

"Hah?! Siapa Andre?"

"Bukan, kalau Andre mah Ibu kenal atuh"

"Ibu gak nanya namanya?"

"Tadi dia buru-buru gitu langsung pamit, basah kuyup juga keujanan. Dateng ke sini nya juga pas hujan lagi deres pisan"
*) Deras sekali

"Mukanya gimana bu?"

"Aduh lupa da basah gitu mukanya, pokokna mah kaseplah. Udah kamu cepetan mandi Teh bisi masup angin" perintah ibu sambil mengibaskan tangannya.
*) Pokoknya cakep deh
*)Takut nanti masuk angin

"Iya Bu" Nana meraih handuk, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Nana sejenak masih berpikir mungkinkah Tana yang tadi datang? Namun, ia buru-buru membuang jauh pikirannya itu. Tidak mungkin itu Tana, dia sudah tidak peduli lagi dengan Nana. Tadi saja Nana melihatnya sedang berboncengan mesra dengan Arsya. Memikirkan Tana malah membuat lukanya terasa nyeri kembali.

🏀🏀🏀🏀

"Ya ampun penuh banget tribunnya" ucap Maya yang mengedarkan pandangan ke segala arah.

"Lo baru pertama kali nonton final ya May?" tanya Neneng pada Maya yang duduk di sebelahnya.

"Iya Neng" jawab Maya yang tetap meluaskan pandangannya ke arah lapangan basket.

"Gila seru nih Neng, gak nyesel deh gw ikut"

"Norak lo May!" ejek Nuri pada Maya.

"Yee.. biarin" jawab Maya sambil menjulurkan lidahnya.

"Eh tuh liat temen di sebelah lo Nur, lagi kasmaran natap Yayangnya" Neneng berbisik pada Nuri untuk menggoda Nana.

Coreana Agashi (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang