30. Sebuah Jalan [END]

220 16 45
                                    

"Aku tak mengingatnya ada jalan kecil disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak mengingatnya ada jalan kecil disini."
.
.
.
.
.

Semua bersiap untuk berangkat mencari Chenle. Tanpa istrihat dengan total, Sungchan mempersiapkan dirinya untuk bergabung dalam pencarian.

Sekedar informasi saja. Yangyang sedikit memanipulasi laporannya. Ia mengatakan bahwa dirinya sedang dalam penelitian universitas di Shanghai. Ia yang menjadi profesor di sana memanfaatkan alasan itu sebagai alasan atas laporan yang ia buat. Tentu saja ia sudah menyiapkan surat keterangan universitas palsu yang dibuat sendiri sebelum datang ke Korea.

Perjalanan dari kediaman Zhong ke TKP memakan waktu kurang lebih dua setengah jam. Setelah semuanya siap, tiba-tiba ponsel Jeno berdering. Ia mendapatkan satu panggilan masuk dari kapten di kantornya.

Pria Lee itu tak membutuhkan waktu lama untuk berbicara dengan kapten.

"Sebelum ke TKP, bisakah kalian menemaniku mengambil alat yang tertinggal di agensi Sungchan bekerja?" pinta Jeno tiba-tiba.

"Kantorku?" ucap Sungchan tak menduga.

Salah satu properti media milik stasiun televisi dimana Jeno bekerja tak sengaja melupakan benda itu dan tertinggal disana. Karena ingin segera rampung urusannya, mereka semua menyetujui permintaan Jeno.

❆❆❆

Di kantor agensi, Sungchan menjadi pemandu jalan menuju ruangan yang akan dituju Jeno. Xia Hui dan Chen Liang memutuskan untuk pergi ke restaurant di lantai satu agensi tempat Sungchan bekerja karena putri Chenle itu belum mengisi perutnya untuk sarapan.

"Makan dulu, ya." tawar Chen Liang.

Xia Hui mengiyakan tawarannya.

Setelah memesan dan makanan telah datang ke meja mereka, dua manusia kini menyantap makanan mereka dengan tenang. Sebetulnya, mereka memaksakan diri untuk bersikap tenang. Cukup berdebar rasanya mengetahui bahwa mereka akan mencari keberadaan Chenle yang bisa dikatakan masih hidup dan menghilang selama puluhan tahun ini.

Saat makanan Xia Hui telah habis, gadis pirang itu terfokus pada pria paruh baya yang mungkin usianya tak jauh dari usia Chen Liang. Wajahnya cukup familiar walaupun sudah menua. Xia Hui sendiri memang cukup bagus dalam mengingat wajah seseorang.

Selagi Chen Liang menghabiskan makanannya, Xia Hui mendekatkan diri pada pria yang ia maksud sebelumnya. Pria itu duduk di meja paling ujung di tempat makan ini.

"Annyeonghaseyo." sapa Xia Hui mencoba untuk ramah.

Tebakan gadis pirang itu benar. Pria yang duduk disana adalah Roger Kim ― kakak kandung William Kim, serta ayah kandung Xia Hui. Ya, dia guru privat yang telah menghamili Rosè saat itu.

"Annyeonghaseyo." Roger membalas dengan menyeka air matanya.

"Saya, Zhong Xia Hui. Bisa berbicara sebentar? Ada yang ingin saya bicarakan." ucap Xia Hui serius.

[✔] Past to Present || [Jung Sungchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang