Teo tidak bisa untuk menunggu esok hari, dia tidak tahan untuk memastikan ini. Mendapat informasi dari orang yang ia percaya tadi dan faktanya, Nina adalah bayi yang dilahirkan oleh wanita yang mobilnya di kendarai oleh istrinya membuat Teo kepikiran. Di dalam mobil itu tidak ada siapapun lagi selain supir dan Tresia, jika pun Nina memang lahir dari wanita yang mobilnya di pakai oleh sang istri, maka itu tidak lain tidak bukan adalah istrinya sendiri.
Jadi apakah maksudnya, sebelum meninggal Tresia sempat melahirkan calon anak mereka? Tapi mengapa saat Teo datang, yang di tunjukan oleh suster hanyalah istrinya yang sudah dalam keadaan pucat dan tidak bernyawa lagi? Dan sialnya orang suruhan Teo tidak memuaskan dalam menggali informasi kali ini, itu sebabnya mengapa ia mengatakan lebih menyenangkan mencari koruptor berkedok karyawan di perusahaan Golden Glory Grup dari pada mencari informasi yang bahkan sudah termakan usia seperti ini.
Mobil yang di kendarai Teo telah berhenti tepat di depan bangunan yang tinggi menjulang itu, ia bergegas keluar dan berlari begitu saja seperti orang yang tengah di buru hantu. Saking cepatnya berlari, tidak sampai beberapa menit kini dia sudah tiba di depan pintu, ketika tangannya yang masih bergetar menekan pin, tidak kunjung terbuka. Dia tidak tau jika ada kebijakan baru mengenai kartu adalah akses untuk masuk ke apartemen, beruntung tidak lama Satya membuka pintu. Pria itu nampak terkejut saat melihat sang ayah sudah berdiri di sana.
"P-papa?"
Teo langsung menerobos putranya begitu saja tanpa memedulikan bagaimana ekspresi Satya saat ini. Membuka pintu kamar, dan mengedar ke sekeliling. Kosong. Tidak ada tanda-tanda gadis itu di sana, semuanya juga tampak baru. Teo mengeryit dalam, pertanyaan yang memenuhi otaknya saat ini adalah, dimana Nina?
"Kemana dia? Kemana gadis itu?" tanya Teo tanpa menoleh sedikitpun ke belakang. Sementara Satya yang masih termenung di depan pintu menghela napas pelan, ia berjalan menghampiri sang ayah menyandarkan tubuhnya di dinding.
"Aku suruh dia pergi, Pa." Itu bukanlah jawaban yang di harapkan oleh Teo. Sungguh. Karena tidak percaya, Teo langsung menoleh ke samping, ke arah putranya, memandangnya lama. Memang dari mimik wajah Satya, tidak ada sama sekali kebohongan di sana. Satya dalam tundukan memancarkan kekesalan, marah, dan ketidaksangkaan.
"Kenapa?"
"Dia ternyata bukan gadis baik, Papa tau dia memang sengaja dan punya niat buruk untuk hubunganku dan Neha Pa, dia ternyata adiknya Dito." Dahi Teo berkerut tanda tidak suka saat Satya menceritakan alasan di balik dirinya menyuruh Nina pergi.
"Papa sama sekali tidak pernah mengajarkan kamu berbuat seperti ini Satya! Mengusirnya di saat rawan-rawannya, pria gila mana yang akan berbuat seperti itu." Satya terkejut ketika suara dingin bernada amarah Teo lontarkan, Satya tidak menduga jika tindakannya ini akan justru mendapat teguran dari ayahnya sendiri. Bahkan wajah dingin itu, Satya tidak pernah percaya akan ia lihat lagi setelah beberapa waktu lalu baru ia lihat.
"P-papa, kenapa?" tanyanya kemudian, begitu was-was karena takut jika salah bicara maka akan semakin membuat suasana hati ayahnya buruk. Sadar akan nada suaranya yang berubah serta tatapan tidak suka yang ia tunjukan pada Satya membuat Teo menghela, lalu melangkahkan kaki masuk ke kamar Satya, menajamkan mata guna mencari sesuatu yang bisa berguna untuknya nanti sampai ia tertarik pada sisir yang tergeletak di atas meja rias. Mengambil sisir tadi yang tergeletak di meja rias, dan beruntungnya di sana ada sehelai rambut panjang seorang perempuan dalam hati Teo hanya mengucap syukur karena Satya tidak ikut membersihkannya juga.
"Papa sudah tau mengenai Nina dan rencananya itu Satya, Papa juga tau alasan di balik dia melakukannya," ujar Teo sembari menatap helai rambut panjang itu. Berbeda dengan Satya yang membatu di sana, tidak tau harus bereaksi seperti apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ksatria✓
Fanfictionawalnya kehidupan Satya biasa-biasa saja, berjalan semestinya orang-orang umum. Tapi... semua berubah menjadi tak biasa ketika harus merelakan diri merawat wanita hamil dan dalang dibalik ini semua adalah seseorang yang ia percaya. Publish: 6 Maret...