19. Sebuah Kabar

87 16 55
                                    

"Eonni, cepat sembuh ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eonni, cepat sembuh ya. Biar kita bisa jalan-jalan lagi."
.
.
.
.
.

Di ruang tunggu IGD, Xia Hui duduk menyesali perbuatannya. Jika saja ia tak mengejar, mungkin Rosè takkan berbaring di ruang IGD sekarang. Saeron mencoba menenangkan sahabatnya itu dan berharap Rosè dapat membuka matanya kembali.

Sungchan, Jeno dan Chenle datang menghampiri mereka setelah Saeron mengirimkan pesan singkat.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Jeno memastikan.

Saeron mengangguk. Gadis itu segera memberi kode pada Sungchan untuk menenangkan Xia Hui yang masih menyesal.

Tuan dan Nyonya Zhong datang dengan cepat setelah mendapat kabar yang Chenle informasikan.

Chenle menjulurkan kepalanya beberapa kali di depan pintu masuk ruang IGD. Memastikan bahwa dokter segera keluar dan mengatakan kondisi Rosè.

"Xia Hui." Sungchan memeluk kekasihnya itu.

Kekasih Sungchan itu terus mengungkapkan penyesalannya.

Setelah usaha Sungchan menenangkan kekasihnya berhasil, Xia Hui mulai memeluk Sungchan.

Tak lama, seorang perawat keluar dari balik pintu IGD. Ia mengatakan bahwa Rosè harus dipindahkan ke ruang operasi untuk melakukan operasi segera karena mengalami pendarahan di dalam kepalanya.

Gadis asal Australia itu juga membutuhkan transfusi darah karena pendarahan hebat yang dialaminya. Pihak rumah sakit membutuhkan golongan darah yang sama untuk melakukan transfusi darah pada Rosè.

Xia Hui yang memiliki golongan darah yang sama dengan Rosè, ia segera menawarkan diri untuk membantu melakukan transfusi darah.

Setelah kesepakatan dibuat dan Tuan Zhong yang bersedia menjadi wali Rosè diarahkan menuju ruang administrasi untuk mengisi dan menandatangani beberapa dokumen.

Xia Hui mengikuti langkah perawat untuk melakukan transfusi darah. Gadis itu berjalan dengan cukup gugup.

❆❆❆

Dua bulan telah berlalu. Rosè masih terbaring di ruang ICU. Saat operasi sedang dilakukan, rupanya gadis itu mengalami serangan jantung dan kekurangan oksigen. Walaupun sudah dibantu dengan ventilator (mesin yang berfungsi untuk menunjang atau membantu pernapasan), namun kondisinya masih belum membaik.

Xia Hui yang ditemani Sungchan selalu rutin mengunjungi Rosè di waktu luangnya. Nyonya Zhong juga tetap setia menunggu kekasih anaknya yang masih tak sadarkan diri.

Cuaca cukup dingin. Salju mulai berjatuhan. Sungchan menemani kekasihnya di ruang tunggu rumah sakit untuk makan siang dengan bekal yang Nyonya Ahn buat.

Semenjak Rosè masih di rumah sakit, Xia Hui sering kali melupakan jam makannya. Nyonya Ahn yang mendengar kabar itu dari Sungchan berinisiatif membuatkan bekal untuk Xia Hui.

[✔] Past to Present || [Jung Sungchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang