Ada di Belakangmu

14 2 0
                                    

"Hei, kalau jalan jangan nunduk" ucap seorang yang membuat Nana mengangkat wajahnya

"Ups sorry" jawab Nana dengan tersenyum yang dipaksa. Pria di hadapannya pun berlalu kemudian masuk ke dalam toilet laki-laki.

"Fiuh gw kira Tana" batin Nana sambil berjalan dengan mengelus dadanya.

Nana berjalan lesu menuju kelasnya. Hati dan pikirannya tak tenang, banyak pertanyaan akan kejadian pertemuan dengan Tana kemarin. Siapakah wanita yang bersama Tana? Kenapa sampai saat ini lelaki itu tidak memberikan penjelasan apa-apa? Bahkan tadi pagi juga Tana tidak menjemput seperti biasanya.

Tana seakan seperti roller coaster yang mempermaikan Nana naik dan turun, hingga pada akhir lintasan wahana akan diisi oleh orang baru. Apa maksudnya bunga serta gelang yang Tana berikan?

"Na, lo baik-baik aja kan?" ucap Neneng saat Nana sudah duduk di bangku kelas.

"Iya Neng" walau sebenarnya Nana merasa tidak baik.

"Tana udah ngomong sama lo tentang Arsya?" tanya Neneng yang dijawab gelengan kepala oleh Nana.

"Aiiishh.. Lo nggak mau tanya Tana tentang Arsya?"

"Gw takut Neng, malu juga nanyanya. Siapa gw Neng?" jawab Nana sambil menopang dagu dengan lesu.

"Hadeuh, gimana lo mau tenang Na? Bisa-bisa mati jadi arwah penasaran lo! Haduh Na! Gw ga habis pikir ama jalan pikiran lo. Lo terima aja digantungin, tapi giliran begini lo juga yang merana" keluh Neneng sambil mengguncang kedua bahu Nana.

"Iya Neng, gw mah emang bodoh. Gw sebenernya pengen tanya sama Tana, tapi gw malu karena gw ga pernah ada komitmen apa-apa sama dia"

"Lo harus tetep nanya Tana Na! Lo gak bisa gini terus. Walau akhirnya nanti Tana yang pergi, seengganya lo tau alasannya dengan jelas!" ucap Neneng sambil menatap lekat mata sembab Nana.

"Iya Neng, pulang sekolah nanti gw coba bicara sama dia"

"Nah gitu dong! Jangan dulu galau kayak begini. Cerita jelasnya aja lo belum tau Na" Neneng berucap sambil mengelus rambut belakang Nana, sedangkan Nana menjawab dengan anggukkan.

🍦🍦🍦🍦

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Nana bergegas menunggu Tana di depan kelasnya.
Tangannya memegang erat tas ransel, sambil memerhatikan satu per satu siswa IPS I yang keluar dari kelas.

Nana menarik napas panjang sambil berusaha membuat dirinya sebiasa mungkin. Ia tidak mau terlihat gugup ataupun tertekan, bagaimana pun hubungannya dengan Tana masih sebatas teman sekolah. Walau dalam diri Nana, Tana adalah cinta pertamanya, tentunya pria itu sangat spesial di hati Nana. Apalagi sikap kepedulian Tana akhir-akhir ini yang membuat Nana semakin tenggelam dalam rasa sukanya.

Apakah ini sebuah kesalahpahaman? Ataukah Nana yang merasa terlalu berlebihan dalam menanggapi berbagai perhatian Tana?

"Tana" sahut Nana saat melihat Tana keluar dari pintu. Nana menghembuskan nafas panjang dari mulutnya lalu maju menghampiri Tana.

"Iya" Tana berdiri dengan tatapan datarnya.

"Hmm.. mau pulang sama-sama?" tanya Nana dengan senyuman yang dipaksa.

"Maaf gw ada urusan" jawab Tana yang berlalu dan membiarkan Nana mematung dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Dia kenapa sih? Koq rasanya jadi kayak orang ga kenal?" ucap Nana dalam hati.

Coreana Agashi (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang