Sebelum Sesudah

106 20 0
                                    

"Kamu udah nggak anggap Ibu hidup? Kamu berani menikahi wanita itu tanpa memberitahu Ibu?"

"Diana," potong Dodi cepat. "Dia punya nama, Bu. Sampai kapan Ibu mau seperti ini?"

Wanita bernama Diana itu menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang selalu ingin turun ketika mendengar semua ucapan yang dikatakan oleh ibu dari suaminya, Dodi.

Kilatan tidak suka tergambar jelas dari perempuan berambut sebahu itu. Memandang Diana dengan senyuman miringnya dan remeh.

"Ibu tahu yang terbaik buat kamu, Dodi. Kamu sudah Ibu jodohkan dengan Resti dan segera ceraikan wanita tidak jelas itu."

Dodi meraih tangan Diana erat. Seoalah mengisyaratkan tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Tidak peduli apa yang dikatakan oleh ibunya.

"Apa alasan Ibu masih belum berubah? Karena Diana anak yatim piatu dan tidak berasal dari keluarga yang berada seperti Resti?" Dodi menatap lemah ibunya. Entah pertanyaan yang keberapa kalinya ia menanyakan ini.

Mia mengangguk singkat. Berjalan maju untuk mendekati Diana dan menyentuh ujung rambutnya. "Resti jauh lebih baik dari pada dia, Dod. Entah itu dari wajah, penampilan, bebet dan bobotnya juga."

Mendengar dan melihat wanita yang dicintainya diperlakukan seperti itu Dodi segera menjauhkan tangan ibunya dari Diana. Menarik mundur wanitanya agar ke belakang.

"Ibu benar, Resti jauh lebih baik dari pada Diana," kata Dodi dengan senyuman kecilnya. "Tapi menurut aku Diana lebih segalanya dari pada Resti. Diana adalah orang yang selama ini ada selama Ibu nggak ada buat aku."

Langkah kaki Mia terhenti mendengar itu. Membalikan badannya dan menatap nyalang putranya.

Dodi membalas tatapan itu tanpa rasa takut. "Apa Ibu tahu bagaimana aku waktu sekolah? Bagaimana nilai dan pergaulan aku selama di sekolah? Apa Ibu juga tahu kalau aku pernah sakit dan hampir satu minggu tidak masuk sekolah? Ada yang Ibu tahu tentang aku selain aku adalah anak Ibu?"

Diana sudah terisak, menarik tangan Dodi agar berhenti bicara dan tidak mengatakan hal yang jauh lebih dari itu.

"Diana yang dari dulu ada buat aku, Bu. Dia yang menyelamatkan aku waktu yang lain membully, dia yang merawat dan mengobati luka di wajahku," papar Dodi semakin membuat Diana terisak dan Mia diam seribu bahasa.

"Yang Ibu tahu hanya bekerja. Uang, uang dan uang. Jarang pulang dan lupa kalau di rumah punya anak yang butuh kasih sayang."

Orang tuanya berpisah sejak kecil, membuat Dodi tidak pernah tahu bagaimana kasih sayang seorang ayah yang sekarang entah di mana. Tersisa ibu yang ternyata juga gila kerja dan sering meninggalkannya.

Bertemu dengan Diana sejak masa putih abu membuat Dodi merasakan apa itu cinta dan kasih sayang dari orang lain. Sosok Diana yang perhatian dan humoris membuatnya jatuh cinta seiring berjalannya waktu. Dodi tidak mau kehilangan Diana. Maka saat Mia mengetahui hubungannya ia mengabaikannya. Tetap mempertahankan wanita yang dicintainya.

Bertahun-tahun menjalin hubungan dengan Diana. Selama itu pula ia tidak pernah merasakan hidup kesepian meski sering ditinggal Mia. Maka setelah merasa mapan dan cukup ia memutuskan untuk menikahi Diana. Tanpa sebuah restu yang selalu ia pinta dan mohon pada ibunya selama bertahun-tahun.

Mia mengatakan jika Diana bukanlah wanita yang cocok untuk Dodi. Menginginkan Resti wanita pilihannya untuk istri Dodi nantinya. Tapi cinta tidak dipaksa bukan, Dodi tetap menikahi dan bertindak egois untuk kebahagiaannya dengan Diana.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang