14 ➤ Kesepakatan

5.1K 751 69
                                    

"Perlukah kita berkemas?"

Sang adik dengan ekspresi yang rumit itu menggeleng. Semua kebahagiaan yang ada di dalam dirinya ia telan dalam-dalam, ia tahu ini bukan saatnya untuk tersenyum. Ia tidak mau bahagia sendirian.

Yuuji menyadari bahwa kakaknya menjadi tenang akhir-akhir ini.

Ketengan yang dingin.

Adakah sesuatu yang terjadi?

Sukuna berjalan di depan, Yuuji mengikuti di belakangnya. Mereka menuruni tangga dengan gerakan yang tenang.

Butuh persiapan untuk sesuatu yang di bilang cukup besar.

Yuuji menggerakkan tangannya untuk menarik resleting jaket merahnya, ia mengangkatnya sampai ke bawah dada. Sukuna sudah sampai di lantai dasar, ia diam dan tidak berkata apa-apa.

Yuuji memecahkan keheningan, "Ayah bilang kita tidak perlu naik bus atau kereta. Apa ayah akan menjemput kita? atau mungkin Nyonya Ryomen?"

Jeda beberapa saat, Sukuna membalas, "Yang pasti, wanita itu tidak akan keluar rumah saat cuaca panas"

Selama bertahun-tahun tinggal di kediaman keluarga Ryomen, Sukuna menganggap Nyonya Ryomen sudah seperti ibunya sendiri. Tapi ia tidak pernah memanggilnya 'ibu'

Mungkin ada rasa sungkan.

Yuuji melompat dari anak tangga kedua, ia berkata dengan riang, "Jadi ayah akan menjemput kita?"

Sukuna menoleh, ia menyipitkan matanya. Ia merasa kasihan pada adiknya yang berusaha menenangkan dirinya sendiri, "Berapa umurmu? kau terlihat seperti bocah SD yang menantikan ayahnya menjemputnya di depan gerbang sekolah"

"Ya! Aku adalah bocah SD yang lebih unggul darimu!" Nada yang menyebalkan dari Yuuji.

Suara kendaraan melaju terdengar dari luar rumah, lalu beberapa saat kemudian kendaraan itu berhenti dan membunyikan klakson.

Bunyi klakson menembus masuk ke dalam rumah, membuat telinga sedikit sakit.

Yuuji memejamkan matanya, menahan bunyi klakson mobil yang tidak ramah itu. Setelah berhenti, Yuuji menoleh pada Sukuna, "Apa itu ayah?!"

Sukuna menggertakkan bahu sebagai jawaban.

Yuuji tidak berkata apa-apa lagi setelah itu. Ia sedang memikirkan, apa yang akan terjadi setelah ini. Yah... setidaknya dia sudah punya rencana untuk kabur, akan kah itu terjadi?

Sejujurnya mereka sudah tahu banyak.

Kedua saudara kembar itu keluar dari rumah. Di depan rumah sudah ada mobil hitam dengan seorang pelayan yang berdiri di sisinya, pelayan itu sudah siap untuk membukakan pintu untuk mereka.

Saat melihat pelayan itu, Yuuji heran, "Dia pelayan baru?" pikirnya. Di sisi lain, Sukuna berasumsi bahwa pelayan itu adalah salah satu pelayan kakeknya.

Pelayan itu membukakan pintu mobil untuk mereka, pelayan itu bahkan tidak menyapa atau berbicara apapun pada mereka.

Sukuna dan Yuuji juga tidak berniat untuk berinteraksi dengannya, mereka langsung masuk dan duduk di kursi belakang. Setelah keduanya duduk, pelayan itu menutup pintu lalu ia masuk ke pintu depan dan duduk di depan kemudi.

Sukuna duduk diam di sebelah Yuuji sambil menatap ke luar jendela, ia terlihat memikirkan sesuatu, tapi entah apa itu. Yuuji mengusik handphone-nya sesaat dan setelah itu ia diam dan tidak melakukan apa-apa, "Sial, baterainya habis" umpat Yuuji dalam hati.

Pelayan itu masih tidak berkata apa-apa, ia secara alami menghidupkan mobil dan menginjak gas. Lalu mobil mulai berjalan.

Mobil yang mereka naikki belum sepenuhnya meninggalkan kota D, Sukuna yang duduk di sebelah Yuuji berkata pada pelayan sekaligus sopir, "Pergi ke kota B, perintah nyonya Ryomen"

【BL】SUKI or KIRAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang