Tertuduh (1)

9 3 0
                                    

"Coreana!" teriak seorang saat Nana keluar dari gerbang sekolah yang sudah sepi.

Dua orang siswi dengan gaya modis ala anak SMA tahun 2000-an awal. Baju seragam nge-press di badan dengan kancing terbuka dua serta kemeja yang keluar sebatas perut. Ditambah perpaduan dengan rok abu-abu di atas lutut dengan bagian bokong ketat, tak lupa kaos kaki putih panjang 3/4 betis.

"Meita? Ngapain dia?" tanya Nana dalam hati.

Nana berhenti pada tempatnya, sedangkan Meita dan Jessy berjalan menghampirinya.

"Hubungan lo apa sama Tana dan Andre?" tanya Meita dengan melipat kedua lengannya di bawah dada.

"Maaf, lo ga ada kepentingan sama itu Mei. Permisi" Nana hendak meninggalkan Mei, namun tangannya ditahan.

"Tunggu! Lo songong banget ya Na! Jelas itu jadi urusan gw! Terutama hubungan lo sama Tana! Karena cuma gw yang boleh deket sama Tana!" Mei mencengkeram tangan Nana dengan kencang.

"Lepasin tangan lo atau gw buat tangan lo patah!" Nana menatap tajam ke arah Mei.

Meita semakin emosi dan hendak menampar Nana, namun dengan mudahnya ditangkis oleh Nana, kemudian ia putar dengan mengunci tangan Meita dibelakang punggungnya.

Meita meringis kesakitan "Ampun Na! Udah!" jerit Meita.

"Na udah lepasin!" pinta Jessy yang menarik lengan Nana.

Nana melepaskan kunciannya, ia tidak berniat menyakiti Meita. Nana hanya akan memberi Meita peringatan untuk tidak mengganggunya lagi.

"Jangan ganggu gw lagi kalau urat-urat lo masih mau pada tempatnya!" ancam Nana sambil menunjuk ke arah dua orang di hadapannya.

Meita masih mengelus lengannya yang sebenarnya tidak terlalu sakit, hanya ia sangat suka mencari perhatian dari orang sekitar.

"Gila tuh cewek bar-bar banget Jes"

"Ya lo juga main fisik duluan sama dia Mei. Dia kan anak karate. Udah mending jangan ganggu dia lagi. Dia lebih kuat dari kita Mei" Jessy berkata sambil mengelus tangan Meita.

"Ga bisa Jes! Tuh anak harus ngerasain sakit! Gw harus minta bantuan abang gw!" keluh Meita dengan kesal hingga ia akan meneteskan air mata.

"Nih bocah lebay banget sampe mau nangis segala" ucap Jessy dalam hati.

"Emang abang lo mau bantuin?" tanya Jessy.

"Gw bilang aja kalau gw yang diganggu sama tuh cewek bar-bar" jawab Meita dengan tidak ada bersalah pada ucapannya.

"Mei, lo harus pikirin akibatnya kalau abang lo tau lo yang mulai cari masalah duluan sama Nana" Jessy tidak habis pikir dengan pemikiran temannya.

"Ya asal lo nggak bilang aja Jes!" ancam Mei yang melotot ke arah Jessy.

"Oke, gw laper Mei. Makan di Mall yuk, tapi lo yang bayarin ya"

"Oke" jawab Meita yang sepertinya melupakan acting sakit di bagian pergelangan tangannya.

🍫🍫🍫🍫

POV Meita

Suara deru mesin diesel terdengar memasuki pekarangan rumah berlantai dua di sebuah perumahan elite.

Seorang pria berkacamata hitam turun dari sebuah mobil SUV keluaran Mitsubishi. Wajah tampan dengan kulit sawo matang yang bersih, ditambah rahang tegas pria dewasa yang berkelas dengan setelan kemeja abu-abu dan celana hitam.

Coreana Agashi (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang