22

2.5K 261 27
                                        

----

Sudah 15 menit, Sooyoung berdiri di ambang pintu. Sooyoung melihat sang anak melamun sejak tadi. Membuat ibu satu anak ini menghela nafas panjang.

Sedetik Kemudian, ia pun berjalan kearah dimana sang anak melamun.

Sesampainya Sooyoung di tempat Y/n, ia duduk di sebelah Y/n.

Merasa tempat tidur bergetar, dengan refleks Y/n menoleh kearah samping. Dan ternyata ada ibu nya yang sedang menatap diri nya.

Y/n tersenyum. "Eomma!". Y/n memeluk ibunya dari samping. "Ada apa, eomma kemari?" Tanya Y/n.

"Eomma hanya ingin melihat anak eomma yang satu ini!" Ujar Sooyoung sambil mencubit hidung sang anak. Y/n hanya terkekeh.

Cukup lama mereka saling berpelukan dan saling diam.

"Kau ada masalah?" Tanya nyonya Park. Sehingga membuat Y/n sedikit mendongak kan kepalanya. "Kenapa eomma bertanya seperti itu?"

Nyonya Park menarik nafas sebelum bicara. "Eomma yang melahirkan mu, eomma yang membesarkanmu. Jadi Eomma tahu, kalau kau sedang ada masalah. Dan sekarang anak eomma memiliki masalah, bukan?"

Yang di kata ibunya, benar. Ibu nya selalu tahu, kapan diri nya ada masalah. Eomma nya selalu menenangkan diri nya. Selalu menjadi sandaran bagi Y/n.

Meskipun sudah 5 tahun ini y/n jarang bertemu dengan sang ibu. Tapi Sooyoung tak pernah melupakan kewajibannya sebagai ibu. Ia selalu memikirkan sang anak.

Kadang Sooyoung berfikir. Ternyata anaknya sudah dewasa. Sudah bisa mencari uang sendiri, tanpa meminta kepada dirinya bahkan kepada sang ayah. Anaknya selalu mengatasi masalahnya sendiri, tanpa meminta bantuan pada orang lain.

"Hufft..."

Ini saatnya y/n mencurahkan isi hati nya kepada sang ibu.

"Eomma.."

"Hmmm?"

"Aku harus bagaimana, eomma?. Aku sudah memiliki kekasih, tapi hati ku masih ada nama di--"

"Taehyung, bukan?" Ucapan Y/n terhenti, karena sang ibu memotong ucapan nya.

Y/n menatap sang ibu dengan sendu. Lalu mengangguk lemah. "Benar,eomma!" Y/n menundukkan kepala nya. Memainkan jari jemarinya. Itulah kebiasaan Y/n kalau sedang sedih. Ia akan memainkan jari jemari nya.

Sooyoung tersenyum. Ia paham betul karakter sang anak. Kalau y/n mencintai seseorang, akan susah melupakan cinta pertama. Dan itu ialah Taehyung, cinta pertama sang anak Park Y/n.

Tangannya terangkat, mengusap rambut Y/n dengan lembut. "Di satu sisi aku sangat mencintai Taehyung. Tapi di sisi lain, Jungkook sangat baik kepadaku, Eomma. Ia sangat tulus mencintaiku."

"Tapi ketika aku melihat Jungkook. Aku merasa kalau aku adalah gadis yang sangat jahat. Memainkan perasaan namja yang sangat tulus padaku. Kalau aku bersama Jungkook, aku selalu di hantui oleh sosok bayangan Taehyung. Tapi aku tidak mau mengecewakan Jungkook, Eomma! Aku harus bagaimana?" Y/n menangis. Ia sudah tak tahan dengan kisah percintaannya ini.

Sooyoung mengerti perasaan sang anak. "Kalau kau sangat mencintai Taehyung. Kenapa tidak kau bicarakan baik-baik pada Jungkook?. Eomma yakin, dia akan mengerti perasaanmu." Sooyoung menjeda ucapannya sebentar. Ia menyelipkan rambut sang anak ke telinga.

"Tapi kalau kau tidak mau mengecewakan Jungkook, hilangkan perasaanmu kepada Taehyung. Dan eomma yakin, Taehyung akan mengerti juga.

Karena kalau kita mencintai seseorang, kita harus menerima resiko apapun itu. Karena cinta tak harus memiliki, bukan?"

Promise || KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang