Bitter Sweet

10 1 3
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, namun Nana masih terlihat membolak-balik file dan menorehkan beberapa notes di sana. Sebagai seorang penanggung jawab bagian operasional, ia harus memastikan bahwa perencanaan beberapa pesanan sesuai dengan permintaan dan tentunya ia juga harus mememikirkan suatu nilai lebih yang bisa ia sampaikan pada pelanggan dengan tanpa merubah keinginan pelanggan. Nana terkadang terlalu memaksakan dirinya untuk hal tersebut, namun ini menjadi suatu kekuatan yang The Lady miliki dari kompetitor lain.

"Aarrrghhhh" Nana mengerang frustasi, lalu ia menjatuhkan kepalanya di atas meja.

"Gara-gara ketemu Tana gw jadi nggak bisa konsen nih! Mana minggu depan gw udah cuti" Nana meracau sambil menatap nanar ke arah kalender di atas meja kerjanya, kemudian ia kembali manatap kertas-kertas di bawahnya. Akhirnya, Nana memutuskan untuk menutup file perencanaan itu dan bermaksud meneruskannya lagi esok hari.

"Udahan dulu ya, daripada gw lanjut malah kacau. Ntar Emak lo ngamuk ama gw" Nana bicara kepada file nya sambil melirik ke arah bingkai foto yang menampakkan wajah Meita.

Nana merapikan segala peralatan dan perlengkapan kerjanya, kemudian mengunci ruang kerja dan berjalan keluar. Saat Ia selesai menguci rolling door tokonya, nampak seorang sedang menunggunya di depan sebuah mobil sedan silver.

"Siapa tuh?" Nana menyipitkan matanya akibat penerangan yang tidak terlalu jelas di halaman ruko malam ini.

Pria itu berjalan mendekati Nana, kemudian wanita berbaju merah itu mundur beberapa langkah.

"Coreana, ini gw" suara Pria itu.

"Eh sorry nggak keliatan, mata gw mulai rabun jauh Tan" jawab Nana yang menyadari seorang itu melalui suara beratnya.

"Lo mau pulang? gw anter ya" ucap Tana yang kini sudah berdiri berhadap-hadapan dengan Nana.

"Nggak usah Tan, gw naik angkot aja deket koq" jawab Nana sambil tersenyum paksa dan melangkah. Tetapi, langkahnya tertahan oleh tangan Tana yang melingkar di lengannya.

"Gw anterin" ucap Tana dengan tatapan tegasnya yang dijawab anggukan oleh Nana.

"Nana bego lo! masa gitu aja luluh. Dasar Tana egois! Tukang maksa! Tukang seenaknya!" racau Nana dalam hati.

🍱🍱🍱🍱

"Lah Tan koq belok ke sini? kan rumah gw ke arah sana" ucap Nana menunjuk arah yang berlawanan.

"Kita makan malem dulu" jawab Tana singkat tanpa menoleh kepada wanita di sampingnya.

"Lo kan tadi dari acara di hotel Tan. Masa sih lo belum kenyang?!" timpal Nana.

"Gw tadi nggak makan"

"Kenapa?" tanya Nana lagi.

"Nggak nafsu" jawab Tana.

"Yaelah makanan di sana enak semua kali Tan"

"Gw cuma nafsu ama cupcake lo"  jawab Tana dengan pandangan masih ke arah depan kemudi.

"Ngaco lo, cuma kue doang masa buat lo nafsu? Giliran makanan lainnya nggak" skeptis Nana.

"Soalnya waktu gw liat kuenya, bikin gw jadi inget lo" kini Tana tersenyum genit ke arah Nana.

"Gila nih bocah kelamaan di Barat jadi berani gini becandanya sama gw!" ucap Nana dalam hati.

"Ha..ha..ha.. Biasa aja kali Na ga usah jadi gugup gitu. Gw kan lelaki normal" Tana sambil setengah tertawa.

Coreana Agashi (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang