"Ada apa denganku? Kenapa jantungku berdegup kencang saat menatap wajahnya?"
.
.
.
.
.Di dalam gudang, Xia Hui masih setia menemani Rosè yang sedang ketakutan. Beberapa cara telah dilakulan Xia Hui untuk menenangkan seniornya itu dan membuahkan hasil. Kini, Rosè sedikit lebih tenang. Wajahnya ia tenggelamkan di bahu juniornya itu.
Setelah keadaan cukup tenang, Rosè membuka suaranya tentang kejadian yang telah menimpanya. Dengan air mata yang masih menetes, gadis pirang itu mulai berbicara.
"Aku bertemu dengannya." suara Rosè gemetar.
Xia Hui masih tak paham dengan maksud Rosè. Walaupun sudah bersuara, namun Rosè hanya memberitahu satu kalimat saja.
Tiba-tiba, Xia Hui teringat dengan yang lain. Pasti mereka akan mencari dirinya dan Rosè karena terlalu lama pergi ke toilet. Ia segera mengirim pesan singkat pada Sungchan.
Di pesan, Xia Hui berbohong dan mengatakan bahwa ia dan Rosè sedang mengunjungi stan merchandise. Hal tersebut ia lakukan agar yang lain tidak mencari mereka. Lalu, kondisi Rosè saat ini sangat tak memungkinkan untuk bertemu orang banyak.
"Eonni, sebaiknya kita keluar dulu dari sini. Aku akan pastikan di luar aman-aman saja." ucap Xia Hui meyakinkan.
Awalnya Rosè menolak karena sangat takut, namun gadis asal China itu berhasil membujuknya. Mereka berjalan menyusuri koridor dengan aman.
Di bangku halaman samping tempat festival, Rosè membuka suaranya kembali. Ia menceritakan terlebih dahulu tentang masa lalunya.
Xia Hui terkejut setelah mendengar pernyataan Rosè. Hatinya sakit. Sebagai sesama wanita, ia tak terima dengan perilaku biadab guru private itu.
Rupanya, seseorang yang ditemui Rosè adalah pria itu. Ia keluar dari toilet pria yang berada tepat di sebelah toilet wanita. Saat Rosè keluar dari toilet, ia tak sengaja bertemu dengan pria itu yang juga sama-sama keluar dari toilet yang berbeda.
Karena merasa takut kejadian di masa lalu terulang lagi, ia reflek memasuki gudang tak terkunci di samping toilet wanita.
Pria itu adalah salah satu staff penyelenggara festival. Saat itu, Rosè melihat pria itu mengenakan kaos biru milik staff dengan name tagnya.
Xia Hui memegang erat tangan seniornya itu. Ia sungguh kasihan dengan kisah hidup Rosè. Xia Hui juga terkesan dengan perjuangan Rosè sebagai ibu muda.
Namun, Rosè tak menceritakan semuanya secara jujur. Ia mengatakan pada Xia Hui bahwa anaknya tinggal bersama kerabat jauhnya di Korea. Rosè juga tak mengatakan nama anaknya. Itu semua ia lakukan agar keluarga Zhong tak mendapatkan omongan buruk dari orang-orang.
❆❆❆
Dua hari setelah festival, mading sekolah yang berada di lantai satu sangat ramai dikelilingi para siswa di pagi hari. Mereka berkerumun dengan ekspresi yang sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Past to Present || [Jung Sungchan]
Jugendliteratur"Seandainya waktu itu aku mengejarnya lebih awal, pasti hal itu tak akan terjadi." Jung Sungchan - seorang pria yang selalu terjebak oleh masa lalunya. Rasa bersalah dan penyesalannya selalu menyelimuti. Segala usaha untuk mengobati itu semua tak me...