01. Berkunjung

576 82 116
                                    

"Aku berusaha untuk menerima semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku berusaha untuk menerima semuanya. Tapi, tanpamu itu sungguh menyakitkan."
.
.
.
.
.

Musim dingin sedang berlangsung. Seorang pria berusia 36 tahun duduk di kursi yang menghadap ke luar jendela. Ia mulai menenggak seperempat alkohol yang ia bawa diam-diam. Matanya mulai memandang langit pagi dengan tatapan yang kosong. Jendela yang tadinya tertutup mulai ia buka perlahan.

Dengan kondisi yang masih setengah sadar, ia menyalakan ponselnya yang berada di atas meja. Gambar asap gelap ia jadikan sebagai lockscreen di ponselnya.

Sabtu, 10 Januari 2037
07.30 P.M

Jam dan tanggal hari ini tertera di lockscreen ponsel miliknya. Matanya terus menerus memandangi tanggal 10 itu. Hembusan nafas kecil mulai keluar dari mulutnya.

Perlahan, ia mengeluarkan sebungkus rokok yang berada di saku kiri celana hitamnya. Sebatang rokok ia tarik dari wadahnya.

"Aku baru ingat, hotel ini tak mengizinkan tamunya untuk merokok." ucap si pria sambil meletakkan kembali rokok yang telah ia tarik.

Sekarang sudah era yang sangat modern. Teknologi sudah semakin maju. Beberapa perusahan juga banyak yang mengembangkan produk-produk mereka.

Orang-orang sudah menggunakan barang-barang modern. Tapi tidak dengan Sungchan. Dia tetap menggunakan barang-barang jadul. Hanya ponselnya saja yang dia ikuti di era sekarang.

Sungchan menyukai hal-hal lama. Menurutnya, hal-hal di zaman dulu selalu indah. Bahagia bersama teman-teman atau merasakan suatu hal yang bernama cinta di masa lalu masih merekat di pikirannya. Walaupun masa lalu selalu melukainya.

♪LINE♪

Ponsel Sungchan berbunyi. Pesan singkat masuk ke LINE miliknya.

Hyeong🍑
|Sungchan-ah, kau di rumah? Aku ingin berkunjung.|

Sungchan
|Aku sedang tidak di Korea. Aku akan mengunjungi seseorang.|

Hyeong🍑
<Ah, benar. Aku baru ingat. Titip salamku untuknya.|

Sungchan
|Jika ingin mampir, datang saja. Istriku sedang di rumah.|

Hyeong🍑
|Nanti saja setelah kau pulang.|

Sungchan
|Ok hyeong.|

Pria yang bernama lengkap Jung Sungchan ini mematikan layar ponselnya setelah membalas pesan.

Satu hal yang unik dari dirinya adalah jika ia menyimpan nomor seseorang di ponselnya, ia akan menambahkan emotikon setelah nama si pemilik nomor.

"Aku harus check out sekarang. Besok aku harus pulang." gumamnya.

Sungchan menata pakaiannya. Koper hitam miliknya ia dorong perlahan sembari melangkah keluar ruangan. Mantel hitamnya tak lupa ia kenakan.

Di lorong hotel, ponsel Sungchan berdering. Sebuah panggilan tiba-tiba masuk dan ia segera mengangkatnya.

"Halo, Bibi." sapanya.

"Halo, Sungchan. Jangan lupa ya, setelah menemuinya langsung mampir ke rumah. Sudah lama kita tidak bertemu." ucap Bibi dari sebrang telpon.

"Baik, Bibi. Nanti saya kabari jika sudah selesai." balas Sungchan.

"Baiklah."

Sungchan langsung memasukkan ponselnya setelah Bibi mengakhiri panggilan. Ia memasukkan ponsel ke saku mantelnya.

Di lobi, ia mengembalikan kunci kamar yang sudah ia pesan. Suara tangisan anak kecil terdengar di lobi.

"Ma, jepit pita merah ku rusak."

"Sudahlah. Nanti kita beli lagi ya, Nak."

Sungchan hanya tersenyum melihat Ibu dan Anak itu. Pandangannya mulai kosong lagi.

"Pita merah, ya?" batin Sungchan.

...

Hari mulai siang. Matahari tak bersinar dengan terang seperti biasanya. Hari ini Sungchan ingin mengunjungi suatu tempat. Sudah lama sekali ia tak menemuinya. Terakhir kali ia berkunjung lima tahun yang lalu.

Sungchan turun dari taxi. Koper hitamnya ia keluarkan dari bagasi mobil. Sejenak, ia memandangi tempat yang dikelilingi pagar besi - tepat berada di depannya.

Hatinya mulai terasa sakit saat melihat tulisan pada plang besi yang berada di atas pintu masuk.

'TEMPAT PEMAKAMAN'

Kira-kira seperti itu tulisan yang tertera pada plang.

Sungchan memasuki tempat pemakaman secara perlahan. Terasa sedikit berat saat melangkah. Pikirannya mulai kosong.

Ia berhenti di depan batu nisan yang sangat indah. Beberapa ikat bunga juga berada di atas makam. Matanya langsung tertuju pada aksara cina yang terukir indah di atas nisan.

"Hey, aku datang lagi. Maaf sudah lama tak mengunjungimu. Bagaimana kabarmu?"

Air mata Sungchan mulai mengalir di pipinya. Rasa sakitnya sudah tak bisa terbendung lagi. Ia mulai merintih lirih.

Tangisannya mulai menjadi saat rasa sakit, rindu dan menyesal menghantamnya. Ia sudah benar-benar tak bisa menahan rasa sedih yang ia pendam lagi. Masa lalu mulai menghantuinya, lagi.

To be continue~

»»oOo««

Don't forget to vote and comment, if you like it.
Thank you (감사합니다) 🌈🌈

[✔] Past to Present || [Jung Sungchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang