Dari Hati

15 3 2
                                    

"YA GUSTIII" Nuri berulang kali berteriak sambil memejamkan matanya dan berpegangan pada sandaran kursi penumpang di bagian belakang mobil.

"Aduuh Nuri! Udah atuh ribut ih. Kasian si Mei lagi nyupir kan butuh konsentrasi Nur" ucap Vania yang duduk di bangku penumpang bagian depan.

"Eh sorry ya Mei, gw bener-bener gugup soalnya" Nuri berkata yang dijawab anggukan oleh Mei.

"Gugup kenapa?" Tanya Neneng yang duduk di samping Nuri.

"Gugup pertama kalinya gw ke Bandara! Keren banget gak nyangka bisa ke sana" ucap Nuri lagi dengan mata yang berbinar-binar sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Buset dah gw kira gugup kenapa" jawab Neneng yang ditanggapi tawa oleh yang lainnya. Sementara Nana hanya tersenyum dengan tidak mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

Nana masih memikirkan ucapan-ucapan Mei tentang Tana tadi. Ia masih tak habis pikir mengapa Tana tidak mau berterus terang sejak awal, Nana juga menyesalkan dirinya sendiri mengapa semudah itu menyerah tanpa mau mencari tahu kebenaran.

Ingatan Nana seakan sedang memutar berbagai kisah dari awal pertemuannya dengan Tana saat upacara bendera satu tahun lalu, hingga hari-hari yang mereka lalui bersama. Nana baru menyadari bahwa kenangan manis saat bersama Tana juga banyak, malahan ia rasa tak kalah banyak dengan kenangan pahitnya. Namun tetap pada akhirnya yang tertinggal adalah rasa yang pahit itu.

"Bentar lagi sampe nih" ucap Mei pada teman-temannya.

"Na.. Na.. Hoi..." Neneng mengibas-ngibaskan tangan di depan wajah Nana yang masih dalam lamunannya.

"Eh.. iya Neng kenapa?" Nana yang tersadar, segera mengarahkan pandangan kepada Neneng.

"Kita udah mau sampe" ucap Neneng pada Nana.

"Hmm.. Gaes kita berhenti di terminal berapa nih?" tanya Mei lagi.

"Duh emang ada berapa terminal Mei? Gak paham gw, waktu Tana ngobrol sama Bu Widia sih nggak nyebut-nyebut terminal" kata Vania yang muncul raut kekhawatiran pada wajah ayunya.

"Oh No, gimana kita mau nemuin si Tana kalau nggak tau terminalnya. Ada banyak lho di sini. dari satu terminal ke yang lain aja lumayan jauh" Mei menggelengkan kepala sesaat nampak tak yakin dengan tindakannha saat ini.

"Kalau penerbangan internasional biasanya dimana?" tanya Nana.

"Biasaya di terminal 2" jawab Mei.

"Ya udah nanti turunin gw di terminal 2A, terus gw cek dulu ada penerbangan ke swiss jam dua siang ini gak. Nanti yang lain satu per satu turun diterminal selanjutnya sampai 2F. Terus lo langsung cari parkiran aja Mei. Nanti kalau udah nemu penerbangannya kita sms lo" Nana menjelaskan rencananya yang kemudian disetujui oleh yang lainnya.

"Na, siap-siap ini mau masuk terminal 2" Mei membelokkan mobilnya dan tak lama kemudian mereka tiba.

Nana mengangguk, lalu melirik sesaat pada jam digital yang nampak dari samping dashboard mobil. Waktu menunjukkan pukul 13.15, Nana merasakan debaran pompaan jantungnya bertambah cepat dari sebelumnya. Sebisa mungkin dirinya mencoba untuk menanamkan pemikiran optimis atas usahanya saat ini akan berdampak positif baginya dan juga Tana. Nana tak boleh menyerah.

Nana dengan segera turun dari mobil dan berlari menuju ke dalam. Nana melihat sekeliling yang nampak ramai. Ia berhenti di depan sebuah pintu otomatis dan langsung menerobos masuk. Matanya menyebar ke segala arah mencari sesosok petugas berseragam, hingga tatapannya berhenti pada sebuah pintu masuk dengan petugas yang berdiri tegap untuk memeriksa satu per satu calon penumpang.

Coreana Agashi (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang